ngegaru ini petani menggunakan tenaga kerja dari dalam dan luar keluarga. Upah yang diberikan adalah Rp 15.000,00haritenaga kerja.
Pada kegiatan pengolahan ini, jumlah tenaga kerja luar keluarga yang digunakan 18,35 HOK0,34 ha, lebih besar dari tenaga kerja dalam keluarga
0,68 HOK0,34 ha. Adapun untuk proses perhitungan jam kerjanya petani menggunakan satuan HOK Hari Orang Kerja dengan jumlah jam kerja per
harinya adalah sama dengan 6 jam. Jumlah jam kerja tersebut didasarkan atas kebiasaan petani yang selalu mulai bekerja dari pukul 07.00 - 13.00 WIB.
B. Penanaman
Tenaga kerja yang digunakan pada kegiatan penanaman ini adalah wanita. Adapun alasan digunakannya wanita pada kegiatan ini adalah karena pekerjaan
wanita tersebut lebih rapih dan hati- hati bila dibandingkan dengan pria. Upah yang dibayarkan untuk tenaga kerja wanita ini lebih murah dari tenaga pria Rp
15.000,00hari x 0,8 Hari Kerja Pria. Jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk kegiatan penanaman ini adalah sebesar 7,64 HOK0,34 ha yang bersumber dari
tenaga kerja luar keluarga.
C. Penyiangan
Kegiatan penyiangan ini biasanya dilakukan dalam satu musim adalah sebanyak dua kali. Penyiangan pertama dilakukan ketika tanaman berusia 15-20
hari setelah tanam. Kegiatan yang dilakukan adalah pencabutan gulma dan tanaman lain yang mengganggu pertumbuhan tanaman padi. jumlah tenaga kerja
yang digunakan dari dalam keluarga sebanyak 2,37 HOK0,34 ha, sedangkan
untuk tenaga kerja luar keluarga 4,74 HOK0,34 ha.
D. Pemupukan
Pada kegiatan pemupukan ini, tenaga kerja yang digunakan bersumber dari dalam keluarga maupun dari luar keluarga dengan upah Rp 15.000,00hari. Pada
kegiatan pemupukan ini, jumlah tenaga kerja yang digunakan oleh petani adalah sebesarl5,43 HOK0,34 ha untuk tenaga kerja dalam keluarga dan 0,84 HOK0,34
ha untuk tenaga kerja luar keluarga.
E. Pengendalian Hama dan Penyakit
Pada kegiatan pengendalian hama dan penyakit ini jumlah tenaga kerja yang. digunakan dari dalam keluarga lebih besar 1,76 HOK0,34 ha dari tenaga
kerja luar keluarga 0,46 HOK0,34 ha. Hal ini dikarenakan kegiatannya tidak perlu menggunakan banyak tenaga kerja.
F. Panen
Pada kegiatan panen ini, petani sebagian besar menggunakan tenaga kerja dari luar keluarga. Sistem pengupahannya ada yang menggunakan sistem bawon
sistem borongan dan sistem pengupahan langsung. Adapun besarnya jumlah HOK yang digunakan dari luar keluarga sebesar 11,03 HOK0,34 ha.
Sistem pengupahan yang dilakukan oleh petani adalah dengan cara bawon, yaitu sistem pengupahan yang dilakukan dengan menggunakan gabah sebagai alat
pembayaran yang perbandingannya adalah 1:5. Artinya bahwa dari setiap 5 Kg gabah yang dihasilkan maka pemanen akan mendapatkan 1 Kg gabah. Namun
sebagian besar petani lebih menyukai sistem pembayaran langsung dengan menggunakan uang karena menurut petani lebih praktis. Untuk kegiatan
pemanenan ini petani menggunakan tenaga kerja pria dan wanita yang bersumber
dari dalam dan luar keluarga.
Adapun perincian penggunaan HOK dari masing- masing kegiatan yang dilakukan oleh petani padi di Kecamatan Salem dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15. Rata-rata Fenggunaan Tenaga Kerja HOK untuk Luasan Lahan 0,34 Ha pada Cabang Usahatani Padi di Kecamatan Salem, Tahun
2002
Kegiatan Jumlah Tenaga Kerja
Luar Keluarga HOK
Dalam Keluarga HOK
Pengolahan Lahan 18,35
0,68 Penanaman
7,64 0,00
Penyiangan 4,74
2,37 Pemupukan
0,84 15,43
Pengendalian HPT 0,46
1,76 Panen
11,03 0,00
Jumlah 43,06
20,24
6.2. Output Usahatani
Berdasarkan dari hasil rata-rata panen yang diperoleh petani padi diketahui bahwa jumlah produksi yang dihasilkan adalah sama dengan 1.605,70 Kg0,34 ha.
Adapun harga rata-rata dari petani responden pada saat itu adalah Rp. 1278,33
Kg GKP Gabah Kering Panen.
VII. HASIL DAN PEMBAHASAN
7.1. Analisis Pendapatan Cabang Usahatani Padi
Analisis yang dilaksanakan pada usahatani ini hanya dilakukan pada petani pemilik lahan. Hal ini dikarenakan dari 30 responden petani yang diambil datanya
semuanya adalah petani pemilik. Petani pemilik adalah petani yang dalam usahataninya menggunakan lahan milik sendiri sebagai media pertanamannya.
Pada penelitian ini, analisis terhadap usahatani dilakukan kepada tiga kelompok luasan lahan. Adapun kelompok tersebut adalah kelompok I petani
yang memiliki rata-rata luasan lahan 0,34 ha, kelompok II petani yang memiliki rata-rata luasan lahan 0,34 ha dan kelompok III petani yang memiliki
rata-rata luasan lahan 0,34 ha. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh rataan lahan terhadap proporsi penerimaan, penggunaan biaya, pendapatan petani
dan RC rasio. Adapun analisis yang dilakukan mengacu kepada konsep pendapatan atas
biaya yang dikeluarkan, yaitu biaya tunai dan biaya total. Biaya tunai adalah biaya yang dikeluarkan dalam bentuk tunai, seperti biaya sarana produksi padi, tenaga
kerja luar keluarga dan pajak. Sedangkan yang termasuk ke dalam biaya total adalah biaya tunai yang dikeluarkan ditambah dengan biaya diperhitungkan.
Biaya diperhitungkan adalah biaya yang pengeluarannya tidak dalam bentuk tunai. Contohnya adalah penggunaan benih dari pertanaman sebelumnya,
penyusutan alat, penggunaan tenaga kerja dari dalam keluarga dan sewa lahan.
7.1.1. Analisis Penerimaan Cabang Usahatani Padi
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari petani diketahui bahwa jumlah hasil panen yang diperoleh petani kelompok II adalah sama dengan 1.605 Kg0,34
ha atau sama dengan 4.722,66 Kgha dengan rata-rata harga jual GKP Gabah Kering Panen yang diterima oleh petani adalah sama dengan Rp 1.278,33Kg.
Apabila hasil panen tersebut dikalikan dengan harga jualnya maka akan diperoleh penerimaan usahataninya.
Berdasarkan hasil perkalian antara harga jual dengan jumlah hasil panennya maka diketahui penerimaan total usahatani yang diperoleh petani padi
kelompok II adalah sama dengan Rp 2.052.614,450,34 ha atau sama dengan Rp 6.037.138,83ha. Penerimaan tersebut diperoleh petani berdasarkan hasil tanam
padi yang dilakukan pada waktu musim tanam mei - Agustus 2002. Adapun kondisi musim pada waktu petani melakukan penanaman adalah musim kemarau.
Nilai penerimaan petani kelompok II tersebut apabila dibandingkan dengan petani kelompok I dalam satuan hektar ternyata nilainya lebih rendah. Adapun
nilai hasil panen petani kelompok I adalah sama dengan 6.362.745,10ha. Rendahnya hasil panen yang diperoleh petani kelompok II tersebut dikarenakan
jumlah hasil panen yang diperoleh petani dalam satuan hektarnya lebih rendah dari petani yang ada di kelompok I. Adapun jumlah hasil panen yang diperoleh
petani kelompok I adalah sama dengan 4.916,67 Kgha. Selain itu yang menyebabkan besarnya nilai penerimaan usahatani kelompok I adalah
dikarenakan harga jual GKP yang diperoleh petani pada kelompok I lebih