crustacea lainnya 17, dan organisme lainnya 19.

17

2.3 Ketersediaan Makanan

Makanan yang pertama kali datang dari luar untuk semua ikan dalam mengawali hidupnya umumnya adalah plankton yang bersel tunggal dan berukuran kecil. Jika untuk pertama kali ikan dapat menemukan makanan tepat dengan ukuran mulutnya, diperkirakan akan dapat meneruskan hidupnya, sebaliknya dalam waktu yang relatif singkat ikan tidak dapat menemukan makanan yang cocok dengan ukuran mulutnya akan terjadi kelaparan dan kehabisan tenaga yang mengakibatkan kematian Effendie 1997. Kebiasaan makan ikan pelagis umumnya waktu matahari terbit dan saat matahari terbenam. Kebanyakan ikan pelagis termasuk pemakan plankton, baik plankton nabati maupun plankton hewani Widodo et al. 1994; Fréon et al. 2005. Komposisi makanan pada ikan layang Decapterus spp adalah copepoda 39, crustacea lainnya 31, organisme lainnya 30. Makanan ikan kembung Rastrelliger sp terdiri atas diatomae 31, organisme lainnya 9, jasad tidak teridentifikasi 60. Makanan ikan lemuru Sardinella lemuru terdiri atas copepoda 90, zooplankton lainnya 3, dan diatomae 7. Makanan ikan tembang Sardinella fimbriata terdiri atas phytoplankton 17, copepoda

47, crustacea lainnya 17, dan organisme lainnya 19.

Kebiasaan makan ikan tersebut menyebabkan ikan pelagis kecil berkumpul atau terkonsentrasi di perairan yang memiliki produktivitas primer tinggi atau kandungan nutrien tinggi Laevastu dan Hayes 1981; Longhurst dan Pauly 1987; Mann dan Lazier 1991; Cury et al. 2000; Yahya et al. 2001; Fréon et al. 2005; Almuas dan Indra Jaya 2006; Suwarso dan Hariati 2003; Najamuddin 2004; Palomera et al. 2007. Ketersediaan makanan akan menentukan distribusi ikan dan selanjutnya akan mempengaruhi pertumbuhan ikan. Lokasi dan waktu kelimpahan makanan dan sumberdaya ikan tidak selalu bersamaan. Misalnya, ikan herring tidak selalu ditemukan di kawasan melimpah zooplankton tetapi juga terdapat di kawasan dengan konsentrasi zooplankton yang sedikit Laevastu dan Hayes 1981. Dengan demikian ikan pelagis kecil dalam aliran trofik di kendalikan oleh zooplankton dan dalam ekosistem laut ikan pelagis kecil merupakan makanan untuk tingkatan tropik yang lebih tinggi, seperti ikan pelagis 18 besar, mamalia laut dan burung laut Grahame 1987; Cury et al. 2000; Smith dan link 2005. Dalam rantai makanan, fitoplankton dimangsa oleh hewan herbivora. Produsen sekunder ini umumnya merupakan zooplankton kemudian dimangsa pula oleh hewan karnivora yang lebih besar, demikian seterusnya. Jadi jelas bahwa fitoplankton adalah pangkal rantai makanan yang mendukung kehidupan seluruh biota laut Jones 1982; Grahame 1987; Smith dan Link 2005. Ketersediaan makanan untuk sumberdaya ikan akan mempengaruhi daya dukung sumberdaya ikan pada suatu perairan dan keadaan ini berbeda pada setiap wilayah lautan, karena ketersediaan makanan dalam rantai makanan ditentukan seberapa besar produktivitas primer di setiap wilayah laut. Produktivitas primer adalah laju pembentukan senyawa-senyawa organik yang kaya energi dari senyawa-senyawa anorganik. Jadi produktivitas primer dianggap sebagai padanan fotosintesa Nybakken 1992. Tumbuhan merupakan produser primer yang menunjang kehidupan di laut. Tumbuhan laut dapat digolongkan bentos dan fitoplankton. Bentos hanya terdapat di pesisir pantai, sedangkan fitoplankton berada di lautan, sehingga fitoplankton memegang peranan penting dalam sistim energi di laut. Produktivitas primer yang tinggi umumnya terdapat di perairan dangkal, karena produktivitas primer di laut ditentukan oleh cahaya, nutrien dan suhu Nontji et al. 1982; Grahame 1987. Dalam perikanan, plankton memegang peranan penting dalan rantai makanan, sehingga ketersediaan plankton dalam suatu perairan akan berpengaruh dalam sistem trofik dimana ikan merupakan bagian dalam tingkatan trofik Nybakken 1992. Klorofil plankton dapat digunakan sebagai indikator produktivitas dan juga dapat digunakan sebagai ukuran biomassa fitoplankton pada suatu perairan Nontji et al. 1982.

2.4 Aliran Massa Air Selat Makassar