4. Uji Organoleptik, metode skala hedonik Meilgaard et al., 1999
Uji organoleptik dilakukan dengan skala kesukaan atau hedonik terhadap formula minuman yang telah dibuat. Dalam uji ini panelis diminta
mencicipi sampel dan diantara masing-masing pencicipan sampel diharuskan mengkonsumsi air minum sebagai penetral, kemudian panelis diminta untuk
memberikan penilaian tingkat kesukaannya terhadap warna dan citarasa aroma dan rasa sampel dengan menggunakan 5 tingkat skala hedonik
[dimulai dari sangat tidak suka =1 sampai sangat suka =5].
5. Nilai pH AOAC, 1995
Sebanyak 30-50 ml sampel langsung diukur nilai pH-nya dengan menggunakan pH meter. Sebelum digunakan, pH meter harus dikalibrasi
terlebih dahulu dengan larutan buffer pH 4.0 dan pH 7.0.
6. Total Padatan Terlarut AOAC, 1995
Total padatan terlarut diukur dengan menggunakan alat refraktometer. Filtrat sampel diteteskan di atas prisma refraktometer yang sudah distabilkan
lalu dilakukan pembacaan. Sebelum dan setelah digunakan, prisma refraktometer dibersihkan dengan alkohol. Total padatan terlarut dinyatakan
dalam °Brix sukrosa.
7. Derajat Warna, metode Hunter Hutching, 1999
Analisa dilakukan dengan menggunakan alat Minolta Chroma Meters. Pada prinsipnya, Minolta Chroma Meters bekerja berdasarkan pengukuran
perbedaan warna yang dihasilkan oleh permukaan sampel. Pengukuran dilakukan dengan meletakkan sampel di dalam wadah sampel berukuran
seragam misalnya cawan petri. Selanjutnya dilakukan pengukuran nilai L, a, dan nilai b terhadap sampel. Nilai L menyatakan parameter kecerahan
lightness yang mempunyai nilai dari 0 hitam sampai 100 putih. Nilai a menyatakan cahaya pantul yang menghasilkan warna kromatik campuran
merah-hijau dengan nilai +a positif dari 0–100 untuk warna merah dan nilai
29
–a negatif dari 0–-80 untuk warna hijau. Nilai b menyatakan warna kromatik campuran biru-kuning dengan nilai +b positif dari 0–70 untuk
kuning dan nilai –b negatif dari 0–-70 untuk warna biru. Selanjutnya dihitung °Hue dari nilai a dan b yang diperoleh dengan persamaan °Hue = arc
tan ba Tabel 5. Tabel 5.
Deskripsi warna berdasarkan °Hue °Hue [arc tan ba]
Deskripsi warna
18 – 54 Red
R 54 – 90
Yellow Red YR
90 – 126 Yellow
Y 126 – 162
Yellow Green YG
162 – 198 Green
G 198 – 234
Blue Green BG
234 – 270 Blue
B 270 – 306
Blue Purple BP
306 – 342 Purple
P 342 – 18
Red Purple RP
8. Total Mikroba Total Plate Count Maturin dan Peeler, 2001
Sebanyak satu ml sampel diambil dan dimasukkan ke dalam 9 ml larutan pengencer. Selanjutnya dilakukan pengocokan hingga homogen
dengan vorteks. Pengenceran dan pemupukan dilakukan hingga tingkat pengenceran 10
-2
. Dari tiap-tiap pengenceran, dipipet secara aseptis 1 ml untuk dimasukkan ke dalam cawan petri steril pemupukan secara duplo dan
ditambahkan media PCA Plate Count Agar steril sebanyak 15-20 ml. Segera setelah penuangan, cawan petri digerakkan di atas meja secara
hati-hati untuk menyebarkan sel-sel mikroba secara merata, yaitu dengan gerakan melingkar atau angka delapan. Setelah medium membeku, cawan
petri diinkubasikan dengan posisi terbalik pada inkubator suhu 37°C selama 2 hari 48 jam. Perhitungan jumlah total mikroba dilakukan dengan
menggunakan Standard Plate Count SPC metode Harrigan.
30
9. Total Kapang-Khamir Maturin dan Peeler, 2001