Sedangkan jumlah penduduk yang berusia diatas 55 tahun adalah sama dengan 38,40 persen dan jumlah penduduk yang berusia antara 7-18 tahun adalah sama
dengan 19,00 persen. Sisanya sebesar 21,60 persen berusia kurang dari 7 tahun. Tingginya persentase jumlah penduduk yang berusia lebih dari 55 tahun
menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk Kecamatan Salem termasuk ke dalam kategori tua. Sedangkan jumlah usia produktif 19 - 55 yang hanya 21,00
persen lebih banyak yang melakukan urbanisasi ke kota - kota besar seperti Jakarta, Bandung dan Surabaya. Hal ini berdampak kepada sedikitnya jumlah
tenaga kerja usahatani yang terdapat di Kecamatan Salem. Mata pencaharian penduduk sebagian besar adalah bertani. Penduduk
yang bermata pencaharian sebagai petani adalah sebanyak 20.850 jiwa atau sebesar 39,22 persen dari total penduduk. Komposisi penduduk menurut
pekerjaan dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Komposisi Penduduk Kecamatan Salem menurut Pekerjaan Tahun 2001
Uraian Jumlah jiwa
Persentase
Petani 20.850
39,22 Pengusaha
936 1,76
Pengrajin Industri Kecil 945
1,78 Buruh Tani
1.483 2,79
Buruh Industri 56
0,11 Buruh Bangunan
1.245 2,34
Pedagang 848
1,60 Pegawai Negeri Sipil
592 1,11
ABRI 21
0,04 Pensiunan PNSABPJ
216 0,41
Peternak 3.320
6,24 Pelajar
11.140 20,95
Lain- lain 11.512
21,65
Jumlah 53.164
100,00
Sumber : Monografi Kecamatan Salem, 2001
5.4. Karakteristik Petani Responden
Karakteristik umum petani yang akan diuraikan meliputi : umur petani, tingkat pendidikan, status kepemilikan lahan, luas lahan garapan dan status
usahatani. Adapun karakteristik yang dapat diuraikan adalah sebagai berikut :
5.4.1. Umur Petani
Dari hasil wawancara pada 30 petani responden yang tersebar di tujuh desa diperoleh data yang menunjukan bahwa sebaran umur petani responden di
Kecamatan Salem dimulai dari umur 28-70 tahun. Berdasarkan sebaran tersebut diketahui bahwa jumlah petani paling banyak terdapat pada golongan umur 31-35
tahun dan umur 46-50 tahun yaitu sebesar 16,7 persen seperti tertera pada Tabel 9.
Tabel 9. Jumlah dan Persentase Petani Responden menurut Golongan Umur di Kecamatan Salem Tahun 2002
Golongan Umur Tahun Jumlah Jiwa
Persentase
25 - 30 2
6,67 31 - 35
5 16,67
36 - 40 3
10,00 41 - 45
4 13,33
46 - 50 5
16,67 51 - 55
3 10,00
56 - 60 4
13,33 61 - 65
2 6,67
66 - 70 2
6,67
Jumlah 30
100,00
Dari Tabel 9 juga terlihat bahwa usahatani padi dikembangkan oleh sebagian besar petani tanpa memandang usia. Artinya bahwa petani yang
mengusahakan padi di kecamatan Salem mulai dari petani yang berusia antara 25 - 30 tahun sampai petani yang berusia 66 - 70 tahun. Biasanya usahatani padi,
yang dikembangkan oleh petani merupakan usaha turun menurun karena sudah
dari sejak kecil petani tersebut dikenalkan dengan teknik bertani.
5.4.2. Tingkat Pendidikan
Jika dilihat dari tingkat pendidikan sebagian besar petani padi yang dijadikan responden pernah mengikuti pendidikan formal. Tetapi tingkat
pendidikan yang pernah diikuti petani padi di Kecamatan Salem cenderung masih rendah.
Pada Tabel 10 dapat dilihat bahwa persentase terbesar tingkat pendidikan petani responden di Kecamatan Salem adalah tamat SD atau sederajat yaitu
sebanyak 53,40 persen. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar petani hanya mampu sekolah sampai tingkat pendidikan dasar. Biasanya petani yang memiliki
tingkat pendidikan dasar akan mengalami kesulitan dalam transfer teknologi dikarenakan khawatir dengan resiko yang akan diterimanya jika memakai
teknologi yang disarankan oleh penyuluh pertanian. Implikasinya adalah produktivitas yang dihasilkan tidak pernah mencapai optimal.
Tabel 10. Jumlah dan Persentase Petani Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kecamatan Salem Tahun 2002
Tingkat Pendidikan Jumlah Jiwa
Persentase
Tidak Tamat SD 6
20,00 Tamat SD Sederajat
16 53,33
Tamat SLTP Sederajat 1
3,33 Tamat SMU Sederajat
3 10,00
Tamat Diploma 3
10,00 Tamat Sarjana
1 3,33
Jumlah 30
10,00
Untuk pendidikan non formalnya, mayoritas petani padi pernah mengikuti Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu SLPHT yang pelaksanaannya
dilakukan hanya dalam waktu singkat. Selain itu petani padi pun pernah mengikuti semacam pelatihan singkat tentang bagaimana cara pengendalian hama
yang mudah, cepat dan biaya murah.