Penelitian Pendahuluan Penelitian Lanjutan

Alat-alat yang digunakan untuk analisis adalah oven, pH meter, refraktometer, chromameter, mikroppet, spektrofotometer, alat-alat uji mikrobiologi cawan petri, inkubator, alat-alat uji organoleptik, dan alat-alat gelas lainnya.

B. METODE

Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap, yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian lanjutan. Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan metode ekstraksi dan jenis ekstrak yang optimal terhadap masing-masing bahan baku, serta untuk memperoleh formula awal minuman. Penelitian lanjutan bertujuan untuk mendapatkan formula minuman yang optimal dilihat dari segi aktivitas antioksidan dan mutu organoleptiknya kesukaan panelis terhadap citarasa dan warna minuman.

1. Penelitian Pendahuluan

Pada tahap ini dilakukan tiga bagian, yaitu penentuan metode ekstraksi, pemilihan jenis ekstrak, dan pembuatan formula awal minuman. Dalam proses ekstraksi secang dan kumis kucing digunakan air sebagai pengekstrak, namun ekstraksi jahe dan temulawak tidak melibatkan penambahan air. Proses lengkap untuk mendapatkan ekstrak kumis kucing, ekstrak jahe, ekstrak secang, dan ekstrak temulawak dapat dilihat pada Lampiran 1-4. Terdapat tiga jenis jahe yang diekstrak, yaitu jahe emprit, jahe gajah, dan jahe merah. Jenis ekstrak daun kumis kucing ditentukan setelah dilakukan dua macam perlakuan awal terhadap daun kumis kucing, yaitu daun kumis kucing yang dikeringkan di bawah sinar matahari selama 2-3 hari Mahendra dan Fauzi, 2005 dan daun kumis kucing segar. Jenis ekstrak yang digunakan sebagai penyusun minuman dipilih berdasarkan aktivitas antioksidan tertinggi dan mutu organoleptik terbaik. Formulasi awal minuman menggunakan campuran empat bahan baku utama kumis kucing, jahe, secang, dan temulawak. Formulasi tersebut digunakan sebagai basis awal dalam pembuatan minuman untuk mengetahui berapa 23 banyak total ekstrak rempah dan gula yang dapat ditambahkan ke dalam minuman bv tanpa menimbulkan kendala pada citarasa, serta untuk mengetahui sinergisme citarasa minuman yang dihasilkan.

2. Penelitian Lanjutan

Penelitian lanjutan dilakukan untuk mendapatkan formula optimal berupa proporsi relatif dalam masing-masing ekstrak bahan baku dari total ekstrak rempah hasil penelitian pendahuluan. Optimasi formula minuman dilakukan dengan metode Mixture Experiment , menggunakan bantuan piranti lunak Design Expert 7.0 ® . Proporsi relatif ekstrak kumis kucing, jahe, secang, temulawak, dan jeruk lemon dimasukkan sebagai data masukan. Selanjutnya ditentukan pula proporsi relatif minimum masing-masing ekstrak lower limit dan proporsi relatif maksimum masing-masing ekstrak upper limit sebagai data masukan sebelum didapatkan model rancangan percobaan. Hasil keluaran berupa model rancangan percobaan lihat Tabel 4. Selanjutnya dilakukan pembuatan minuman untuk mengukur respon masing- masing model rancangan percobaan tersebut. Dalam pembuatan minuman ditambahkan gula sukrosa bv, CMC vv, pengawet natrium benzoat vv, dan air minum. Variabel respon minuman diukur berdasarkan hasil uji aktivitas antioksidan minuman metode penangkapan senyawa radikal bebas stabil DPPH dan hasil uji organoleptik minuman metode hedonik dengan parameter citarasa dan warna. Variabel respon tersebut digunakan sebagai parameter untuk menetapkan nilai target optimasi formulasi minuman. Selanjutnya variabel respon yang didapat dari masing-masing model dimasukkan kembali ke dalam piranti lunak Design Expert 7.0 ® sebagai data masukan untuk mendapatkan formula minuman yang optimal berdasarkan nilai target yang sudah ditetapkan. Setelah itu dilakukan kembali pembuatan minuman dengan formula optimal. Aktivitas antioksidan minuman formula optimal diukur kembali dan dibandingkan dengan aktivitas antioksidan tertinggi yang dapat dicapai oleh minuman komponen tunggalnya. Selain itu, juga dilakukan perbandingan 24 aktivitas antioksidan minuman formula optimal dengan produk minuman komersil yang sudah dijual di pasaran sebagai pembanding. Tabel 4. Rancangan percobaan hasil olahan program Design Expert 7.0 ® Model Jahe Secang Kumis kucing Temulawak Lemon 110 220 315 411 540 680 713 830 916 101 111 125 131 141 159 166 171 181 197 Keterangan: semua angka disamarkan Uji sensori terhadap minuman formula optimal kemudian dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukaan panelis berdasarkan atribut citarasa dan warnanya. Dalam uji sensori tersebut, tingkat kesukaan panelis terhadap minuman formula optimal dibandingkan dengan tingkat kesukaan panelis terhadap produk komersil minuman berbasis rempah. Minuman dengan formula optimal juga diamati stabilitasnya hingga 15 hari penyimpanan. Stabilitas minuman yang diamati meliputi: aktivitas 25 antioksidan selama 15 hari penyimpanan, karakter citarasa dan warna minuman pengamatan sensori secara individual selama sembilan hari penyimpanan, nilai pH, nilai total padatan terlarut TPT, derajat warna minuman nilai L dan °Hue, dan total mikroba dalam minuman metode Total Plate Count selama sembilan hari penyimpanan, serta total kapang- khamir dan total polifenol minuman formula optimal pada akhir penyimpanan hari ke-15. Minuman tersebut disimpan di tiga taraf suhu, yaitu suhu refrigerator 1-3°C, suhu kamar ±30°C, dan suhu tinggi ±55°C. Metodologi penelitian selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 8.

C. ANALISIS

Dokumen yang terkait

Pengaruh pemberian ekstrak etanol 96% herba kumis kucing (orthosiphon stamineus benth) terhadap penurunan kadar kolesterol total pada tikus jantan yang diinduksi pakan hiperkolesterol

3 20 92

Formulasi Minuman Fungsional Berbasis Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus B*Miq) dan Proses Pembuatannya

0 6 1

Perpanjangan Umur Simpan Dan Perbaikan Citarasa Minuman Fungsional Berbasis Kumis Kucing (Orthosiphon Aristatus Bi. Miq) Menggunakan Ekstrak Berbagai Varietas Jeruk

2 60 111

Upaya peningkatan penerimaan citarasa minuman fungsional berbasis kumis kucing (Orthosiphon aristatus Bl. Miq) dengan menggunakan beberapa ekstrak jeruk dari varietas yang berbeda dan flavor enhancer

5 41 186

Aktivitas antihiperglikemik minuman fungsional berbasis ekstrak daun kumis kucing (Orthosiphon aristatus BI. Miq) pada mencit hiperglikemik yang diinduksi dengan Streptozotocin

0 11 276

Pertumbuhan, Produksi dan Kadar Sinensetin Tanaman Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus Bl. Miq.) pada Berbagai Umur Panen

2 7 55

Penentuan Waktu Panen pada Budidaya Tanaman Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus Bl. Miq.)

0 6 7

Upaya Peningkatan Produksi Biomassa dan Kadar Sinensetin Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus Bl. Miq.) dengan Pemupukan

0 4 8

Pertumbuhan, Produksi, Dan Kadar Sinensetin Tanaman Kumis Kucing (Orthosiphon Aristatus Bl. Miq.) Pada Berbagai Intensitas Naungan Dan Cara Pemupukan Nitrogen

1 11 53

Analisis Struktur Anatomi Dan Histokimia Tiga Varietas Kumis Kucing (Orthosiphon Aristatus (Blume) Miq.)

4 25 34