Analisis Biaya Cabang Usahatani Padi
Besarnya biaya tunai yang dikeluarkan oleh petani kelompok II dikarenakan petani ini banyak menggunakan sumber daya yang berasal dari luar
keluarga. Sumber daya tersebut meliputi tenaga kerja pupuk, benih, pestisida dan pajak.
Pada penelitian ini diketahui bahwa tenaga kerja digunakan oleh petani untuk melakukan kegiatan seperti pengolahan lahan, penanaman, penyiangan,
pemupukan, penyemprotan dan panen. Besamya tenaga kerja yang digunakan oleh petani pada kelompok II dikarenakan sumber tenaga kerja yang dimiliki petani
dari dalam keluarga lebih banyak yang bekerja diluar usahatani. Akibatnya petani harus mengeluarkan biaya tunai yang besar untuk membiayai tenaga kerja dari
luar keluarga ini. Adapun biaya tunai yang harus dikeluarkan oleh petani tersebut adalah Rp 11.934.746,52ha.
Selain tenaga kerja, yang menyebabkan besamya biaya tunai yang dikeluarkan oleh petani pada kelompok II adalah benih, pupuk, pestisida dan
pajak. Biaya yang dikeluarkan oleh petani untuk benih adalah sama dengan Rp 172.813,12ha. Besamya biaya tunai yang dikeluarkan oleh petani untuk
komponen benih ini dikarenakan petani yang terdapat pada kelompok II ini hanya sedikit menggunakan benih dari pertanaman sebelumnya. Penyebabnya adalah
karena apabila petani menggunakan benih dari pertanaman sebelumnya, produksinya selalu mengalami penurunan. Oleh karena itu agar hal tersebut tidak
terjadi maka petani lebih memilih menggunakan benih yang dibeli dari toko sarana tani.
Pada analisis ini, pupuk yang digunakan oleh petani adalah Urea, TSP dan KC1. Biaya tunai yang harus dikeluarkan petani untuk menggunakan pupuk ini
adalah sebesar Rp 734.835,98ha. Adapun perincian penggunaan pupuk tersebut dapat dilihat pada Tabel 14.
Berdasarkan Tabel 14 diketahui ternyata pupuk Urea yang digunakan oleh petani lebih besar bila dibandingkan dengan pupuk TSP dan KCl. Hal ini terjadi
karena pupuk Urea lebih diperlukan untuk pertumbuhan tanaman padi dari sejak dipindahkan dari lahan semai sampai akan menghasilkan buah. Oleh karena itu
biaya penggunaannya menjadi lebih besar. Namun apabila dibandingkan dengan standar yang ditetapkan oleh
Departemen Pertanian tentang penggunaan pupuk dalam usahatani padi ternyata jumlah pupuk yang digunakan oleh petani ini melebihi standar yang ditetapkan.
Hal ini terjadi karena petani menganggap bahwa semakin banyak pupuk yang digunakan maka jumlah produk yang dihasilkan menjadi lebih tinggi.
Selain benih dan pupuk, yang menyebabkan besarnya biaya tunai yang dikeluarkan oleh petani adalah biaya untuk pestisida. Pada penelitian ini, biaya
pestisida yang dikeluarkan oleh petani adalah sama dengan Rp 111.332,01ha. Besarnya biaya yang dikeluarkan oleh petani untuk pestisida ini adalah
dikarenakan petani terlalu protektif terhadap tanamannya sehingga dalam kondisi tidak terserang ha ma dan penyakit pun petani tetap melakukan penyemprotan.
Adapun alasan petani tetap melakukan hal tersebut adalah sebagai antisipasi untuk pencegahan terhadap serangan hama dan penyakit.
Kondisi yang terjadi pada petani kelompok II, terjadi pula pada petani kelompok I dan III. Petani-petani ini dalam melakukan kegiatan usahataninya
lebih banyak menggunakan biaya tunai dari pada biaya diperhitungkannya. Hal
ini terjadi karena sumber daya yang dimiliki oleh petani ini sama dengan petani kelompok II, yaitu berasal dari luar keluaga.
Namun walaupun kondisi penggunaan biaya tunainya sama, yaitu lebih besar dari biaya diperhitungkannya, tetapi apabila dilihat dari besarnya biaya yang
digunakan berdasarkan masing- masing kelompok ternyata tidak sama. Adapun biaya tunai yang dikeiuarkan oleh petani yang termasuk ke dalam kelompok I
adalah sama dengan Rp 3.506.828,00ha, sedangkan biaya tunai yang dikeiuarkan oleh petani kelompok III adalah sama dengan Rp 2.742.626,20.
Perbedaan besarnya biaya tunai yang dikeiuarkan oleh masing- masing kelompok tersebut disebabkan oleh jumlah sumber daya yang dimiliki dan cara
petani tersebut melakukan kegiatan usahataninya tidak sama. Sebagai contoh adalah dengan membandingkan petani yang terdapat pada kelompok II dengan
petani yang terdapat pada kelompok III. Apabila dibandingkan maka diketahui ternyata biaya tunai yang dikeiuarkan oleh petani kelompok III lebih rendah dari
petani yang terdapat pada kelompok II. Hal ini terjadi karena pada waktu kegiatan usahataninya petani yang terdapat pada kelompok III mengikuti saran yang
dianjurkan oleh penyuluh pertanian. Adapun saran yang diikuti tersebut adalah penanaman dengan menggunakan jarak tanam yang dianjurkan dan pemupukan
dengan menggunakan dosis anjuran. Akibat dari diikutinya anjuran tersebut adalah jumlah biaya tunai yang digunakan menjadi dapat ditekan serendah
mungkin karena petani dapat lebih menghemat jumlah tenaga kerja dan jam kerja. Apabila dilihat dari penggunaan biaya diperhitungkannya diketahui bahwa
biaya yang dikeiuarkan oleh petani kelompok II untuk biaya ini adalah sama
dengan Rp 946.626,44ha. Apabila dibandingkan, nilai biaya ini lebih kecil dari nilai biaya diperhitungkan yang dikeluarkan oleh petani kelompok I dan lebih
besar dari petani kelompok III. Adapun nilai biayanya adalah sama dengan Rp 1.253.335,33ha untuk petani kelompok I dan Rp 816.296,88ha untuk petani
kelompok III. Berdasarkan nilai tersebut diketahui ternyata nilai biaya diperhitungkan terbesar dikeluarkan oleh petani yang terdapat pada kelompok I.
Hal ini dikarenakan petani tidak pernah memperhitungkan penggunaan biaya untuk tenaga kerja dalam keluarga. Selain untuk tenaga kerja dalam keluarga,
biaya ini juga dikeluarkan oleh petani untuk komponen benih, penyusutan alat dan sewa lahan.