Kandungan kimia rimpang temulawak dibedakan atas beberapa fraksi, yaitu fraksi pati, fraksi kurkuminoid, dan fraksi minyak atsiri. Kandungan fraksi
pati merupakan kandungan terbesar dalam rimpang temulawak. Fraksi kurkuminoid merupakan komponen pemberi warna kuning pada rimpang dan
diketahui memiliki aktivitas biologik dalam spektrum yang luas. Fraksi minyak atsiri temulawak terdiri dari senyawa turunan monoterpen dan seskuiterpen.
Fraksi minyak atsiri ini juga diketahui memiliki aktivitas biologik dengan spektrum luas yang dalam beberapa hal bekerja sinergistik dengan fraksi
kurkuminoid Sidik et al., 2005. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak temulawak ternyata
mempunyai efek antioksidan. Jitoe et al. 1992 mengukur efek antioksidan dari sembilan jenis rimpang temu-temuan dengan metode Tiosianat dan metode
Tiobarbituric Acid TBA dalam sistem air-alkohol. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa aktivitas antioksidan ekstrak temulawak ternyata lebih besar dibandingkan dengan aktivitas tiga jenis kurkuminoid yang diperkirakan terdapat dalam
temulawak. Jadi, diduga ada zat lain selain ketiga kurkuminoid tersebut yang mempunyai efek antioksidan. Selanjutnya Masuda et al. 1992 berhasil
mengisolasi analog kurkumin baru dari rimpang temulawak, yaitu: 1-4-hydroxy- 3,5-dimetoxyphenyl-7- 4-hydroxy-3-metoxyphenyl- 1E.6E -1,6- heptadien-3,4-
dion . Senyawa tersebut ternyata menunjukkan efek antioksidan melawan auto-
oksidasi asam linoleat dalam sistem air-alkohol.
G. LEMON Citrus medica var. Lemon
Hampir semua jenis buah jeruk berasal dari Asia Tenggara, terutama dari India, Cina, dan kepulauan Malaysia. Jenis jeruk lemon dan nipis lime tersebar
mulai dari Himalaya ke arah selatan di India and ke bagian timur menuju daerah Malaysia Nagy dan Shaw, 1990.
Jeruk lemon berbentuk lonjong atau prolate lihat Gambar 7, memiliki karakterisitk citarasa yang lembut tender, berair juicy, dan asam Fellers, 1985
seperti dikutip oleh: Nagy dan Shaw, 1990. Kandungan total padatan terlarut TPT dan total asam dalam jeruk lemon akan semakin meningkat seiring dengan
semakin meningkatnya derajat kematangan buah, sedangkan kandungan total
13
gulanya akan menurun Sinclair, 1984 seperti dikutip oleh: Nagy dan Shaw, 1990. Kandungan asam sebagian besar terdiri atas asam sitrat dalam jeruk
lemon berkisar antara 60–75 dari TPT dan total gulanya berkisar 1 dari berat lemon lihat Tabel 2, Nagy dan Shaw, 1990.
Gambar 7. Jeruk lemon utuh kiri penampang melintang kanan
Jeruk lemon dipanen ketika warna buahnya masih hijau. Jeruk lemon yang sudah matang ditandai dengan munculnya warna kuning keputih-putihan whitish
yellow pada buah, dan ditandai dengan semakin tipisnya kulit buah dengan
munculnya lapisan lilin tebal pada kulit untuk memperlambat proses repirasi dan memperpanjang umur simpan Swisher dan Swisher, 1980 seperti dikutip oleh:
Nagy dan Shaw, 1990. Jeruk lemon tidak dikonsumsi secara langsung, melainkan banyak digunakan sebagai perisa dan asidulan alami, serta penguat citarasa flavor
enhancer pada makanan maupun minuman Swisher dan Swisher, 1980 seperti
dikutip oleh: Nagy dan Shaw, 1990. Tabel 2.
Komposisi kimia jus jeruk lemon Nagy dan Shaw, 1990
Penyusun Jumlah g100 g jus
Kadar air 92.36
TPT °Brix 8.30
Asam sitrat 5.98
pH 2.2 Gula
Total 1.17 Sukrosa 0.09
Gula pereduksi 1.09
Kadar abu mineral 0.25
14
Kandungan komponen volatil di dalam jus lemon telah diteliti oleh Mussinan et al. 1981 dengan jumlah tidak kurang dari 300 komponen volatil
yang berhasil diidentifikasi. Beberapa komponen volatil utama pada jeruk lemon disajikan pada Tabel 3. Komponen p-cymen-8-yl ethyl ether diketahui memiliki
karakterisitk citarasa lemon juice-like. Menurut Nagy dan Shaw 1990, komponen citarasa lemon yang paling penting adalah sitral. Komponen ini
terkandung dalam jus lemon dengan komposisi 95 geranial dan 5 neral. Tabel 3.
Komponen volatil dalam jus lemon Mussinan et al., 1981
Komponen mayor Komponen mayor
Hidrokarbon Alkohol monoterpene
Limonene Alkohol seskuiterpen
Aldehid Eter Geranial
p-cymen-8 yl etil eter Neral Asam-asam
organik Ester
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Sun et al. 2002, jeruk lemon memiliki kandungan total fenolik yang tinggi, yaitu sekitar 81.9
± 3.5 mg gallic acid equiv100 g berat dapat dimakan. Aktivitas antioksidan pada jeruk
lemon juga diukur dan dinyatakan dalam µmol vitamin C equivg berat dapat
dimakan sebesar 42.8 ± 1.0 µmolg. Selain itu, ekstrak jeruk lemon juga diketahui
memiliki aktivitas penghambatan terhadap pertumbuhan sel-sel kanker HepG2 yang dinyatakan dalam EC 50 mgml, yaitu sebesar 30.6
± 0.8 mgml Sun et al.
, 2002.
H. ASPEK CITARASA FLAVOR DAN WARNA REMPAH-REMPAH