KAYU SECANG Caesalpinia sappan Linn.

jahe juga telah terbukti menunjukkan adanya perbaikan sistem imun atau kekebalan tubuh Zakaria et al., 2000. Gambar 3. Degradasi gingerol dalam suasana asam Bhattarai et al., 2001 Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan oleh Firmansyah 2003, diketahui bahwa jahe memiliki aktivitas antioksidan metode ransimat tertinggi 3.39, bila dibandingkan dengan kayu secang 3.12, dan pala 1.63. Rimpang jahe juga dikenal memiliki banyak khasiat kesehatan, antara lain sebagai peluruh kentut carminative, perangsang stimulant, pemberi aroma atau bumbu, melancarkan sirkulasi darah, menurunkan kolesterol, peluruh keringat diaphoretic, antimuntah antitussive, antiradang anti-inflamantory, dan menambah nafsu makan stomachica Wijayakusuma, 2002.

E. KAYU SECANG Caesalpinia sappan Linn.

Kayu secang Gambar 4 merupakan sumber utama pewarna merah sejak dahulu sampai ke penghujung abad ke-19. Kayu secang di Indonesia banyak digunakan untuk memberi warna merah pada minuman. Menurut Zerrudo 1999, sumber zat warna alami secang berasal dari komponen pigmen brazilin yang berwarna merah yang bersifat mudah larut dalam air panas. Selain sebagai bahan pewarna, brazilin kayu secang mempunyai aktivtas sebagai antibakteri dan bakteriostatik. 10 Gambar 4. Pohon secang dan irisan kayu secang Kandungan kimia ekstrak petroleum eter, kloroform, dan metanol kayu dengan KLT Kromatografi Lapis Tipis menggunakan berbagai pereaksi warna diperoleh senyawa golongan terpenoid, fenil propane, dan fenolik lain. Senyawa lain yang telah berhasil diidentifikasi adalah sappankhalkon, sappanon A, sappanon B, 3-hidroksisappanon B, sappanol, caesalpin J, caesalpin P, protosappanin B Sundari et al., 1998 seperti dikutip oleh: Firmansyah, 2003. Menurut Zerrudo 1999, kelompok senyawa fenol homo-isoflavanoid diduga bertanggung jawab atas khasiat obat pepagan dan kayunya. Batang dan daunnya mengandung alkaloid dan tanin, serta banyak mengandung saponin dan fitosterol. Secara empirik, ekstrak kayu secang digunakan sebagai obat luka, batuk berdarah muntah darah, penawar racun, sipilis, penghenti pendarahan, pengobatan pasca persalinan, bersifat pengkelat, daya disinfektan, antidiare, dan bersifat astringent. Kayu secang juga berkhasiat mengobati demam berdarah dan katarak mata. Menurut Fuke et al. 1985 senyawa brazilin C 16 H 16 O 6 dan brazilein C 16 H 14 O 6 mempunyai efek menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Gambar 5. Struktur kimia brazilin dan brazilein Anonim, 2006 Kandungan kimia dari kayu secang adalah tanin asam tanat, asam galat, resin, resorsin, brazilin, brazielin, minyak atsiri, sappanin Sundari et al., 1998 11 seperti dikutip oleh: Firmansyah, 2003, protosappanin, senyawa metohidroksibrasilin, turunan bensildihidrobensolfuran, senyawa brazilin, dan brazilein Fuke et al., 1985. Brazilin atau 7,11b-Dihydrobenz[b]indeno[1,2-d]pyran-3,6a,9,106H- tetrol, lihat Gambar 5 yang merupakan komponen terbesar dari kayu secang yang merupakan senyawa isoflavonoid yang memiliki sifat antioksidatif karena memiliki gugus catechol pada struktur kimianya. Berdasarkan sifat antioksidannya, brazilin merupakan pelindung terhadap bahaya radikal bebas pada sel. Brazilin memiliki warna kuning crystal amber-yellow dalam bentuk murninya, dapat dikristalkan, dan larut air. Suasana asam tidak mempengaruhi warna pigmen brazilin, tetapi dalam suasana basa dapat membuat warna brazilin menjadi lebih merah carmine red. Brazilin C 16 H 14 O 5 akan cepat membentuk warna merah jika terpapar sinar matahari, dan akan terjadi perubahan secara lambat oleh pengaruh cahaya Anonim, 1976. Terbentuknya warna merah ini disebabkan oleh terbentuknya senyawa brazilein C 16 H 12 O 5 , lihat Gambar 5.

F. TEMULAWAK Curcuma xanthorrhiza Roxb.

Dokumen yang terkait

Pengaruh pemberian ekstrak etanol 96% herba kumis kucing (orthosiphon stamineus benth) terhadap penurunan kadar kolesterol total pada tikus jantan yang diinduksi pakan hiperkolesterol

3 20 92

Formulasi Minuman Fungsional Berbasis Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus B*Miq) dan Proses Pembuatannya

0 6 1

Perpanjangan Umur Simpan Dan Perbaikan Citarasa Minuman Fungsional Berbasis Kumis Kucing (Orthosiphon Aristatus Bi. Miq) Menggunakan Ekstrak Berbagai Varietas Jeruk

2 60 111

Upaya peningkatan penerimaan citarasa minuman fungsional berbasis kumis kucing (Orthosiphon aristatus Bl. Miq) dengan menggunakan beberapa ekstrak jeruk dari varietas yang berbeda dan flavor enhancer

5 41 186

Aktivitas antihiperglikemik minuman fungsional berbasis ekstrak daun kumis kucing (Orthosiphon aristatus BI. Miq) pada mencit hiperglikemik yang diinduksi dengan Streptozotocin

0 11 276

Pertumbuhan, Produksi dan Kadar Sinensetin Tanaman Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus Bl. Miq.) pada Berbagai Umur Panen

2 7 55

Penentuan Waktu Panen pada Budidaya Tanaman Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus Bl. Miq.)

0 6 7

Upaya Peningkatan Produksi Biomassa dan Kadar Sinensetin Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus Bl. Miq.) dengan Pemupukan

0 4 8

Pertumbuhan, Produksi, Dan Kadar Sinensetin Tanaman Kumis Kucing (Orthosiphon Aristatus Bl. Miq.) Pada Berbagai Intensitas Naungan Dan Cara Pemupukan Nitrogen

1 11 53

Analisis Struktur Anatomi Dan Histokimia Tiga Varietas Kumis Kucing (Orthosiphon Aristatus (Blume) Miq.)

4 25 34