3 METODOLOGI UMUM
3.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada perairan pantai barat Sulawesi Selatan yang merupakan bagian dari Selat Makassar. Dalam analisis, perairan pantai barat
Sulawesi Selatan dibagi menjadi 3 zona, yaitu 1 zona A, bagian selatan; 2 zona B, bagian tengah; dan 3 zona C, bagian utara Gambar 7. Penentuan zona
berdasarkan perbedaan kondisi ekosistem dari utara ke selatan di perairan pantai barat Sulawesi Selatan Tabel 3. Cakupan geografi dalam penelitian ini yang
disebut Sulawesi Selatan mencakup Provinsi Sulawesi Selatan dan Provinsi Sulawesi Barat.
3.2 Struktur Kajian Penelitian
Dinamika hasil tangkapan dalam penelitian ini adalah perubahan atau kecenderungan yang terjadi pada aspek perikanan tangkap ikan pelagis kecil, serta
respons ikan terhadap kondisi oseanografi karena adanya fungsi waktu. Penelitian ini diskokuskan pada dinamika hasil tangkapan pantai barat Sulawesi Selatan.
Judul penelitian bukan “dinamika perikanan” mengikat cakupan lebih sempit, yaitu perubahan “hasil tangkapan tertentu dari jenis unit penangkapan ikan
tertentu.” Penelitian yang berjudul dinamika perikanan akan mencakup tidak hanya batasan tentang kegiatan penangkapan ikan, namun juga pengolahan,
pemasaran, pelabuhan, dan lain sebagainya. Perubahan waktu dalam penelitian ini adalah tahunan, dimana dalam
analisis upaya penangkapan dan produksi ikan menggunakan data statistik dalam kurun waktu 30 tahun 1977-2006, sedangkan kondisi oseanografi menggunakan
data citra satelit dalam kurun waktu 5 tahun 2002-2006. Terdapat perbedaan rentang waktu antara analisis upaya penangkapan dan produksi ikan, serta kondisi
oseanografi, berkaitan dengan ketersediaan data. Data oseanografi, baik suhu permukaan laut maupun klorofil yang digunakan dalam penelitian ini tersedia
mulai tahun 2002. Dengan demikian data perikanan yang digunakan untuk menentukan pola distribusi dan kelimpahan ikan dengan memperhatikan suhu
permukaan laut dan klorofil disesuaikan dengan menggunakan data tahun 2002- 2006. Penelitian ini menggunakan informasi perikanan tangkap terbaik yang
tersedia, walaupun ada kesalahan sistematis yang disebabkan oleh oleh kesalahan prosedur, yaitu sampling dalam pengambilan data, serta estimasi dalam analisis
data. Berdasarkan tujuan penelitian, terdapat dua kajian utama, yaitu analisis upaya penangkapan dan produksi ikan, serta analisis hubungan faktor oseanografi
dengan aspek perikanan tangkap produksi, produktivitas, dan densitas ikan pelagis kecil. Analisis dilakukan pada masing-masing zona dalam penelitian ini,
sehingga dapat menjelaskan dinamika hasil tangkapan ikan pelagis kecil dengan karakteristik perairan pantai yang berbeda dari utara ke selatan.
Pola upaya penangkapan dan produksi ikan ditentukan dengan menggunakan analisis trend. Sebelum dilakukan analisis trend, dilakukan
standardisasi terhadap upaya penangkapan dari unit penangkapan ikan pelagis kecil. Analisis faktor oseanografi dengan produksi, produktivitas, dan densitas
ikan dilakukan untuk menentukan pola distribusi dan kelimpahan ikan sebagaimana tujuan ketiga penelitian ini. Faktor oseanografi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah suhu permukaan laut SPL dan klorofil. Analisis untuk menentukan pola distribusi dan kelimpahan ikan dilakukan dengan
memperhatikan skala waktu, yang dalam penelitian ini menggunakan skala waktu kuartalan. Pola distribusi ikan ditentukan dengan menggunakan grafik biplot,
sedangkan pola kelimpahan ikan ditentukan berdasarkan analisis korelasi parsial. Penelitian ini bersifat eksplorasi mengkaji suatu kawasan perikanan pelagis kecil
yang berbeda ekosistem berdasarkan upaya penangkapan dan produksi ikan dengan memperhatikan SPL dan klorofil. Eksplorasi dengan SPL dan klorofil
dilakukan menggunakan parameter statistik. Tabel 3 Deskripsi umum kondisi 3 zona penelitian di perairan pantai barat
Sulawesi Selatan.
Deskripsi Zona
A B
C
Kedalaman 100 m
± 200 m 400-600 m
Tipe pantai Gugusan pulau dan
terumbu karang Berbentuk teluk
Perairan pantai terbuka
Wilayah administrasi
Takalar, Makassar, Maros, Pangkep,
dan Barru Pare-Pare, Pinrang,
dan Polewali Mandar
Majene dan Mamuju
Posisi geografi yang digunakan
dalam analisis 5,6
LS-4,8LS dan 119,1BT-119,4
BT 4,7
LS-3,6 LS dan
119,4 BT-119,6
BT 3,5
LS-2,1 LS dan
118,9 BT-119,1
BT
Keterangan: Kotak hijau adalah zona A, ungu adalah zona B, dan merah adalah
zona C. Gambar 7 Lokasi penelitian dan pembagian zona diperairan pantai barat Sulawesi
Selatan.
3.3 Jenis dan Sumber Data