4. Karena sifatnya yang mudah busuk dan berumur pendek, maka lokasi produksi sebaiknya dekat dengan konsumen. Keadaan ini sangat
menguntungkan karena dapat menghemat biaya distribusi.
2.2. Penelitian Terdahulu Mengenai Manajemen Mutu Terpadu
Manajemen mutu merupakan komponen penting dalam manajemen perusahaan. Saat ini banyak perusahaan di Indonesia yang berupaya menerapkan
Manajemen Mutu Terpadu MMT, walaupun penerapannya masih jauh dari sempurna. Manajemen Mutu Terpadu diyakini sebagai cara terbaik untuk
menghasilkan produk yang bermutu dalam upaya menjawab tuntutan konsumen dan memenangkan persaingan yang ketat antar perusahaan.
Terdapat beberapa penelitian yang membahas masalah manajemen mutu terpadu. Febriansyah 2001, mengkaji Manajemen Mutu Terpadu Pada
Perusahaan Distributor Buah Segar di PT Moenaputra Nusantara. Berdasarkan analisis yang digunakan yaitu dengan metode PHA, diketahui bahwa
permasalahan utama yang dihadapi oleh PT Moenaputra Nusantara dalam menerapkan manajemen mutu yaitu masalah biaya diikuti oleh masalah mutu serta
masalah jumlah penjualan. Berdasarkan analisis kinerja pengendalian mutu pada setiap bagian yang
ditinjau dari ketersediaan dan optimalisasi penggunaan unsur-unsur MMT, diketahui bahwa di bagian keuangan pengendalian mutunya paling baik diikuti
oleh bagian produksi kemudian bagian pemasaran dan bagian administrasi dan umum. Secara keseluruhan berdasarkan ketersediaan dan optimalisasi
penggunaannya standar merupakan unsur terbaik diikuti oleh audit internal, sumberdaya manusia, sarana, pengorganisasian, serta pendidikan dan pelatihan.
Sitorus 2002, melakukan penelitian mengenai Kajian Manajemen Mutu Terpadu di PT Indofood Sukses Makmur Divisi Noodle Bandung. Perusahaan
telah membentuk kelompok kerja mutu KKM yang mengikutsertakan seluruh karyawan dalam mendefinisikan masalah yang dihadapi perusahaan dan turut
serta dalam memecahkan masalah tersebut Dari data yang diperoleh diketahui bahwa PT Indofood Sukses Makmur
menghadapi permasalahan utama dalam menerapkan manajemen mutu berturut- turut adalah masalah mutu, biaya, kontinuitas, jumlah dan waktu. Faktor penyebab
permasalahan tersebut berturut-turut adalah material, sumber daya manusia, mesin, proses kerja, sarana, perencanaan produksi dan tarif. Berdasarkan hasil
pengolahan data dengan PHA terhadap permasalahan dan penyebab masalah yang dihadapi oleh perusahaan tindakan perbaikan yang dapat dilakukan adalah
peningkatan kerjasama tim di perusahaan. Alternatif tindakan perbaikan lain yang dapat dilakukan secara berturut-turut adalah inovasi produk, perbaikan sistem
administrasi dan pembukuan, dan kegiatan pendidikan dan pelatihan. Secara keseluruhan ditinjau dari tingkat ketersediaan dan optimalisasi
penggunaan MMT di perusahaan, sumber daya manusia merupakan unsur dengan nilai paling tinggi. Sosialisasi visi dan misi di perusahaan telah dilaksanakan
dengan baik dan menempati urutan kedua. Seluruh departemen fungsional telah melaksanakan kegiatan audit internal dengan baik dan menempati urutan ketiga.
Karyawan sudah cukup baik dalam melakukan kegiatan sesuai dengan standar yang berlaku dan unsur standar menempati urutan keempat.
Pada penelitian Renggani 2002, mengenai Kajian Terhadap Penerapan Manajemen Mutu Terpadu di PT Karya Pangan Gemilang. Penerapan MMT pada
PT Karya Pangan Gemilang merupakan pengembangan kegiatan pengendalian mutu yang diterapkan pada seluruh aspek kegiatan yang berhubungan dengan
pembentukan mutu produk. Pengendalian dilakukan sejak dari kegiatan pengadaan bahan baku, pengolahan, pengemasan dan pemasaran. Seluruh
kegiatan pengendalian dilakukan dengan mempertimbangkan kinerja dari tiap-tiap tahapan kegiatan. Berdasarkan analisis permasalahan utama yang dihadapi oleh
PT Karya Pangan Gemilang dalam menerapkan MMT berturut-turut adalah masalah mutu yaitu mutu beras kemas dan mutu bahan baku, masalah waktu yaitu
waktu pengadaan, waktu pemasaran, waktu produksi dan yang terakhir adalah masalah biaya, dimana biaya tersebut adalah biaya pengadaan, biaya pemasaran
dan biaya produksi. Faktor penyebab permasalahan tersebut berturut-turut adalah faktor sistem
yaitu pelaksanaan, pengawasan dan peraturan-peraturan, faktor sarana yaitu sarana transportasi, mesin dan alat serta sarana komunikasi, dan faktor yang
terakhir adalah faktor keuangan yaitu sumber dana, alokasi dan distribusi dana. Peranan dan kompetensi pelaku perusahaan dalam menyelesaikan masalah yang
berhubungan dengan penerapan MMT berturut-turut adalah pihak manajemen, pihak operasional dan yang terakhir adalah pihak eksekutif.
Berdasarkan hasil pengolahan lebih lanjut diketahui bahwa pengendalian mutu bagian keuangan menempati posisi yang paling baik dalam hal kinerja
MMT nya antara lain bagian-bagian lainnya di PT Karya Pangan Gemilang, yang diikuti oleh kepala pabrik, bagian pemasaran, bagian pengadaan, bagian produksi
dan yang terakhir adalah pemilik.
Riyati 2001, melakukan penelitian mengenai Kajian Penerapan Manajemen Mutu Terpadu di PT Pupuk Kujang Persero. Konsep-konsep MMT
yang telah direalisasikan meliputi continuous improvement, fokus pada pelanggan, partisipasi seluruh jajaran perusahaan, penggunaan pendekatan ilmiah, serta
orientasi terhadap mutu di segala bidang. Unsur-unsur yang tersedia dengan baik dalam menunjang kegiatan MMT
meliputi kegiatan pendidikan dan latihan, audit internal, standar serta sumberdaya manusia yang tergolong berpengalaman. Berdasarkan identifikasi yang dilakukan
terhadap faktor penyebab yang ada, faktor sumberdaya manusia menempati prioritas pertama yang harus segera diselesaikan. Jumlah karyawan di PT Pupuk
Kujang dinilai melebihi kebutuhan. Besarnya jumlah karyawan ini menyebabkan tingkat imbalan yang relatif lebih rendah untuk industri sejenis.
Faktor penyebab lain adalah ketersediaan sarana pabrik yang telah mendekati akhir umur ekonomis. Hal ini menyebabkan inefisiensi penggunaan
energi dan bahan baku gas. Faktor penyebab lain meliputi manajemen dan tarif. Kendala dalam manajemen yang dirasakan adalah dalam proses pengambilan
keputusan yang terasa lamban akibat rentang organisasi yang terlalu besar, khususnya dalam kegiatan pemeliharaan dan pengawasan proses pabrikasi.
Sedangkan kendala dalam tarif yang dirasakan adalah harga bahan baku gas yang diperhitungkan mata uang asing. Sebagian besar kendala yang dihadapi berada
dalam kendali perusahaan. Manfaat yang diperoleh dari penerapan MMT sejauh ini berupa
perbaikan-perbaikan prosedur kerja yang merupakan revisi standar hasil dari kegiatan GKM pada masing-masing unit kerja. Manfaat lain yaitu berupa
pencapaian sasaran mutu, peningkatan citra perusahaan, peningkatan produktivitas tenaga kerja, serta kelestarian lingkungan.
Pada penelitian Rahmawaty 2004. Analisis Manajemen Mutu Terpadu pada Perusahaan Katering Penerbangan PT Aerowisata Catering Service,
Tangerang. Konsep manajemen mutu di PT ACS telah terdefinisi dengan baik, ini terlihat telah didapatnya sertifikat ISO 9001 : seri 2000 yang terintegrasi dengan
konsep keamanan pangan, tetapi dalam pelaksanaannya masih ada kekurangan dalam hal kedisiplinan karyawan untuk melaksanakan sistem manajemen mutu
yang telah ada. Prioritas permasalahan yang diutamakan oleh PT ACS adalah
permasalahan mutu, biaya, jumlah, kontinuitas dan waktu. Untuk sub kriteria permasalahan utama yang diprioritaskan adalah mutu main course, hal ini
disebabkan mulai dari pengadaan bahan baku hingga main course siap di sajikan ke konsumen memerlukan tahapan-tahapan yang cukup panjang dan
membutuhkan penanganan yang baik. Sub kriteria masalah yang berpengaruh kecil terhadap manajemen mutu adalah waktu pengangkutan.
Hasil identifikasi kinerja manajemen mutu PT ACS berdasarkan PHA, menunjukkan bahwa sosialisasi visi dan misi perusahaan terhadap karyawan
cukup baik, sedangkan unsur manajemen yang masih kurang penerapannya adalah unsur diklat.
Konsep manajemen mutu terpadu mulai banyak digunakan oleh perusahaan di Indonesia sebagai hasil introduksi dari Jepang. Beberapa penelitian
terdahulu yang mengkaji penerapan manajemen mutu terpadu perusahaan diawali dengan mengidentifikasi permasalahan atau kendala yang dihadapi oleh
manajemen mutu perusahaan. Untuk mengidentifikasi permasalahan ini digunakan alat analisis Proses Hirarki Analitik PHA. PHA merupakaan alat
yang cukup tepat dan akurat dimana permasalahan yang dihadapi manajemen mutu disusun dalam skala prioritas. Permasalahan yang mendapat prioritas
tertinggi merupakan permasalahan yang paling penting dan memerlukan tindakan penyelesaian yang paling awal.
Dalam penelitian ini penulis akan menganalisis manajemen mutu terpadu pada perusahaan distributor sayuran di CV Bimandiri. Beberapa penelitian
terdahulu mengenai manajemen mutu terpadu belum ada yang meneliti mengenai sayuran. Penelitian ini diawali dengan menganalisis manajemen mutu di
perusahaan dilihat dari unsur-unsurnya. Dalam penilaian penerapan manajemen mutu memiliki perbedaan dengan penelitian terdahulu, pada penelitian ini
penilaiannya dilakukan dengan penyebaran kuesioner dan dilakukan perhitungan skor.
Pengendalian mutu merupakan komponen utama dalam manajemen mutu perusahaan, karena itu dalam penelitian ini penulis akan membahas mengenai
pengendalian mutu perusahaan yang meliputi pengendalian mutu pengadaan, pengendalian mutu proses penanganan, pengendalian mutu distribusi dan
pengendalian mutu keuangan. Untuk menganalisis tentang permasalahan- permasalahan yang terjadi mengenai penerapan manajemen mutu, mempunyai
persamaan dengan penelitian sebelumnya yaitu menggunakan alat analisis proses hirarki analitik PHA. Penelitian terdahulu tersebut digunakan sebagai acuan
dalam penelitian ini, terutama dalam penyusunan struktur hirarki.
III. KERANGKA PEMIKIRAN