Tabel 1. Formulasi minuman fungsional yang pernah diteliti sebelumnya
Peneliti tahun Jenis dan total ekstrak rempah dalam minuman
Krisnayunita 2002 minuman sari temulawak total ekstrak 2 – 3.5
Yusuf 2003 minuman sari jahe total ekstrak 7 – 11 vv,
minuman sari sereh total ekstrak 5 – 11 vv Sejati 2002
minuman sari asam total ekstrak 4 – 6, minuman sari kunyit total ekstrak 9 – 13
Prihantini 2003 minuman sari sereh total ekstrak 5 – 10 vv,
minuman sari jahe total ekstrak 5 – 10 vv Girsang 2003
minuman madai total ekstrak rempah 0.65 bv Oktaviany 2002
minuman Cinna-Ale total ekstrak rempah 5 bv Dulimarta 2001
minuman bir pletok total ekstrak rempah 1 bv
B. REMPAH-REMPAH SEBAGAI SUMBER ANTIOKSIDAN
Kata rempah-rempah diturunkan dari bahasa Latin, yaitu spices aromatacea
yang berarti buah-buahan bumi Farrell, 1990. The American Spice Trade Association
mendefinisikan rempah-rempah spice sebagai semua bahan berasal dari tanaman yang bersifat harum fragrant, atau beraroma khas
aromatic, atau bercitarasa kuat dan tajam pungent, baik dalam bentuk segar maupun yang dikeringkan, dalam bentuk utuh, hancuran, maupun dalam bentuk
bubuk. Rempah-rempah umumnya berkontribusi pada citarasa flavor, dimana fungsi primernya sebagai penguat citarasa seasoning, dan bukan sebagai sumber
zat gizi, dan juga dapat berkontribusi sebagai zat penambah nikmat relish atau piquancy
yang ditambahkan pada makanan maupun minuman Farrel, 1990. Bagian tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai rempah-rempah antara
lain kulit kayu bark, kuncup buds, umbi bulbs, bunga flower, buah fruit, daun leaves, rimpang rhizome, akar root, biji seed, termasuk putik stigma
dan benang sari style, dan semua bagian tanaman yang berada di atas tanah lainnya Farrel, 1990.
Menurut Aggarwal et al. 2002, ada banyak komponen dalam rempah- rempah yang dapat menghambat proses terbentuknya senyawa oksigen reaktif
Reactive Oxygen Species, disingkat ROS, di dalam beberapa sistem in vitro
5
maupun in vivo. Tidak kurang dari 30 jenis rempah-rempah dan tumbuhan mampu menunjukkan sifat antioksidan. Aktivitas antioksidan dalam rempah-rempah
berperan penting dalam menghambat pertumbuhan sel, replikasi virus, inflamasi, menghambat alergi dan radang sendi, mencegah kanker dan penyakit jantung, dan
untuk menetralkan racun Aggarwal et al., 2002. Sejak ribuan tahun yang lalu, rempah-rempah telah dikenal memiliki
khasiat penyembuhan terhadap berbagai macam penyakit, khususnya di negara- negara Asia, India, dan Afrika. Senyawa aktif dalam rempah-rempah tersebut
terbukti berasal dari senyawa kimia hasil metabolisme tumbuhan, disebut sebagai senyawa fitokimia. Senyawa fitokomia dalam tumbuhan dapat berupa sulfida
organik organosulfides, monoterpenoid, flavonoid, polifenol, indol, dan isotiosianat Max, 1992 seperti dikutip oleh: Aggarwal et al., 2002. Senyawa-
senyawa fitokimia tersebut mampu menjaga dan meningkatkan kondisi kesehatan tubuh Craig, 2001.
Menurut Pradono et al. 2006, Indonesia memiliki kekayaan sumberdaya hayati terbesar kedua setelah Brazil dengan lebih dari 28.000 spesies tanaman.
Meskipun demikian, baru sekitar 1.000 spesies tanaman yang terdaftar dalam Badan Pengawasan Obat dan Makanan BPOM yang telah digunakan untuk
memproduksi pangan fungsional, terutama untuk jamu. Beberapa komponen aktif dalam rempah-rempah yang memiliki aktivitas
antioksidan, antara lain: asam rosmarinat dalam rosemary, timol dalam thyme, 6-gingerol, 6-shogaol, dan zingerone dalam jahe, kurkumin dalam kunyit dan
temulawak, capsaicin dalam cabe merah, eugenol dalam cengkeh, vanillin dalam panili, sitral dalam sereh, karnosol, asam kafeat, dan asam ferulat
Aggarwal et al., 2002
C. KUMIS KUCING Orthosiphon aristatus Bl. Miq.