Pendidikan dan Latihan diklat

dilaporkan pada rapat bulanan, untuk melihat perkembangan perusahaan. Audit internal ini dilakukan dengan tujuan untuk perbaikan secara berkesinambungan.

6.2.6. Pendidikan dan Latihan diklat

Pendidikan berbeda dengan pelatihan. Pelatihan bersifat spesifik, praktis dan segera. Spesifik dalam arti pelatihan berhubungan secara spesifik dengan pekerjaan yang dilakukan, sedangkan yang dimaksud dengan praktis dan segera adalah bahwa apa yang sudah dilatihkan dapat diaplikasikan dengan segera sehingga materi yang diberikan harus bersifat praktis. Pelatihan merupakan bagian dari pendidikan. Pendidikan lebih bersifat teoritis, tetapi pendidikan dan pelatihan memiliki tujuan yang sama yaitu pembelajaran, dan dalam pembelajaran tersebut terdapat pemahaman. Melalui pemahaman, karyawan dimungkinkan untuk menjadi inovator, pengambil inisiatif, pemecah masalah yang kreatif, serta menjadi karyawan efektif dan efisien dalam melakukan pekerjaan. Kegiatan pendidikan dan pelatihan bagi karyawan CV Bimandiri untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan untuk membantu karyawan dalam memecahkan masalah yang timbul. Pendidikan dan pelatihan mengenai pengendalian mutu bertujuan untuk menyebarkan gagasan mengenai pengendalian mutu dan untuk mengembangkan sistem pengendalian mutu di CV Bimandiri. Pendidikan dan pelatihan sangat penting agar diperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai MMT dan dapat melakukan tindakan pengendalian mutu secara benar. Pendidikan dan pelatihan di CV. Bimandiri baru dilakukan satu kali, yaitu mengenai keuangan dan diberikan kepada manajemen perusahaan saja. Untuk para karyawan sendiri belum pernah diadakan pendidikan dan pelatihan. Dalam penerapan manajemen mutu terpadu MMT di perusahaan dianalisis dengan menggunakan skor terhadap unsur-unsur MMT. Adapun hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Penerapan Unsur-unsur MMT di CV Bimandiri No Unsur-unsur MMT Skor 1. SDM 69,33 2. Standar 68,00 3. Sarana 70,00 4. Organisasi 71,67 5. Audit Internal 73,33 6. Diklat 45,71 Sumber: Data Olahan, 2005 Berdasarkan Tabel 10 dapat dilihat bahwa dari keenam unsur MMT tersebut, unsur audit internal mempunyai skor paling tinggi sebesar 73,33 persen dibanding unsur lainnya. Hal tersebut dikarenakan audit internal sudah dilakukan secara teratur setiap sebulan sekali untuk tiap bagian di perusahaan. Penerapan unsur Organisasi mempunyai skor 71,67 persen, yaitu urutan kedua dalam penerapan MMT. Pendelegasian wewenang dan tugas untuk tiap bagian sudah terdefinisi dengan baik, tapi dalam pelaksanaannya belum berjalan dengan baik. Pengorganisasian bagian keuangan masih kurang, pembagian tugas masih belum baik. Misalnya general manajer keuangan dan SDM juga menjabat menjadi manajer keuangan. Selain unsur audit internal dan organisasi, unsur sarana dalam penerapan MMT juga sudah berjalan baik, dimana sarana-sarana yang menunjang untuk peningkatan mutu sayuran di perusahaan sudah tersedia. Sarana tersebut seperti kantor, gedung untuk penanganan sayuran, tempat untuk penyimpanan, mesin untuk kegiatan pengemasan, mobil untuk kegiatan distribusi serta alat bantu yang secara tidak langsung mempengaruhi kegiatan pengendalian, namun dalam penggunaannya belum optimal. Hal tersebut dipengaruhi oleh sumberdaya manusia sebagai pengguna sarana tersebut. Sumberdaya manusia untuk tiap bagian diharapkan berkualitas agar didapat hasil yang baik dan bertanggung jawab. SDM sangat dibutuhkan untuk bagian proses penanganan, karena sebagian besar kegiatan dilakukan oleh pekerja. Kecermatan dan ketelitian pada bagian ini sangat dibutuhkan, karena pada bagian ini juga masih dilakukan secara manual. Selain pada kegiatan proses penanganan, bagian-bagian lainnya juga dibutuhkan kecermatan dan ketelitian dari para pekerja. Unsur standar mempunyai skor 68 persen, dimana standar tersebut urutan kelima dari unsur-unsur MMT. Pada umumnya standar mengenai prosedur kerja untuk tiap bagian sudah tersedia, tetapi dalam pelaksanaannya masih belum optimal. Masih adanya pekerja yang tidak bekerja sesuai dengan prosedur kerja yang telah ditetapkan. Bagian keuangan standar pembukuan dan akuntansi yang digunakan sudah baik walaupun pengerjaannya masih sederhana. Pada bagian pengadaan dan proses penanganan, ketersediaan standar di bagian ini sudah cukup baik. Standar produk sudah terdefinisi dengan jelas dan sebagian pekerja sudah memahami dengan baik. Namun kadangkala keteledoran masih terjadi sehingga sayuran yang dihasilkan belum sesuai dengan standar. Unsur pendidikan dan pelatihan penerapannya masih sangat kurang yang ditunjukkan dengan skor 45,7 persen, unsur tersebut merupakan urutan terakhir dibandingkan dengan unsur-unsur lainnya. Perusahaan belum memperhatikan pentingnya unsur ini bagi perusahaan. Pendidikan dan pelatihan untuk setiap bagian belum dilakukan oleh perusahaan, pendidikan dan pelatihan ini hanya pernah dilakukan pada bagian keuangan saja dan untuk manajemen perusahaan. Pada umumnya diklat hanya dilakukan pada awal pekerja masuk perusahaan, selanjutnya tidak dilakukan lagi pendidikan dan pelatihan. Jadi pendidikan dan pelatihan sangat kurang baik jenis maupun jumlahnya.

VII. PERMASALAHAN MANAJEMEN MUTU SAYURAN CV. BIMANDIRI

7.1. Analisis Permasalahan

CV. Bimandiri merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang distributor sayuran. Mutu merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan agar dapat bersaing dengan perusahaan distributor lainnya. Penerapan MMT yang dilakukan oleh CV. Bimandiri belum diterapkan secara sempurna, tetapi dalam perkembangannya perusahaan berupaya untuk mencapai hasil yang optimal secara berkesinambungan. Salah satunya dengan cara peningkatan mutu sayuran secara terus-menerus dengan tujuan untuk meningkatkan kepuasan konsumen. Peningkatan mutu sayuran ini dilakukan pada setiap kegiatan perusahaan, diantaranya adalah :

7.1.1. Pengadaan Sayuran

Setiap perusahaan berupaya untuk menghasilkan produk yang memiliki mutu tinggi, hal ini merupakan salah satu keunggulan yang dimiliki oleh perusahaan. Mutu merupakan permasalahan paling utama yang sering dihadapi oleh perusahaan distributor sayuran. Untuk menghasilkan mutu sayuran yang tinggi, harus diperhatikan pula kegiatan dalam pengadaan sayuran. Hal yang menjadi permasalahan dalam pengadaan sayuran yang dihadapi oleh CV. Bimandiri diantaranya adalah jumlah sayuran yang dibutuhkan oleh perusahaan dan waktu dalam pengadaan sayuran tersebut.