Marjin Pemasaran Efisiensi Pemasaran

dengan mempertukarkan produk dan nilai dengan produsen. Suatu produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk memuaskan kebutuhan atau keinginan konsumen. Adapun tujuan dari pemasaran itu sendiri adalah untuk memenuhi kebutuhan yang sesuai dengan kebutuhan konsumen melalui pertukaran. Menurut Kotler 1997, pemasaran terjadi ketika orang memutuskan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan lewat pertukaran. Pertukaran adalah tindakan memperoleh obyek yang didambakan dari seseorang dengan menawarkan sesuatu sebagai penggantinya. Agar terjadi suatu pertukaran, beberapa kondisi harus dipenuhi, yaitu : 1. Paling sedikit harus ada dua pihak yang berpartisipasi dan masing- masing pihak mempunyai sesuatu yang bernilai bagi pihak lain. 2. Setiap pihak juga harus ingin berdagang dengan pihak lain dan masing- masing harus bebas untuk menerima atau menolak tawaran pihak lain. 3. Kedua belah pihak harus berkomunikasi dan menyerahkan barang.

2.2.1. Marjin Pemasaran

Menurut Hammond dan Dahl 1977, marjin tataniaga adalah perbedaan harga di tiap-tiap lembaga pemasaran yang ada di sistem pemasaran. Marjin tataniaga juga dapat diartikan sebagai perbedaan harga ditingkat petani dengan ditingkat pengecer. Menurut Limbong dan Sitorus 1987 secara sederhana marjin tataniaga adalah perbedaan harga yang harus dibayar konsumen dengan harga yang diterima produsen. Namun dapat juga marjin tataniaga ini dinyatakan sebagai nilai dari jasa-jasa pelaksanaan kegiatan tataniaga sejak dari tingkat produsen hingga tingkat konsumen akhir. Adanya perbedaan harga pada tingkat produsen dan konsumen disebabkan oleh adanya perbedaan kegiatan dari setiap lembaga pemasaran. Dampak dari adanya perbedaan pada setiap kegiatan menyebabkan biaya tataniaga dan keuntungan tataniaga yang didapat oleh masing- masing lembaga pemasaran menjadi berbeda. Agar lebih jelas gambaran mengenai marjin tataniaga dan nilai marjin tataniaganya maka dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Marjin Pemasaran Keterangan : P : Harga pasar Pr : Harga ditingkat konsumen Pf : Harga ditingkat produsen Sr : Kurva penawaran konsumen Sf : Kurva penawaran produsen Dr : Kurva permintaan konsumen Df : Kurva permintaan produsen Pr-Pf : Marjin pemasaran Pr - Pf x Q r,f : Nilai marjin pemasaran Q r,f : Jumlah permintaan atau penawaran ditingkat konsumen atau produsen a : Harga keseimbangan ditingkat konsumen Equilibrium b : Harga keseimbangan ditingkat produsen Equilibrium

2.2.2. Efisiensi Pemasaran

Menurut Saefuddin 1983 terdapat dua konsep efisiensi pemasaran, yaitu 1 konsep input - output rasio dan 2 konsep analisis struktur, perilaku dan pelaksanaan pasar. Konsep input - output rasio menggambarkan efisiensi pemasaran sebagai maksimisasi input - output rasio. Input adalah berbagai sumberdaya dari tenaga kerja, modal dan manajemen yang digunakan oleh lembaga- lembaga pemasaran dalam proses pemasaran. Sedangkan output adalah kepuasan konsumen terhadap barang dan jasa yang dihasilkan oleh lembaga pemasaran. Menurut Saefuddin 1983, efisiensi pemasaran dibedakan atas : efisiensi operasional teknologi dan efisiensi harga ekonomi. Efisiensi operasional menekankan kemampuan meminimumkan biaya yang digunakan untuk menggerakkanmemindahkan barang dari produsen ke konsumen atau meminimumkan biaya untuk melakukan fungsi- fungsi pemasaran. Efisiensi biaya menekankan kemampuan keterkaitan harga dalam mengalokasikan barang dari produsen ke konsumen, yang disebabkan perubahan tempat, bentuk dan waktu. Efisiensi operasional dapat didekati dengan biaya pemasaran dan marjin pemasaran. Efisiensi harga diukur melalui keterpaduan pasar yang terjadi akibat pergerakan komoditas dari satu pasar ke pasar lainnya.

2.2.3. Saluran Pemasaran