Total Kapang-Khamir Maturin dan Peeler, 2001 Total Polifenol, metode Folin-Denis Shahidi dan Naczk, 1995

9. Total Kapang-Khamir Maturin dan Peeler, 2001

Sebanyak satu ml sampel diambil dan dimasukkan ke dalam 9 ml larutan pengencer. Setelah itu dilakukan pengocokan hingga homogen dengan vorteks. Pengenceran dan pemupukan dilakukan hingga tingkat pengenceran 10 -2 . Selanjutnya ke dalam cawan tersebut dimasukkan media PDA Potato Dextrose Agar cair yang telah ditambah asam tartarat steril 10 sebanyak 15-20 ml. Segera setelah penuangan, cawan petri digerakkan di atas meja secara hati-hati untuk menyebarkan sel-sel mikroba secara merata, yaitu dengan gerakan melingkar atau angka delapan. Setelah medium membeku, cawan petri diinkubasikan dengan posisi terbalik pada inkubator suhu 30°C selama 2 hari 48 jam. Perhitungan jumlah kapang dan khamir dilakukan dengan menggunakan metode Harrigan.

10. Total Polifenol, metode Folin-Denis Shahidi dan Naczk, 1995

Minuman dengan formula optimal digunakan sebagai sampel pengujian total polifenol. Asam tanat digunakan sebagai standar. Hasil pengukuran total polifenol minuman kemudian dihitung berdasarkan kesetaraannya dengan total polifenol pada asam tanat yang dinyatakan dalam ppm TAE Tannic Acid Equivalent. Secara spesifik, metode pengukuran total polifenol dapat dilihat pada Gambar 10. Diambil 1 ml sampel diencerkan 2-4x dengan akuades Ditambah pereaksi Folin-Dennis sebanyak 1 ml Diinkubasi dalam ruang gelap suhu kamar selama 5 menit Ditambah 0.25 ml larutan Na 2 CO 3 60 gL dan 1.75 ml akuades Diinkubasi sampel dalam ruang gelap suhu kamar selama 30 menit Dibaca absorbansi sampel dengan spektrofotometer pada λ = 760 nm Gambar 10. Pengukuran total polifenol metode Folin-Denis 31

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. PENELITIAN PENDAHULUAN 1. Ekstraksi Bahan Baku

Ekstraksi adalah suatu cara untuk memisahkan campuran beberapa zat menjadi komponen-komponen yang terpisah Winarno et al., 1973. Tahapan ekstraksi diupayakan sesingkat mungkin agar kandungan senyawa aktif yang memiliki aktivitas antioksidan dalam bahan baku tidak banyak hilang terutama karena proses pemanasan. Proses ekstraksi juga dilakukan sesederhana mungkin dengan harapan agar pembuatan minuman fungsional ini dapat dengan mudah diterapkan pada skala industri, terutama bagi skala industri rumah tangga. Menurut Junita et al. 2001, penggunaan pelarut organik untuk mengekstrak bahan baku dinilai tidak tepat karena hasil ekstraksi akan digunakan dalam formulasi minuman. Sebelum pengekstrasian, dilakukan proses blansir dengan merendam bahan baku dalam air panas 82-93°C selama 3-5 menit. Hal ini bertujuan untuk mengurangi jumlah mikroba awal, inaktivasi enzim katalase dan peroksidase, dan melunakkan jaringan Fardiaz et al., 1980, khususnya pada rimpang jahe dan temulawak sebelum diblender dengan juice extractor. Pasteurisasi dan proses shock cooling juga dilakukan pada ekstrak yang telah dikemas dalam wadah botol kaca steril untuk mempertahankan daya awet ekstrak yang telah dibuat Frazier dan Westhoff, 1978. Ekstraksi air daun kumis kucing dilakukan dengan mengikuti prosedur pembuatan obat tradisional, yaitu dengan merebus 30 g daun kumis kucing segar maupun kering di dalam tiga gelas air, atau sekitar 600 ml air Wijayakusuma et al., 1997; Muhlisah, 1995. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dilakukan dua macam perlakuan awal terhadap daun kumis kucing, yaitu daun kumis kucing yang sudah dikeringkan dengan sinar matahari dan daun kumis kucing segar. Dalam penelitian ini hanya digunakan bagian daunnya agar pembuatan ekstrak dapat dihomogenkan. Daun yang dipilih adalah daun kumis kucing yang masih berwarna hijau agak gelap, tidak ada bercak coklat, dan masih

Dokumen yang terkait

Pengaruh pemberian ekstrak etanol 96% herba kumis kucing (orthosiphon stamineus benth) terhadap penurunan kadar kolesterol total pada tikus jantan yang diinduksi pakan hiperkolesterol

3 20 92

Formulasi Minuman Fungsional Berbasis Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus B*Miq) dan Proses Pembuatannya

0 6 1

Perpanjangan Umur Simpan Dan Perbaikan Citarasa Minuman Fungsional Berbasis Kumis Kucing (Orthosiphon Aristatus Bi. Miq) Menggunakan Ekstrak Berbagai Varietas Jeruk

2 60 111

Upaya peningkatan penerimaan citarasa minuman fungsional berbasis kumis kucing (Orthosiphon aristatus Bl. Miq) dengan menggunakan beberapa ekstrak jeruk dari varietas yang berbeda dan flavor enhancer

5 41 186

Aktivitas antihiperglikemik minuman fungsional berbasis ekstrak daun kumis kucing (Orthosiphon aristatus BI. Miq) pada mencit hiperglikemik yang diinduksi dengan Streptozotocin

0 11 276

Pertumbuhan, Produksi dan Kadar Sinensetin Tanaman Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus Bl. Miq.) pada Berbagai Umur Panen

2 7 55

Penentuan Waktu Panen pada Budidaya Tanaman Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus Bl. Miq.)

0 6 7

Upaya Peningkatan Produksi Biomassa dan Kadar Sinensetin Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus Bl. Miq.) dengan Pemupukan

0 4 8

Pertumbuhan, Produksi, Dan Kadar Sinensetin Tanaman Kumis Kucing (Orthosiphon Aristatus Bl. Miq.) Pada Berbagai Intensitas Naungan Dan Cara Pemupukan Nitrogen

1 11 53

Analisis Struktur Anatomi Dan Histokimia Tiga Varietas Kumis Kucing (Orthosiphon Aristatus (Blume) Miq.)

4 25 34