Kebijakan Akuntansi Perusahaan Kinerja Keuangan PT TASPEN Persero

pada tahun 2004 menjadi Rp 1,76 juta pada tahun 2005 dan multiguna serta ekaguna sejahtera naik sebesar 23,71 yaitu dari Rp 2,91 juta menjadi Rp 3,6 juta. Sedangkan nilai rata-rata klaim dan manfaat untuk seluruh program turun sebesar 15,3 yaitu dari Rp 8,94 juta menjadi sebesar Rp 7,57 juta.

4.8. Kinerja Keuangan PT TASPEN Persero

Gambaran mengenai kondisi keuangan perusahaan diperlukan untuk dapat melihat kinerja keuangan perusahaan. Disamping hal tersebut untuk mendukung upaya dalam menginterpretasi kinerja keuangan perusahaan pertimbangan mengenai kebijakan akuntansi yang ditetapkan oleh perusahaan perlu untuk diperhatikan.

4.8.1. Kebijakan Akuntansi Perusahaan

a. Dasar Akuntansi Laporan keuangan disusun berdasarkan konsep harga perolehan dari basis akrual, sedangkan laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode tidak langsung. b. Sistem Pembukuan Pembukuan untuk seluruh Kantor Cabang PT TASPEN Persero diselenggarakan secara desentralisasi. Seluruh transaksi keuangan yang terjadi di Kantor Cabang dibukukan di Kantor Cabang yang bersangkutan. Setiap akhir bulan seluruh Kantor Cabang mengirimkan neraca saldo ke Kantor Pusat untuk menyusun laporan keuangan gabungan. Eliminasi transaksi Kantor Pusat dengan Kantor Cabang dilakukan melalui rekening koran Kantor Pusat – Cabang sehingga dalam laporan keuangan Kantor Cabang tidak disajikan perkiraan modal. c. Penyajian laporan keuangan Laporan keuangan disajikan dengan nilai Rupiah. Tahun buku perusahaan meliputi periode dari 1 Januari sampai dengan 31 Desember. d. Deposito berjangka Deposito berjangka milik PT TASPEN Persero disajikan sebagai aktiva kelompok investasi, sedangkan deposito berjangka PT Arthaloka Indonesia disajikan sebagai aktiva bukan kelompok investasi kelompok aktiva lancar e. Piutang Piutang usaha PT Arthaloka Indonesia diakui dan dicatat pada saat penyewa tenant sudah menikmati pelayanan gedung. Terhadap piutang yang menunggak dilakukan penyisihan yang besarnya dihitung berdasarkan hasil analisis kualitas masing- masing debitur. f. Piutang premi dan iuran Besarnya piutang premi dan iuran dihitung dengan cara sebagai berikut : 1. Piutang Iuran Pegawai Negeri Sipil dihitung tiap bulan berdasarkan laporan kas posisi yang didukung dengan Surat Setoran Bukan Pajak SSBP. 2. Piutang premi dan iuran BUMNBUMD dihitung setiap awal bulan atas dasar data peserta atau penerimaan iuran bulan sebelumnya. Perusahaan tidak membentuk penyisihan allowance atas piutang premi dan iuran yang tidak tertagih, karena akan diperhitungkan sebagai pengurang atas pembayaran santunan apabila peserta bersangkutan mengajukan haknya. g. Investasi Investasi disajikan tersendiri dalam neraca yaitu sesuai dengan tujuan untuk menjamin kewajiban pembayaran santunan kepada peserta pada saat mengajukan haknya jangka panjang. Hasil investasi dibukukan terpisah atas dasar akrual. h. Aktiva tetap Aktiva tetap dinilai berdasarkan harga perolehan, kecuali aktiva tetap yang diperoleh dari pengalihan bentuk likuidasi Perum Taspen dinilai berdasarkan hasil penilaian kembali. i. Biaya ditangguhkan Biaya ditangguhkan diamortisasi berdasarkan metode garis lurus sesuai dengan masa manfaat j. Utang klaim Utang klaim dicatat sebagai beban tahun berjalan pada saat terjadinya santunan yang sudah dihitung dan disetujui, namun belum dapat dibayarkan sampai dengan akhir tahun buku diperlakukan sebagai beban dan utang klaim tahun yang bersangkutan k. Kewajiban manfaat polis masa depan Kewajiban manfaat polis masa depan merupakan kewajiban perusahaan kepada peserta yang besarnya dihitung pada akhir tahun oleh aktuaris perusahaan dengan menggunakan metode perhitungan kombinasi antara Define Benefit Plan dan Define Contribution Plan berdasarkan tingkat bunga asuransi sebesar 10,57 sejak tahun 1995 sampai dengan tahun 2004. sedangkan untuk tahun 2005 tingkat bunga asuransi sebesar 10,40. Kenaikan kewajiban manfaat polis masa depan dari tahun sebelumnya disajikan dalam perhitungan laba rugi sebagai komponen beban. l. Pendapatan fee penyelenggaraan pensiun Pendapatan fee penyelenggaraan pensiun ditetapkan sebesar 5 dari hasil investasi program pensiun ditambah 0,3 dari manfaat pensiun. m. Lain-lain 1. Pengakuan pendapatan dan beban PT Arthaloka Indonesia Pendapatan diakui pada saat penyewa tenant sudah menikmati pelayananjasa gedung. Biaya dibebankan berdasarkan masa manfaat dari beban tersebut. 2. Transaksi dalam mata uang asing PT Arthaloka Indonesia Transakasi dalam mata uang asing dibukukan setelah dijabarkan ke dalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs intern kurs yang berlaku pada saat transaksi dicatat. Saldo mata uang asing dalam neraca dijabarkan ke dalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs Bank Indonesia pada tanggal neraca. Perbedaan antara kurs pada saat transaksi dicatat kurs intern dengan kurs pada tanggal neraca dicatat sebagai pendapatanbeban selisih kurs tahun yang bersangkutan. 3. Biaya ditangguhkan pada PT Arthaloka Indonesia Aktiva ini terjadi karena adanya penyewa baru yang menempati ruangan gedung PT Arthaloka yang sesuai dengan perjanjian PT Arthaloka Indonesia menyediakan partisi bagi penyewa tersebut serta memperoleh sambungan telepon baru. 4. Saham PT Arthaloka Indonesia Pencatatan nilai investasi jangka pendek dalam bentuk saham yang dimiliki PT Arthaloka Indonesia dicatat berdasarkan harga terendah antara harga perolehan dan harga pasar.

4.8.2. Kondisi Keuangan Perusahaan