4.3.2 Analisis data
Spesifikasi alat tangkap dan kapal yang diamati diketahui berdasarkan wawancara dengan nelayan. Hasil wawancara kemudian dibuat sketsa konstruksi
alat tangkap. Sketsa spesifikasi pukat cincin mengikuti Sudrajat et al. 1995, sedangkan payang mengikuti Sudrajat et al. 1995 dan Najamuddin 2004
Lampiran 5. Produksi dari masing-masing alat tangkap yang diamati diketahui dengan memberikan buku catatan produksi kepada nelayan untuk diisi. Buku
catatan produksi berisi tanggal, jenis ikan, jumlah hasil tangkapan kg, dan lokasi penangkapan. Kendala dalam pengisian buku catatan produksi adalah terdapat
unit penangkapan yang tidak beroperasi, misalnya karena kerusakan mesin kapal, seperti pada pukat cincin yang berpangkalan di desa Siddo, kabupaten Barru,
sedangkan pukat cincin di desa Massangan, kabupaten Polewali Mandar mulai melakukan pencatatan produksi bulan Juni. Bagan perahu yang berpangkalan di
desa Binuang tidak melakukan pencatatan mulai bulan Oktober hingga Desember. Payang yang berpangkalan di desa Banggai tidak melakukan operasi penangkapan
pada bulan Mei. Kendala tersebut menyebabkan perbedaan pencatatan produksi dari setiap unit penangkapan yang diamati. Produksi ikan dari setiap unit
penangkapan ikan dianalisis secara deskriptif menggunakan grafik. Metode pengoperasian alat tangkap dan posisi geografi daerah penangkapan
ikan ditentukan dengan mengikuti langsung operasi penangkapan ikan pada setiap unit penangkapan di lokasi amatan. Penentuan posisi geografi menggunakan
Global Positioning System GPS. Posisi geografi daerah penangkapan kemudian
dipetakan dengan menggunakan peta dasar rupa bumi skala 1:50000 yang dikeluarkan oleh Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional Bakosurtanal
tahun 1991.
4.4 Hasil 4.4.1 Spesifikasi alat tangkap
1 Payang
Spesifikasi payang Lampiran 2 terdiri dari sayap, badan, dan kantong. Bagian sayap mencapai panjang total 65 m, menggunakan bahan jaring yang
terbuat dari nylon mulfilament nomor 210D15 dan terdiri dari 3 bagian yang berbeda ukuran mata jaring, yaitu 30 cm, 45 cm dan 60 cm.
Badan jaring terletak antara sayap dan kantong menggunakan bahan nylon multifilament nomor 210D12. Panjang total badan jaring 35,5 m dan terbagi atas
4 bagian dengan ukuran mata jaring yang berbeda, yaitu 7 cm, 10 cm, 15 cm, 30 cm. Bagian pertama adalah mulut jaring sampai bagian kedua memiliki ukuran
mata jaring 30 cm, bagian kedua mempunyai ukuran mata jaring lebih kecil, yaitu 15 cm, bagian ketiga ukuran mata jaring 10 cm dan bagian keempat yang
berhubungan dengan kantong memiliki ukuran mata jaring 7 cm. Bagian kantong pada payang merupakan tempat menampung ikan hasil
tangkapan. Jaring pada bagian kantong terbuat dari bahan nylon multifilament nomor 210 D9 dengan panjang 17 m. Ukuran mata jaring pada setiap potongan
jaring berbeda, dimana ukuran mata jaring akan semakin kecil ke arah bawah kantong dengan ukuran 0,5 cm, 1,5 cm, 2,5 cm, dan 5 cm.
Konstruksi payang menggunakan beberapa jenis tali dengan fungsi yang berbeda. Tali ris atas berfungsi sebagai tempat untuk mengikat jaring yang terbuat
dari bahan multifilamen nomor 3, selain itu juga digunakan untuk mengikat pelampung. Tali ris bawah untuk mengikat pemberat terbuat dari bahan
multifilamen nomor 4. Panjang tali ris atas 150 meter dan panjang tali ris bawah 130 meter. Selain tali ris juga terdapat tali selambar yang dalam pengoperasian
payang digunakan untuk menarik jaring. Panjang tali selambar 100 m pada bagian sayap kiri dan kanan.
Terdapat 2 jenis pelampung, yaitu pelampung tanda dan pelampung utama. Pelampung tanda terbuat dari bahan plastik berbentuk bola, dengan diameter 30
cm, sebanyak satu buah. Pelampung utama yang terbuat dari kayu bakau Rhyzopora berbentuk batang, dengan ukuran panjang 32,5 cm berdiameter 26
mm, sebanyak 6 buah. Pemberat berfungsi untuk menenggelamkan bagian tertentu jaring, menahan perubahan bentuk jaring dari pengaruh arus, demikian juga
dengan pelampung memberi bentuk pada jaring serta menjaga mulut jaring agar selalu terbuka selama berlangsungnya penarikan jaring. Pemberat ini terbuat dari
bahan timah berbentuk silinder dengan panjang 15 cm dengan diameter 3 cm, berjumlah 6 buah, dengan berat masing-masing 2 kg yang diikat pada bagian
tengah mulut jaring bagian bawah.
Kapal yang digunakan untuk mengoperasikan alat tangkap payang Lampiran 1 mempunyai ukuran panjang: 16,5 meter, lebar: 2 meter dan tinggi:
1,10 meter dengan kapasitas muatan 7,05 ton. Kapal yang digunakan menggunakan mesin berkekuatan 29,5 PK menggunakan bahan bakar solar.
2 Pukat cincin
Pukat cincin terdiri dari tiga bagian, yaitu sayap, badan dan kantong. Panjang jaring umumnya 300-400 meter dan lebar 40-50 meter dengan ukuran
mata jaring pada bagian sayap dan badan 1,25 inci, pada bagian kantong 1 inci. Benang yang digunakan pada bagian sayap dan badan terbuat dari bahan nylon
multifilament nomor benang 210 D6 dan nomor 210 D9 pada bagian kantong. Tali ris atas dan tali pelampung terbuat dari polyethylene PE diameter 12
dan 10 mm, demikian pula untuk tali ris bawah dan tali pemberat. Tali kolor purse line berfungsi untuk mengkerucutkan bagian kantong, terbuat dari bahan
PE berdiameter 14 mm.
Pelampung terbuat dari bahan plastik berbentuk bola berdiameter 8 cm yang dipasang pada bagian atas jaring, sedangkan untuk pemberat menggunakan timah
hitam berbentuk cincin dengan berat 1 kg, yang juga berfungsi sebagai tempat lewatnya tali kolor. Alat bantu penangkapan yang umum digunakan adalah lampu
dan rumpon, atau kombinasi keduanya. Lampu yang digunakan umumnya lampu petromaks, diletakkan sisi kiri dan kanan pada perahu lampu atau sekoci, jumlah
setiap perahu lampu sebanyak 6-12 unit. Kapal pukat cincin Lampiran 1 umumnya berukuran panjang: 14-16 m,
lebar: 2,5-3,8 m, serta tinggi: 1-1,8 m. Mesin penggerak yang digunakan sebanyak 2 unit dengan kekuatan masing-masing 30 PK dan 24 PK. Penarikan tali kolor
menggunakan mesin roller berkekuatan 18 PK. Perahu lampu berukuran panjang 5-7 m, lebar 1,3-1,5 m, dan tinggi 0,5-0,7 m. Tempat penyimpanan ikan
menggunakan peti berukuran panjang 2 m, lebar 2,5-3,3 m dan tinggi 1-1,8 m.
3 Bagan rambo
Bagan rambo atau juga disebut bagan perahu listrik memiliki ukuran yang besar. Apabila akan pindah lokasi penangkapan dibutuhkan kapal lain untuk
menarik, dengan demikian bagan rambo dalam pengoperasiannya tidak sama dengan bagan perahu yang dilengkapi mesin penggerak. Komponen bagan rambo
Lampiran 1 adalah perahu, rangka bagan, jaring, bingkai jaring, roller, generator, lampu, rumah bagan.
Jaring yang digunakan berbentuk segiempat dengan ukuran 29 m x 29 m dan terbuat dari bahan waring hitam polypropylene dengan ukuran mata jaring
0,5 cm, dimana pada tepi jaring di pasang bingkai agar jaring tetap berbentuk segiempat. Tali ris terbuat dari bahan polyethilene dengan diameter 1 cm sebagai
penguat. Pada bingkai tersebut dipasang jaring dan tali penggantung yang dihubungkan ke roller jaring dan pada setiap sudut jaring di pasang pemberat 20
kg agar jaring tetap berbentuk segiempat pada saat dioperasikan. Rangka bagan rambo dirakit pada sisi kanan dan kiri kapal. Fungsi dari
rangka adalah: 1 tempat menggantungkan jaring, 2 menjaga keseimbangan perahu, 3 tempat untuk melakukan setting dan hauling, 4 tempat
menggantungkan lampu, 5 tempat dudukan roller. Ukuran rangka umumnya 30 m x 30 m. Dua buah tiang yang terbuat dari kayu jati Tectona grandis
berbentuk bulat dengan tinggi 13 m dan diameter 30 cm dipasang pada tengah perahu untuk menahan rangka bagan. Tiang tersebut diikat dengan kawat baja
sebagai penggantung rangka pada tiang. Roller pada bagan rambo sebanyak 3 unit dengan fungsi yang berbeda, yaitu
1 roller untuk menurunkan dan menaikkan jangkar, 2 roller rangka untuk menurunkan dan menaikkan jaring, dan 3 roller pemberat untuk menurunkan dan
menaikkan pemberat yang terdapat disetiap sudut jaring. Lampu yang digunakan berdaya antara 14-20 kW. Dua buah lampu dengan intensitas masing-masing 400
watt warna putih dipasang setinggi 6 m pada tiang kapal menghadap ke haluan dan buritan perahu. Lampu berwarna putih sebanyak 10 buah, masing-masing
dengan intensitas 400 watt dipasang pada ketinggian 4 m di bagian terluar rangka bagan. Fungsi lampu ini untuk memikat gerombolan ikan dari jarak jauh. 40 buah
lampu dengan intensitas masing-masing 250 watt dan 10 buah diantaranya berwarna kuning yang dipasang pada bagian bawah rangka bagan berfungsi untuk
memikat dan menggiring ikan masuk ke area penangkapan. Dua buah lampu berkekuatan 500 watt dan 2 lainnya berkekuatan 300 watt berfungsi untuk
mengkonsentrasikan ikan pada areal jaring. Generator yang dipasang pada
lambung kapal berfungsi untuk menyalakan lampu dengan kapasitas daya bervariasi pada setiap bagan yaitu antara 15-67 KVA.
Berdasarkan fungsi, terdapat 2 kategori perahu pada bagan rambo, yaitu 1 perahu sebagai sebagai penopang utama bangunan bagan, dan 2 perahu yang
digunakan sebagai alat transportasi dan berfungsi juga untuk menarik bagan pada saat akan pindah lokasi penangkapan. Perahu yang berfungsi untuk bangunan
bagan berbentuk pipih memanjang dengan ukuran panjang 20-29 m, lebar 2-2,5 m, serta tinggi 1,5-2,5 m. Jenis kayu yang digunakan antara lain adalah kayu
bayam Intsia bijuga dan kayu meranti Shorea spp. Perahu ini dilengkapi dengan jangkar beton berukuran panjang 2 m dengan berat sekitar 200 kg atau
jangkar besi dengan berat sekitar 50 kg. Perahu pengantar selain berfungsi untuk memindahkan bagan juga sebagai sarana transportasi untuk mengangkut hasil
tangkapan dan mengantar jemput nelayan dan perlengkapan yang diperlukan untuk operasional bagan rambo. Ukuran perahu pengantar adalah panjang 17-18,5
m, lebar 1,5-1,85 m, dan tinggi 0,85-1 m. Sebagai penggerak menggunakan 2 mesin penggerak berkekuatan 30 PK.
4 Bagan perahu
Komponen bagan perahu Lampiran 1 sama dengan bagan rambo yang terdiri dari, perahu bagan, rangka bagan, jaring, lampu, generator listrik dan
mesin penggerak bagan. Perbedaan dengan bagan rambo, ukuran bagan perahu lebih kecil dan bergerak aktif mencari lokasi penangkapan.
Rangka bagan perahu berukuran panjang 20 m dan lebar 17 m dirangkai pada sisi kiri dan kanan perahu. Balok kayu berukuran 15 x 10 cm melintang pada
rangka bagan, sedangkan kayu balok berukuran 5 x 10 cm membujur pada rangka bagan. Pada bagian tengah perahu bagan terdapat dua buah tiang besar terbuat
dari kayu bulat dengan tinggi 5-6 m dan diameter 15 cm. Tiang ini berfungsi menahan seluruh beban yang terdapat pada rangka bagan. Rangka bagan dan tiang
dihubungkan dengan kawat baja berdiameter 5 mm. Pemasangan tali penggantung diupayakan menyebar rata agar rangka bagan lebih kuat dan stabil.
Jaring bagan perahu berbentuk segiempat. Jaring terbuat dari bahan waring polyprophylene
PP dengan mesh size 0,5 cm dengan ukuran panjang 20 m, lebar 17 m dan tinggi 10 m. Sisi atas diberi bingkai dari bahan kayu dan pada bingkai
tersebut dipasang tali penggantung yang dihubungkan langsung dengan roller. Bagian bawah jaring dipasang 4 buah pemberat dan sudut-sudut bingkai juga
diberi pemberat dari batu dengan tujuan mempercepat penurunan jaring. Roller utama pada bagan perahu sebanyak 1 buah dan dipasang membujur dari buritan
sampai haluan kapal pada sisi kiri perahu bagan. Selain itu juga terdapat 4 unit roller lain yang dipasang di keempat sisi rangka bagan untuk mengangkat batu
pemberat pada saat penarikan jaring. Lampu yang digunakan pada bagan perahu umumnya jenis lampu merkuri
dengan daya 250 watt tiap bola lampu. Lampu dipasang pada rangka bagan dan dilengkapi dengan reflektor atau tutup lampu cahaya yang terbuat dari aluminium
dengan diameter 30 cm. Berdasarkan fungsinya, lampu bagan dapat dibedakan atas lampu sebagai pemikat dan lampu untuk mengkonsentrasikan ikan. Lampu
pemikat jumlahnya bervariasi antara 40 - 45 buah dengan daya 250 watt yang ditata sedemikian rupa pada rangka bagan yang terdapat pada kedua sisi perahu.
Lampu untuk mengkonsentrasikan sebanyak 2 buah dengan daya masing-masing 500 watt dipasang pada sisi kiri dan kanan perahu bagan. Menggunakan generator
sebagai sumber listrik dengan kapasitas 15-20 kVA yang digerakkan dengan motor penggerak berkekuatan 30 PK.
Perahu bagan merupakan penopang bagunan utama bagan perahu dan juga berfungsi untuk bergerak. Konstruksi perahu bagan berbentuk pipih memanjang
dengan ukuran panjang 15-18 m, lebar 2,5-3 m, dan tinggi 1,5-2 m. Mesin penggerak bagan perahu yang digunakan umumnya mesin mobil dengan kekuatan
sekitar 100 PK.
4.4.2 Metode pengoperasian, lokasi penangkapan, dan produksi ikan 1 Payang
Payang yang dioperasikan di perairan Majene menggunakan alat bantu rumpon. Rumpon yang digunakan adalah rumpon tetap, dimana lokasi rumpon
ada yang dekat dan jauh. Pengoperasian payang pada rumpon jauh dilakukan pada subuh hari, sedangkan pada rumpon dekat pengoperasian payang dilakukan
pada sore hari. Setelah jaring disiapkan, 1 –2 orang ke rumpon untuk melepaskan
rumpon dari pelampung, kemudian rumpon diikatkan dengan seutas tali yang dikendalikan oleh salah seorang anak buah kapal ABK yang berada di kapal.
ABK tersebut bertugas mengendalikan rumpon pada saat pengoperasian berlangsung. Sebelum jaring diturunkan, pimpinan operasi penangkapan
mempertimbangkan keadaan arus, ini dilakukan untuk menentukan posisi pada saat penurunan jaring, karena arus akan berpengaruh terhadap bukaan jaring.
Operasi penangkapan dilakukan dengan cara kapal mengelilingi rumpon sambil menurunkan jaring yang dimulai dari penurunan pelampung bola yang
diikat pada tali selambar, disusul penurunan jaring sayap, pelampung, pemberat, badan, dan kantong. Selanjutnya penurunan sayap berikutnya dan tali selambar,
dimana posisi bukaan jaring menghadap arah arus. Kemudian kapal mengelilingi rumpon untuk mempertemukan kedua tali selambar dan segera ditarik ke arah
kapal. Penarikan tali selambar kiri dan kanan masing-masing ditarik oleh 3 sampai 4 orang. Posisi kapal, rumpon, dan jaring tetap dalam posisi lurus agar keberadaan
ikan di bawah rumpon dapat dijangkau oleh mulut jaring. Pada saat kantong sudah mendekati rumpon, maka salah seorang ABK yang berada di atas rumpon
menarik daun kelapa agar tidak tersangkut mulut jaring. Kemudian kantong ditarik ke atas kapal, dan hasil tangkapan diletakkan dalam palka.
Lama operasi mulai dari penurunan jaring setting sampai penarikan jaring hauling berkisar antara 15
–30 menit, tergantung pada kondisi perairan dan jumlah ikan yang berada dalam kantong jaring. Operasi penangkapan ikan
dianggap selesai jika rumpon telah diikat kembali pada pelampung. Lokasi penangkapan berjarak sekitar 3-10 mil dari pangkalan payang, bergantung pada
posisi rumpon. Posisi geografi lokasi penangkapan ikan pada 118 22’48”-
118 36’00” BT dan 2
55’48”-3 12’00”LS Gambar 8.
Produksi payang dalam kurun waktu bulan Juni-Desember 2007, terendah sebesar 1 005,5 kg di bulan November dan tertinggi sebesar 40 929,5 kg di bulan
Oktober. Jenis ikan yang dominan tertangkap adalah layang Decapterus spp sebesar 53. Produksi layang tertinggi sebesar 25 801,5 kg pada bulan Oktober
dan terendah sebesar 1 005,5 kg pada bulan November Gambar 9.
2 Pukat cincin
Pengoperasian pukat cincin menggunakan lampu sebagai alat bantu. Lampu yang digunakan umumnya lampu petromaks, dimana setiap unit penangkapan
akan membawa 2-3 unit perahu lampu dan tiap perahu berisi 6-8 unit lampu
petromaks. Operasi penangkapan dimulai sekitar pukul 16.00 hingga pukul 02.00 dinihari dan umumnya penarikan jaring hauling dilakukan sebanyak 2 kali.
Setelah tiba di lokasi penangkapan, lampu petromaks dinyalakan selama 4-5 jam sebelum dilakukan pelingkaran jaring. Pemilihan lokasi penangkapan dilakukan
berdasarkan pengalaman atau informasi dari nelayan lainnya. Pelingkaran jaring dilakukan setelah mendapat isyarat dari ABK yang
berada di perahu lampu, selanjutnya segera dilakukan penurunan jaring setting, dengan menandai ujung jaring dengan pelampung tanda. Pada saat pelingkaran
telah mencapai pelampung tanda, maka kapal dihentikan. Tahapan berikutnya adalah penarikan jaring hauling dengan menggulung tali kolor dan secara
bertahap dilakukan pengangkatan badan jaring dan pemberat hingga keseluruhan badan jaring dinaikkan. Proses penurunan jaring hingga penarikan jaring
membutuhkan waktu sekitar 30 menit. Selanjutnya bagian kantong dibuka untuk mengeluarkan hasil tangkapan. Lokasi penangkapan berjarak 3-7 mil laut atau
1.5-2 jam jarak tempuh dari pangkalan di desa Siddo, kabupaten Barru pada posisi geografi 118
4026-119 3148BT dan 4
60-4 270LS Gambar 10. Pukat
cincin yang dioperasikan di perairan Polewali Mandar berjarak 3-7 mil laut dari pangkalan di desa Massangan, berada pada posisi 119
1930,6-119 2940,0BT
dan 3 2732,4-3
3348.9LS Gambar 13. Total produksi pukat cincin yang dioperasikan di perairan Barru dalam
kurun waktu bulan Juni sampai Desember 2007 menunjukkan tertinggi sebesar 36 903,5 kg pada bulan November dan terendah sebesar 690 kg pada bulan Juni.
Jenis ikan dominan yang tertangkap pukat cincin di perairan Barru adalah jenis ikan kembung Rastrelliger sp sebesar 40,7 dan layang Decapterus spp
sebesar 41,5. Produksi ikan kembung tertinggi sebesar 22 560 kg pada bulan November dan terendah sebesar 60 kg pada bulan Juni, sedangkan produksi
layang tertinggi sebesar 13 832 kg pada bulan September dan terendah sebesar 1 064 kg pada bulan Juli Gambar 11. Total produksi tertinggi pukat cincin yang
dioperasikan di perairan Polewali Mandar sebesar 15 305 kg pada bulan November, sedangkan terendah sebesar 2 501 kg pada bulan Juni. Jenis ikan yang
dominan tertangkap pukat cincin yang dioperasikan di perairan Polewali Mandar adalah tembang Sardinella fimbriata sebesar 36,4. Selain itu juga tertangkap
tenggiri Scomberomorus commerson yang merupakan kelompok ikan pelagis besar yang mencapai 25,3 dari total produksi Gambar 14.
3 Bagan Rambo
Operasi penangkapan diawali dengan pemasangan lampu sekitar pukul 18.00 dan menurunkan jaring sampai kedalaman 30-40 m. Setelah sekitar 4 jam
penyalaan lampu dilakukan pemadaman secara bertahap, dimulai lampu paling luar dari rangka bagan dan selang beberapa saat lampu di bagian tiang utama
dipadamkan. Selang waktu pemadaman antara lampu bagian luar dan tengah berkisar 30-60 menit. Selanjutnya lampu untuk mengkonsentrasikan ikan
dinyalakan selama 15-20 menit dan ABK telah siap pada posisi masing-masing sesuai tugas dan fungsinya untuk melakukan penarikan jaring.
Penarikan jaring menggunakan roller dan membutuhkan waktu sekitar 10 menit. Kemudian dilakukan pengangkatan bagian jaring secara perlahan-lahan
dimulai dari bagian haluan hingga membentuk kantong agar mudah untuk mengangkat hasil tangkapan. Selanjutnya hasil tangkapan diangkat ke atas kapal
dan disortir berdasarkan jenis, kemudian dimasukkan dalam peti dan diberi es. Proses penangkapan dapat dilakukan satu sampai tiga kali dalam semalam dan ini
bergantung pada musim ikan. Lokasi penangkapan ikan berjarak 3-7 mil dari pantai dengan kondisi perairan dasar berlumpur pada posisi geografi
119 1312,0-119
3224,0BT dan 4 156,0-4
2624,0LS Gambar 10. Produksi bagan rambo di perairan Barru zona A dalam penelitian ini
dalam kurun waktu bulan Mei sampai Desember 2007, tertinggi sebesar 8 970 kg pada bulan Juni dan terendah sebesar 1 517,5 kg pada bulan Desember. Hasil
tangkapan dominan adalah layang sebesar 65,1, selain itu jenis ikan teri Stolephorus spp mencapai 20,8. Produksi tertinggi layang sebesar 7 242,5 kg
pada bulan Mei dan terendah sebesar 937,5 kg pada bulan Juli, sedangkan jenis teri banyak tertangkap pada bulan Oktober sampai Desember Gambar 12.
4 Bagan perahu
Pengoperasian bagan perahu membutuhkan 10-12 ABK dan dipimpin oleh seorang punggawa kapal yang juga menentukan waktu dan lokasi penangkapan
berdasarkan posisi rumpon, periode bulan, jumlah hasil tangkapan nelayan lain yang beroperasi pada waktu itu, dan keadaan cuaca. Setelah bagan berada di
lokasi yang ditentukan, operasi penangkapan dilakukan dengan terlebih dahulu menyalakan lampu sekitar pukul 18.00. Selang 30-60 menit jaring diikatkan pada
bingkai jaring, selanjutnya diturunkan dengan menggunakan roller sampai kedalaman sekitar 30-40 m. Setelah 2-4 jam lampu dinyalakan, dilakukan
pemadaman secara bertahap. Pemadaman diawali lampu paling luar dan selanjutnya pada bagian tengah dengan selang waktu 5-20 menit, namun beberapa
lampu di bagian tengah tetap menyala. Selanjutnya lampu pada bagian tengah dipadamkan sehingga lampu fokus yang berada dikedua sisi perahu bagan tetap
menyala guna mengkonsentrasikan kawanan ikan. Lama waktu yang dibutuhkan untuk mengkonsentrasikan ikan berkisar antara 10-20 menit.
Sebelum dilakukan pengangkatan jaring seluruh ABK telah bersiap pada posisi masing-masing, dimana 10 orang bertugas untuk memutar roller. Setelah
ada isyarat dari punggawa kapal, tali penggantung jaring mulai digulung dengan menggunakan roler sehingga bingkai jaring sedikit demi sedikit terangkat ke
permukaan. Waktu pemutaran roler sehingga bingkai jaring berada di permukaan sekitar 5-15 menit tergantung pada kecepatan arus. Total waktu yang dibutuhkan
selama proses operasi penangkapan, dimulai dari pemadaman lampu pertama sampai jaring terangkat berkisar 60-90 menit. Lokasi penangkapan ikan berjarak
3-5 mil dari pangkalan di desa Tonyaman pada posisi geografi 119 1620-
119 2924BT dan 3
2706-3 4124LS Gambar 13.
Produksi bagan perahu di perairan Polewali Mandar dalam kurun waktu bulan Mei sampai September 2007, tertinggi sebesar 18 509 kg pada bulan
Agustus dan terendah sebesar 12 250 kg pada bulan Juni. Jenis ikan yang dominan tertangkap adalah tembang sebesar 32,7, selain itu teri 25,7 dan
kembung 26,6. Produksi tembang tertinggi sebesar 9 129,6 kg pada bulan Juni dan terendah sebesar 825 kg pada bulan Agustus Gambar 15.
Gambar 8 Lokasi daerah penangkapan ikan armada payang yang beroperasi dan berpangkalan di Majene.
Gambar 9 Produksi dan jumlah hari operasi payang yang beroperasi dan
berpangkalan di Majene.
5 10
15 20
25
5000 10000
15000 20000
25000 30000
Juni Juli
Agustus September Oktober November Desember
Ju m
lah h
ar i o
p e
r as
i
P ro
d u
k si
to n
tongkol layang
cakalang hari operasi
5 10
15 20
25
5000 10000
15000 20000
25000
Juni Juli
Agustus September Oktober November Desember
Ju m
lah h
ar i o
p e
r as
i
P ro
d u
k si
k g
tembang kembung
layang selar
hari operasi
Gambar 10 Lokasi daerah penangkapan ikan armada bagan rambo dan pukat
cincin yang beroperasi dan berpangkalan di Barru. Gambar 11 Produksi dan jumlah hari operasi pukat cincin yang beroperasi dan
berpangkalan di Barru.
5 10
15 20
25 30
35
1000 2000
3000 4000
5000 6000
7000 8000
Mei Juni
Juli Agustus September Oktober November Desember
Ju m
lah h
ar i o
p e
r as
i
P ro
d u
k si
k g
teri tembang
kembung sibula
layang selar
hari operasi
Gambar 12 Produksi dan jumlah hari operasi bagan rambo yang beroperasi dan
berpangkalan di Barru. Gambar 13 Lokasi daerah penangkapan ikan armada bagan perahu dan pukat
cincin yang beroperasi dan berpangkalan di Polewali Mandar.
5 10
15 20
25 30
1000 2000
3000 4000
5000 6000
7000 8000
Juni Juli
Agustus September Oktober November Desember
Ju m
lah h
ar i o
p e
r as
i
P ro
d u
k si
k g
kembung tembang
layang selar
tenggiri cepa
hari operasi
5 10
15 20
25
1000 2000
3000 4000
5000 6000
7000 8000
9000 10000
Mei Juni
Juli Agustus
September
Ju m
lah h
ar i o
p e
r as
i
P ro
d u
k si
k g
teri tembang
kembung layang
hari operasi
Gambar 14 Produksi dan jumlah hari operasi pukat cincin yang beroperasi dan
berpangkalan di Polewali Mandar. Gambar 15 Produksi dan jumlah hari operasi bagan perahu yang beroperasi dan
berpangkalan di Polewali Mandar.
4.5 Pembahasan