Analisa Rasio Keuangan Analisa Laporan Keuangan

3. Rentabilitas atau profitabilitas, menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Rentabilitas suatu perusahaan diukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan menggunakan ativanya secara produktif. Dengan demikian rentabilitas suatu perusahaan dapat diketahui dengan memperbandingkan laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah modal perusahaan tersebut. Analisa laporan keuangan mempunyai tujuan untuk membuat agar data dapat lebih dimengerti sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Faktor- faktor seperti likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas akan dapat diketahui dengan cara menganalisa dan menginterpretasikan laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan dengan menggunakan metode atau teknik analisa yang tepat atau sesuai dengan tujuan analisa. Dengan kata lain, kegiatan analisa terhadap laporan keuangan perusahaan akan memperoleh gambaran yang berhubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan.

2.5.1. Analisa Rasio Keuangan

Secara matematis, rasio keuangan merupakan rasio dimana pembilang dan penyebut diambil dari data keuangan. Menurut Keown 2004 menjelaskan bahwa rasio keuangan merupakan penulisan ulang data akuntansi ke dalam bentuk perbandingan dalam rangka mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan. Oleh karena itu, rasio keuangan dapat dijadikan sebagai suatu ukuran untuk mengukur kinerja keuangan suatu perusahaan. Dalam menggunakan rasio-rasio keuangan sebagai alat ukur untuk menilai kinerja keuangan suatu perusahaan perlu diperhatikan bahwa adanya keaneka ragamaan rasio keuangan menyebabkan adanya kesamaan-kesamaan pendapat tentang penggunaan sejumlah rasio keuangan tertentu tetapi tidak sedikit pula dijumpai adanya perbedaan-perbedaan pendapat. Menurut Soediyono 1991, perbedaaan-perbedaan pendapat tersebut tercermin antara lain dalam bentuk : 1. Perbedaan terminologi Dalam bidang pengetahuan yang sedang menjadi perhatian, menurut kenyataan tidak jarang dijumpai istilah yang sama dipergunakan dalam artian yang berbeda. Disamping itu banyak pula ditemukan hal yang sebaliknya, yaitu untuk sebuah pengertian dipergunakan lebih dari satu istilah. 2. Perbedaan klasifikasi Dalam mengelompokkan rasio-rasio keuangan ditemukan juga adanya ketidakseragaman antara penulis yang satu dengan penulis yang lain. 3. Perbedaan isi Di samping perbedaan terminologi dan perbedaan klasifikasi berkecenderungan menghasilkan ungkapan kesimpulan yang berbeda-beda, tidak jarang pula perbedaan asumsi menghasilkan kesimpulan-kesimpulan yang berbeda mengenai substansinya. Soediyono 1991, menjelaskan dalam menggunakan rasio- rasio keuangan yang bertujuan untuk menginterpretasikan data keuangan perusahaan diperlukan beberapa pedoman sebagai pegangan dalam melaksanakan penafsiran tersebut. Di bawah ini disajikan pedoman yang perlu mendapatkan perhatian dalam memanfaatkan analisis rasio-rasio keuangan perusahaan. 1. Dalam menafsirkan data dan rasio keuangan diperlukan pemahaman yang baik mengenai maksud yang terkandung dalam setiap pos akun pada laporan keuangan yang hendak dianalisis. 2. Penganalisis perlu mengetahui metode penilaian yang dipergunakan perusahaan dalam menyusun laporan keuangannya. 3. Penganalisis perlu menyadari bahwa rasio keuangan yang ideal bagi suatu bidang usaha belum tentu ideal bagi bidang usaha yang lain. 4. Penganalisis perlu memperhatikan mengenai kebijakan yang diambil perusahaan pada periode pembukuan bersangkutan. Umar 2004 menjelaskan rasio-rasio keuangan sebagai berikut : a. Rasio likuiditas Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menyediakan kas dan pos lancar lain yang sifatnya hampir mendekati kas yang berguna untuk memenuhi semua kewajiban yang akan segera jatuh tempo. Rasio ini terdiri atas rasio lancar current ratio, rasio cepat acid test ratioquick ratio, dan rasio modal kerja bersih terhadap total aktiva. Rasio lancar menunjukkan kemampuan dalam memenuhi kewajiban lancarnya dengan aktiva lancarnya. Rasio lancar dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Rasio cepat adalah rasio yang dihitung dengan menggunakan aktiva lancar tanpa menyertakan persediaan dibagi dengan kewajiban lancar. Rasio modal kerja bersih terhadap total aktiva menunjukkan potensi cadangan kas yang ada akibat selisih yang terjadi antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar. b. Rasio aktivitas Rasio ini dipakai untuk menentukan penilaian efektifitas perusahaan menggunakan aktivanya untuk menghasilkan penjualan. Rasio ini terdiri dari rasio perputaran persediaan, rasio perputaran total aktiva, rasio perputaran aktiva tetap, dan rasio perputaran piutang. Rasio perputaran persediaan menunjukkan keefektifan dan keefisienan perusahaan dalam mengatur investasinya dalam persediaan yang direfleksikan dalam berapa kali persediaan itu diputar selama satu periode tertentu. Rasio perputaran total aktiva mengukur efisiensi perusahaan dalam pemakaian total aktivanya untuk menghasilkan penjualan. Rasio perputaran aktiva tetap mengukur efisiensi perusahaan dalam menggunakan aktiva tetap guna menghasilkan penjualan. Rasio perputaran piutang merupakan kemampuan dana yang tertanam dalam piutang untuk berputar dalam suatu periode tertentu. c. Rasio leverage solvabilitas Rasio ini menunjukkan kualitas kewajiban perusahaan serta berapa besar perbandingan kewajiban tersebut dengan aktiva perusahaan. Rasio ini terdiri atas rasio utang, rasio kewajiban lancar terhadap total aktiva dan rasio kewajiban tidak lancar terhadap total aktiva. Rasio utang mengukur sejauh mana kewajiban perusahaan digunakan untuk mendanai pembelian atau investasi atas aktiva perusahaan. Rasio ini dihitung dengan menggunakan total kewajiban dibagi dengan total aktiva. Rasio kewajiban lancar terhadap total aktiva mengukur seberapa besar total aktiva yang dibiayai dengan kewajiban lancar. Rasio kewajiban tidak lancar terhadap total aktiva mengukur berapa besar aktiva perusahaan yang dibiayai oleh kewajiban bukan lancar. d. Rasio profitabilitas Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dalam periode tertentu. Rasio ini terdiri atas margin laba kotor, margin laba bersih, return on investment ROI, return on assets ROA dan return on equity ROE. Margin laba kotor adalah rasio yang menunjukkan kemampuan dari penjualan untuk mendapatkan laba kotor dan berguna untuk memberikan indikasi mengenai efisiensi operasi perusahaan dan penetapan harga jual. Margin laba bersih adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba setelah beban operasi atau usaha dan harga pokok penjualan dalam hubungannya dengan penjualan yang dilakukan. Return on investment ROI mencerminkan kemampuan manajemen dalam mengatur aktiva-aktivanya seoptimal mungkin sehingga dicapai laba bersih yang diinginkan. Return on assets ROA menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari aktiva-aktiva yang tersedia. Return on equity menunjukkan perbandingan antara laba bersih terhadap modal ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan.

2.5.2. Analisa Persentase Per Komponen Common Size Percentage