perusahaan sangat memperhatikan tanggung jawabnya kepada peserta.
4.9.2. Analisa Persentase Per Komponen
Analisa persentase perkomponen adalah suatu metode analisa untuk mengetahui persentase investasi pada masing-masing
aktiva terhadap total aktivanya, juga untuk mengetahui struktur permodalannya dan komposisi perongkosan yang terjadi
dihubungkan dengan jumlah penjualannya pendapatan. Analisa ini dapat memberikan gambaran tentang perubahan-perubahan
dalam masing-masing pos dari tahun ke tahun dalam hubungannya dengan total aktiva atau total penjualan.
Analisa persentase per komponen digunakan sebagai analisa pendukung terhadap analisa rasio keuangan. Melalui
analisa persentase per komponen yang dilakukan dapat diperoleh informasi sebagai berikut :
1. Komposisi neraca Komposisi neraca melalui analisa persentase per komponen
menggunakan total aktiva sebagai angka dasar untuk kelompok aktiva dan total pasiva sebagai angka dasar kelompok pasiva.
Analisa ini bertujuan untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada tiap pos akun neraca dan melihat struktur komposisinya.
Hasil analisa persentase per komponen terhadap neraca dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 8. Analisa persentase per komponen terhadap neraca program tabungan hari tua PT TASPEN Persero
Uraian 2005
2004 AKTIVA
Investasi
Deposito 21,50 21,53
Obligasi 60,84 58,86
Invesatsi Lainnya 0,57
0,12 Jumlah investasi
82,91 80,51
Aktiva lancar Kas, bank dan giro
0,01 0,03
Lanjutan tabel 8. Aktiva Lainnya
3,65 2,85
Jumlah Aktiva Lancar 3,66
2,88 Aktiva Tetap Setelah Dikurangi
Akumulasi Penyusutan 0,29 0,30
Aktiva Lain-Lain 13,14
16,31 Jumlah Aktiva
100 100
PASSIVA Kewajiban Kepada Pemegang Polis
Kewajiban manfaat polis masa depan 92,25
93,52 Utang klim
1,01 1,84
Jumlah kewajiban kepada pemegang polis 93,26
95,36 Kewajiban jangka pendek
0,77 0,39
Kewajiban jangka panjang 0,03
0,03 Kepentingan minoritas
0,04 0,05
Ekuitas 5,90 4,17
Jumlah kewajiban dan ekuitas 100
100 Sumber : Laporan Keuangan PT TASPEN Persero tahun
2005 diolah Melalui tabel tersebut dapat diketahui bahwa aktiva investasi
perusahaan memiliki proporsi yang paling besar dari keseluruhan aktiva yang dimiliki oleh perusahaan dengan nilai
mencapai 82,91. Besarnya komposisi aktiva investasi tersebut menunjukkan bahwa dalam kegiatan usahanya
perusahaan lebih cenderung untuk mengalokasikan dananya pada kegiatan investasi sehingga aktiva lain yang ada dalam
perusahaan relatif kecil dengan hanya mencapai sebesar 17,09 dari keseluruhan aktiva perusahaan.
Komposisi kelompok pasiva perusahaan didominasi oleh kewajiban kepada pemegang polis dengan nilai mencapai
93,26 dari keseluruhan pasiva perusahaan. Angka ini menunjukkan bahwa kewajiban utama perusahaan terletak pada
tanggung jawab perusahaan kepada peserta program asuransi. Pos akun lain yang signifikan terhadap komposisi struktur
pasiva dalam neraca perusahaan ialah modal. Melalui tabel tersebut dapat dilihat bahwa komposisi modal menempati
urutan kedua terbesar dengan nilai mencapai 5,9 dari keseluruhan pasiva perusahaan. Analisa menyeluruh dari
metode analisa ini menggambarkan bahwa pembiayaan aktiva perusahaan lebih banyak menggunakan sumber dana yang
berasal dari kewajiban kepada pemegang polis. • Komposisi laporan rugi laba
Analisa persentase per komponen yang dilakukan terhadap laporan rugi laba perusahaan bertujuan untuk menunjukkan
jumlah atau persentase dari penjualan pendapatan yang diserap tiap-tiap pos biaya dan juga menunjukkan persentase
yang masih tersedia sebagai laba profit yang diperoleh perusahaan. Hasil analisa persentase per komponen terhadap
laporan rugi laba perusahaan dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 9. Analisa persentase per komponen terhadap laporan
rugi laba program tabungan hari tua PT TASPEN Persero
Uraian 2005
2004 PENDAPATAN
Pendapatan Iuran 51,40
52,95 Hasil Investasi
44,87 42,86
Fee penyelenggaraan pensiun 3,11
3,45 Pendapatan Lain-Lain
0,62 0,73
Jumlah Pendapatan 100
100
Beban
Manfaat santunan 37,41
43,27 Kenaikan Manfaat Polis Masa Depan
42,99 43,10
Pemenuhan Kekurangan Pendanaan -
- Beban Umum Dan Administrasi
8,65 8,47
Jumlah Beban 89,05
94,84 Laba Sebelum PPH Badan
10,95 5,16
PPH 0,005 0,005
Laba setelah pajak 10,94
5,15 Kepentingan minoritas
0,01 0,01
Laba bersih 10,93
5,14 Sumber : Laporan Keuangan PT TASPEN Persero Tahun
2005 diolah Melalui tabel tersebut dapat diketahui bahwa proporsi masing-
masing sumber pendapatan perusahaan dapat dilihat secara berturut-turut sebagai berikut : pendapatan iuran, hasil
investasi, fee penyelenggaraan pensiun dan pendapatan lain- lain dengan besar proporsi masing-masing 51,40, 44,87,
3,11 dan 0,62. Dari informasi tersebut, menunjukkan bahwa pendapatan iuran premi merupakan sember
pendapatan terbesar yang diperoleh perusahaan pendapatan utama dan pendapatan investasi merupakan sumber
pendapatan kedua perusahaan. Komposisi yang ditunjukkan oleh proporsi beban sebagai
penyerap unsur pendapatan memperlihatkan bahwa beban manfaat santunan dan beban kenaikan manfaat polis masa
depan sebagai unsur penyerap utama. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai dari komposisi manfaat santunan sebesar 37,41
dan komposisi kenaikan manfaat polis masa depan sebesar 42,99 dari keseluruhan pendapatan yang dihasilkan
perusahaan. Secara keseluruhan kedua komposisi beban tersebut dapat menyerap pendapatan perusahaan sampai
sebesar 80,4. Laba bersih yang dihasilkan perusahaan pada tahun 2005
mencapai sebesar 10,93. Angka ini menunjukkan nilai yang lebih baik apabila dibandingkan dengan laba bersih yang
dihasilkan perusahaan pada tahun 2004 yang sebesar 5,14. Komposisi yang ditunjukkan oleh proporsi pos pengurang
sebagai unsur penyerap pos akun penambahan aktiva bersih memperlihatkan bahwa proporsi pengurang aktiva bersih
mencapai sebesar 101,47, dimana jumlah nilai tersebut melebihi jumlah nilai penambahan aktiva bersih yang
ditetapkan sebagai angka dasar dengan nilai sebesar 100. Hal ini mengakibatkan jumlah aktiva bersih pada akhir periode
sebesar 48,16 mengalami penurunan apabila dibandingkan aktiva bersih pada awal periode tahun 2005 yang sebesar
50,18. 4.9.3.
Analisa Du Pont
Analisa Du Pont merupakan sistem rasio keuangan yang dirancang untuk menyelidiki determinan rasio pengembalian
ekuitas pemegang saham dan pengembalian aktiva. Dengan menggunakan analisa Du Pont tersebut dapat diperoleh gambaran
mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tingkat pengembalian ekuitas perusahaan serta hubungan antara margin
laba bersih, perputaran aktiva dan rasio utang. Penilaian terhadap tingkat pengembalian ekuitas ROE dilakukan untuk melihat
efektifitas pengelolaan aktiva perusahaan dalam memaksimumkan tingkat pengembalian bagi para pemegang saham.
Analisa terhadap nilai ROE perusahaan dapat dilakukan dengan melakukan analisa terhadap komponen-komponen
penyusun ROE. Melalui rasio-rasio keuangan yang telah digunakan dalam menilai kinerja keuangan perusahaan dapat diketahui pada
tabel berikut : Tabel 10. Komponen rasio tingkat pengembalian ekuitas ROE
PT TASPEN Persero
Uraian 2005
2004 Naik
Turun
ROA 2,2 1,06
107,55 1 – Rasio Utang
5,9 4,17
41,49 ROE 37,24
25,45 46,33
Melalui tabel tersebut dapat diketahui bahwa nilai tingkat pengembalian atas aktiva ROA perusahaan mencapai 2,2 pada
tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar 107,55 dari tahun sebelumnya yang sebesar 1,06. Rasio utang pada tahun 2005
mengalami penurunan sebesar 1,81 dari sebesar 95,83 pada tahun 2004 menjadi sebesar 94,1. Dari hal tersebut, dapat
diketahui bahwa nilai tingkat pengembalian atas aktiva ROA mempunyai hubungan lurus terhadap nilai ROE, dimana
peningkatan nilai pada ROA dapat menyebabkan meningkatnya nilai ROE.
Rasio utang sebagai salah satu komponen penentu ROE juga mempunyai hubungan lurus terhadap nilai ROE. Dalam hal
ini, penjelasan secara matematis digunakan untuk menerangkan hubungan rasio utang tersebut terhadap ROE. Pada dasarnya rasio
utang yang digunakan dalam analisa Du Pont secara matematis merupakan faktor yang membagi nilai ROA untuk menentukan
besarnya nilai ROE. Semakin kecil faktor pembagi tersebut akan didapatkan nilai ROE yang semakin besar dan sebaliknya. Dengan
kata lain, untuk memaksimumkan nilai ROE diperlukan faktor pembagi yang berupa 1 – rasio utang dengan nilai yang
minimum. Nilai yang minimum dari 1 – rasio utang tersebut dapat dicapai dengan memaksimumkan nilai rasio utang.
Secara keseluruhan, tingkat pengembalian ekuitas perusahaan mengalami kenaikan dari 25,45 pada tahun 2004
menjadi sebesar 37,24 atau naik sebesar 46,33. Penurunan nilai rasio utang sebesar 1,81 secara signifikan tidak menyebabkan
penurunan terhadap nilai ROE dikarenakan proporsi penurunan tersebut relatif kecil bila dibandingkan dengan proporsi kenaikan
nilai ROA. Meningkatnya nilai ROA dapat dianalisa dari komponen-
komponen penyusunnya. Pada tabel berikut ini akan disajikan komponen penyusun ROA.
Tabel 11. Komponen rasio tingkat pengembalian aktiva ROA PT TASPEN Persero
Uraian 2005
2004 Naik
Turun
Margin laba bersih 10,93
5,14 112,65
Perputaran total aktiva
0,2 kali 0,21 kali
4,76 ROA
2,2 1,06
107,55 Berdasarkan tabel 11, dapat diketahui pada tahun 2005
margin laba bersih mengalami peningkatan sebesar 112,65 dari tahun sebelumnya. Peningkatan ini disebabkan karena pendapatan
yang dihasilkan perusahaan mengalami peningkatan sebesar 8,83 yang diikuti dengan naiknya total beban perusahaan sebesar 2,18.
Dengan proporsi kenaikan pendapatan yang lebih besar apabila dibandingkan dengan proporsi kenaikan total beban perusahaan
tersebut maka margin laba bersih mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat pada tabel 12.
Tabel 12. Komponen margin laba bersih PT TASPEN Persero
Uraian 2005
miliar rupiah 2004
miliar rupiah Naik
Turun
Pendapatan 3.493,21 3.209,90
8,83 Total Beban
3.111,45 3.044,97
2,18 Margin laba bersih
10,93 5,14
112,65 Perputaran total aktiva pada tahun 2005 mengalami
penurunan sebesar 4,76 dari tahun sebelumnya. Penurunan ini disebabkan kenaikan pendapatan yang diperoleh perusahaan
sebesar 8,83 diikuti dengan kenaikan total aktiva perusahaan sebesar 11,85. Proporsi kenaikan total aktiva yang lebih besar
bila dibandingkan dengan proporsi kenaikan pendapatan tersebut secara signifikan menyebabkan rasio perputaran total aktiva
mengalami penurunan. Pada tabel 13 dapat dilihat komponen rasio perputaran total aktiva.
Tabel 13. Komponen rasio perputaran total aktiva PT TASPEN Persero
Uraian 2005
miliar rupiah 2004
miliar rupiah Naik
Turun
Pendapatan 3.493,21 3.209,90
8,83 Total aktiva
17.381,37 15.540,47
11,85 Perputaran total
aktiva 0,2 kali
0,21 kali 4,76
Dari hasil analisa Du Pont yang dilakukan, secara keseluruhan menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam
meningkatkan nilai pengembalian atas ekuitas ROI dan pengembalian atas aktiva ROA perusahaan.
Dibagi Dibagi
Dikurangi Dibagi
Dibagi
Gambar 5. Analisa Du Pont Pada PT TASPEN Persero
Tingkat pengembalian aktiva ROA
2,2
1 -
aktiva Total
utang Total
0,059 Marjin laba bersih
10,93 Perputaran total aktiva
0,2 kali
Laba bersih Rp 381,76 M
Pendapatan Rp 3.493,21 M
Pendapatan Rp 3.493,21 M
Total aktiva Rp 17.381,37 M
Pendapatan Rp 3.493,21 M
Total biaya Rp 3.111,45 M
Manfaat santunan Rp 1.306,84 M
Kenaikan manfaat polis masa depan
Rp 1.501,72 M Beban umum dan
administrasi Rp 302,31 M
Pajak Rp 0,17 M
Kepentingan minoritas
Rp 0,41 M Dikali
Aktiva lancar Rp 635,94 M
Aktiva tetap Rp 50,30 M
Aktiva lain Rp 2.283,40 M
Kas,bank dan giro Rp 1,16
Deposito berjangka Rp 31,36 M
Piutang lancar Rp 592,2 M
Biaya dibayar dimuka Rp 11,21 M
Tingkat pengembalian ekuitas ROE
37,24
Investasi Rp 14.411,73 M
Deposito Rp 3.737,46 M
Obligasi Rp 10.574,56 M
Investasi lainnya Rp 99,71 M
4.9.4. Analisa Altman Z Score