Margin laba kotor adalah rasio yang menunjukkan kemampuan dari penjualan untuk mendapatkan laba kotor dan berguna
untuk memberikan indikasi mengenai efisiensi operasi perusahaan dan penetapan harga jual.
Margin laba bersih adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba setelah beban
operasi atau usaha dan harga pokok penjualan dalam hubungannya dengan penjualan yang dilakukan.
Return on investment ROI mencerminkan kemampuan manajemen dalam mengatur aktiva-aktivanya seoptimal
mungkin sehingga dicapai laba bersih yang diinginkan. Return on assets ROA menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba bersih dari aktiva-aktiva yang tersedia.
Return on equity menunjukkan perbandingan antara laba bersih terhadap modal ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan.
2.5.2. Analisa Persentase Per Komponen Common Size Percentage
Menurut S. Munawir 2002, analisa persentase perkomponen adalah suatu metode analisa untuk mengetahui
persentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap total aktivanya, juga untuk mengetahui struktur permodalannya dan
komposisi perongkosan yang terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualannya. Analisa ini dapat memberikan gambaran tentang
perubahan-perubahan dalam masing-masing pos dari tahun ke tahun dalam hubungannya dengan total aktiva atau total penjualan.
Menurut S. Munawir 2002, metode untuk merubah jumlah-jumlah dalam suatu laporan keuangan menjadi persentase-
persentase tersebut dapat dilakukan sebagai berikut : 1. Nyatakan total aktiva, total pasiva, serta total penjualan netto
masing-masing dengan 100. 2. Hitunglah rasio dari tiap-tiap pos atau komponen dalam laporan
tersebut dengan cara membagi jumlah rupiah dari masing-
masing pos aktiva dengan total aktivanya, jumlah rupiah masing-masing pos pasiva dengan total pasivanya dan masing-
masing pos rugi laba dengan penjualan nettonya, dikalikan 100.
2.5.3. Analisa Du Pont
Menurut Keown 2004, analisa Du Pont merupakan sistem rasio keuangan yang dirancang untuk menyelidiki determinan rasio
pengembalian ekuitas pemegang saham dan pengembalian aktiva. Menurut Keown 2001, penggunaan persamaan Du Pont
memungkinkan manajemen melihat lebih jelas faktor pemicu tingkat pengembalian ekuitas serta hubungan antara margin laba
bersih, perputaran aktiva dan rasio utang. Profitabilitas perusahaan digambarkan pada sisi kiri bagan Du Pont berupa margin laba
bersih. Margin laba bersih tersebut diperoleh dari perhitungan laba bersih yang diperoleh perusahaan dibagi dengan penjualan yang
telah dilakukan. Untuk mengukur laba bersih perusahaan diperlukan kalkulasi terhadap semua biaya sehingga diperoleh total
biaya dan kemudian mengurangkan jumlah total biaya tersebut terhadap penjualan. Rasio aktivitas yang mencerminkan kegiatan
perusahaan dalam mengelola aktiva-aktivanya digambarkan pada sisi kanan bagan Du Pont dalam bentuk perputaran total aktiva.
Perputaran total aktiva tersebut diperoleh dari perhitungan penjualan dibagi dengan total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan
yang terdiri dari aktiva lancar, aktiva tetap dan aktiva lainnya. Perkalian hasil perhitungan margin laba bersih dengan perputaran
total aktiva akan menghasilkan tingkat pengembalian atas aktiva ROA.
Tingkat pengembalian ekuitas ROE pada metode analisa Du Pont ditentukan oleh dua komponen yang terdiri dari tingkat
pengembalian aktiva ROA dan 1 – rasio utang.
Dikurangi Dibagi
Dibagi Dibagi
bagi
Gambar 1. Kerangka Analisa Du Pont Keown, 2001
Marjin laba bersih
Kas dan surat berharga
Piutang dagang
Persediaan
Aktiva lancar lain Harga pokok penjualan
Beban operasi tunai
Depresiasi
Beban bunga
Pajak Penjualan
Total biaya Aktiva
lancar Aktiva tetap
Aktiva lain Laba bersih
Penjualan Penjualan
Total aktiva Tingkat pengembalian
ekuitas ROE
Tingkat pengembalian aktiva
ROA
1 - aktiva
Total utang
Total
Perputaran total aktiva
Dikali
2.5.4. Analisa Z Skor dari Altman Altman Z Score