Analisis Hasil Pengolahan Horizontal

7.2.2. Analisis Hasil Pengolahan Horizontal

Berdasarkan penilaian terhadap keputusan yang diberikan responden terhadap kuesioner kegiatan sehubungan dengan permasalahan manajemen mutu sayuran diperoleh hasil penilaian yang terlihat pada Tabel 11. Tabel 11. Susunan Bobot dan Prioritas Hasil Pengolahan Horizontal antar Elemen Pada Kegiatan sehubungan dengan permasalahan Penerapan Manajemen Mutu Terpadu Tingkat 2 Kegiatan Bobot PHA Prioritas Pengadaan Sayuran 0,258 2 Proses Penanganan 0,637 1 Distribusi 0,105 3 Rasio Inkonsistensi 0,04 Dari Tabel 11 diketahui bobot prioritas elemen-elemen kegiatan sehubungan dengan permasalahan dalam penerapan manajemen mutu sayuran di CV Bimandiri adalah proses penanganan 0,637, pengadaan sayuran 0,258 dan distribusi 0,105. Perusahaan menganggap bahwa proses penanganan merupakan kegiatan dalam mempertahankan mutu sayuran, dimana dalam kegiatan tersebut diperlukan perhatian yang cukup serius. Selain itu pada kegiatan proses penanganan tersebut dilakukan perlakuan-perlakuan untuk mempertahankan mutu. Pengadaan merupakan kegiatan awal dari perusahaan, dimana pengadaan sayuran ini akan berpengaruh kepada kegiatan selanjutnya, sama halnya dengan distribusi juga merupakan kegiatan yang harus diperhatikan oleh perusahaan dalam peningkatan mutu sayuran. Tabel 12. Susunan Bobot dan Prioritas Hasil Pengolahan Horizontal antar Elemen Permasalahan Penerapan Manajemen mutu Terpadu Berdasarkan Kegiatan Tingkat 2 Kegiatan Tingkat 3 Permasalahan Bobot PHA Prioritas Rasio Inkonsistensi Jumlah Sayuran 0,591 1 Pengadaan Sayuran Waktu Pengadaan 0,409 2 0,00 Sortasi 0,569 1 Pengemasan 0,277 2 Proses Penanganan Pembagian 0,154 3 0,01 Waktu 0,724 1 Distribusi Sarana 0,276 2 0,00 Hasil pengolahan data pada tingkat 3 menunjukkan urutan kriteria masalah berdasarkan kegiatan perusahaan pada tingkat 2 adalah untuk pengadaan sayuran prioritas masalah yang dihadapi adalah jumlah sayuran 0,591 dan waktu pengadaan 0,409. Masalah Jumlah sayuran yang dihadapi biasanya adalah kurangnya jumlah sayuran yang dibutuhkan oleh perusahaan, hal ini mengakibatkan tidak terpenuhinya pesanan dari swalayan. Masalah yang dihadapi dalam pengadaan sayuran lainnya adalah waktu pengadaan, perusahaan selalu menghadapi masalah penerimaan sayuran dari pemasok yang terlambat. Ketepatan waktu pengadaan ini sangat mempengaruhi proses pengendalian mutu sayuran selanjutnya. Bobot Prioritas masalah yang dihadapi oleh perusahaan berdasarkan kegiatan proses penanganan adalah sortasi 0,569, pengemasan 0,277 dan pembagian 0,154. Pada sortasi, masih adanya sayuran yang lolos sortir yaitu sayuran yang kualitasnya di bawah standar. Hal tersebut akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan. Pada kegiatan pengemasan, biasanya sayuran yang dikemas terlalu keras atau longgar, sedangkan dalam pembagian belum maksimalnya peran penataan sayuran dalam kontainer. Apabila hal-hal tersebut dibiarkan dapat menyebabkan kerugian bagi perusahaan dan tidak memuaskan konsumen. Prioritas masalah dalam distribusi adalah ketepatan waktu pengiriman 0,670 dan sarana 0,333. Ketepatan waktu dalam pengiriman menempati prioritas pertama. Bagi perusahaan ketepatan waktu dalam pengiriman sangatlah penting, karena apabila perusahaan terlambat dalam pengiriman kemungkinan ditolaknya sayuran sangat besar, karena perusahaan harus bersaing dengan perusahaan distributor lainnya. Selain ketepatan waktu dalam pengiriman sarana yang digunakan juga sangat mempengaruhi mutu dari sayuran tersebut. Penyebab timbulnya masalah pada tingkat 3 dijelaskan oleh faktor penyebab masalah pada tingkat 4 dan sub faktor penyebab masalah pada tingkat 5. Faktor penyebab itu merupakan penjabaran dari permasalahan sebelumnya. Dari hasil pengolahan data pada tingkat 4, menunjukkan bahwa penyebab masalah dari jumlah sayuran secara berurutan adalah sistem 0,637, budidaya petani 0,258, dan faktor alam 0,105. Sistem ini maksudnya adalah prosedur kerja yang dilakukan oleh perusahaan. Sistem pemesanan jumlah sayuran kepada pemasok didasarkan dari prediksi, jadi dalam melakukan prediksi pemesanan kadang tidak sesuai dengan pemesanan dari swalayan. Hal tersebut dapat menyebabkan jumlah sayuran yang kurang atau berlebih. Selain sistem, faktor lain yang mempengaruhi adalah budidaya petani. Budidaya petani adalah teknik budidaya yang dilakukan oleh petani dalam menghasilkan sayuran. Apabila teknik budidaya yang dilakukan oleh petani baik, yaitu penggunaan bibit yang baik, penggunaan dosis pupuk yang tepat, pengairan dan teknik pasca panen yang baik pula maka dapat dihasilkan sayuran dengan jumlah yang banyak dan mutu yang baik. Faktor alam juga sangat berpengaruh dalam menghasilkan jumlah dan sayuran yang bermutu. Bobot Prioritas faktor penyebab dari waktu pengadaan diantaranya adalah alat transportasi 0,630, sistem 0,262 dan jarak 0,109. Alat transportasi berpengaruh pada waktu pengadaan sayuran, perusahaan masih kekurangan dalam alat transportasi dalam kegiatan pengadaan. Jadi perusahaan masih mengandalkan alat transportasi dari pemasok. Sistem atau prosedur kerja merupakan peraturan- peraturan yang dilakukan untuk pemasok dalam waktu pengiriman. Masih adanya pemasok yang terlambat dalam pengiriman sayuran ke perusahaan, hal ini dapat mengakibatkan terlambatnya waktu proses selanjutnya, selain alat transportasi dan sistem yang menjadi faktor penyebab adalah jarak. Dalam masalah sortasi prioritas penyebab secara berurutan diantaranya adalah SDM 0,677, Sistem 0,235, alat dan bahan 0,088. Dalam melakukan sortasi, dilakukan secara manual dimana dalam hal ini dituntut ketelitian dari pekerja. Tetapi dalam kenyataannya masih adanya sayuran yang lolos sortir. Sistem yang dimiliki perusahaan baik prosedur, pelaksanaan dan pengawasannya masih belum sempurna. Selain itu yang menjadi faktor penyebab dalam sortasi lainnya adalah alat dan bahan yang menjadi penyebab terjadinya masalah. Alat dan bahan yang digunakan dalam sortasi masih sederhana, yaitu dengan menggunakan lap dan pisau. Seperti halnya dengan sortasi, penyebab masalah untuk pengemasan dan pembagian adalah SDM 0,594, Sistem 0,286, alat dan bahan 0,120, sedangkan pembagian diantaranya SDM 0,604, Sistem 0,282 alat dan bahan 0,115. Dalam pengemasan dan pembagian SDM merupakan faktor penyebab yang utama, dimana dalam kegiatan tersebut kurang telitinya pekerja dalam melakukan pengemasan yaitu terlalu longgar atau keras dalam pengemasan. Selain itu juga adanya kesalahan dari pekerja dalam melakukan pembagian sayuran untuk tiap swalayan. Hal-hal tersebut dapat menyebabkan kerugian bagi pihak perusahaan. Sistem ini mencakup peraturan-peraturan dalam pelaksanaan kegiatan, bagaimana pelaksanaannya dan pengawasan pada pengemasan serta pada pembagian belum berjalan dengan baik. Faktor penyebab lainnya adalah alat dan bahan, untuk pengemasan alat yang digunakan adalah mesin wrapping. Terjadinya kerusakan pada mesin akan menghambat pengemasan sayuran, maka akan mengakibatkan terhentinya kegiatan tersebut dan menghambat pada proses- proses selanjutnya. Prioritas penyebab untuk waktu distribusi adalah sistem 0,637, alat transportasi 0,258 dan jarak 0,105. Prosedur waktu pengiriman sayuran ke swalayan telah ditetapkan, tetapi dalam pelaksanaannya belum berjalan dengan baik. Masih terjadinya keterlambatan dalam pengiriman ke swalayan, hal tersebut dapat menurunkan mutu sayuran. Kerusakan alat transportasi merupakan salah satu penyebab terlambatnya waktu pengiriman. Faktor penyebab lainnya adalah jarak, yaitu jarak antara perusahaan dengan konsumen swalayan. Faktor penyebab dari masalah sarana diantaranya alat transportasi 0,750 dan sistem 0,250. Terjadinya kerusakan pada alat transportasi merupakan salah satu faktor penyebab dalam sarana distribusi. Selain itu, faktor penyebab lainnya dalam sarana distribusi adalah sistem. perusahaan sudah mempunyai prosedur kerja dalam melakukan distribusi dan penggunaan sarana distribusi, tetapi dalam kenyataannya masih belum berjalan dengan baik. Tabel 13. Susunan Bobot dan Prioritas Hasil Pengolahan Horizontal antar Elemen Faktor Penyebab Berdasarkan Permasalahan penerapan Manajemen Mutu Terpadu Tingkat 3 Permasalahan Tingkat 4 Faktor Penyebab Bobot Prioritas Rasio Inkonsistensi Sistem 0,637 1 Budidaya Petani 0,258 2 Jumlah Sayuran Faktor Alam 0,105 3 0,04 Alat Transportasi 0,630 1 Sistem 0,262 2 Waktu Pengadaan Jarak 0,109 3 0,05 SDM 0,677 1 Sistem 0,235 2 Sortasi Alat dan Bahan 0,088 3 0,04 SDM 0,594 1 Sistem 0,286 2 Pengemasan Alat dan Bahan 0,120 3 0,05 SDM 0,604 1 Sistem 0,282 2 Pembagian Alat dan Bahan 0,115 3 0,04 Sistem 0,638 1 Alat Transportasi 0,258 2 Waktu Jarak 0,105 3 0,04 Alat Transportasi 0,750 1 Sarana Sistem 0,250 2 0,00 Tingkat 5 adalah sub faktor penyebab yang merupakan penjabaran dari tingkat 4. Pada faktor alam yang menjadi sub faktor penyebab adalah cuaca 0,781 dan Fisik 0,219. Pekerja dan pengawas merupakan sub faktor penyebab untuk penyebab SDM. Untuk faktor penyebab SDM baik untuk masalah sortasi, pengemasan dan pembagian yang menjadi sub faktor penyebabnya adalah pekerja 0,833, pengawas 0,167, untuk pengemas pekerja 0,750, pengawas 0,250 dan untuk pembagian pekerja 0,797 dan pengawas 0,203. Tabel 14. Susunan Bobot dan Prioritas Hasil Pengolahan Horizontal Antar Elemen-Elemen Jenis Penyebab Permasalahan Penerapan Manajemen Mutu Terpadu Jenis Penyebab Sub Elemen Kontrol Non Kontrol Rasio Inkonsistensi Cuaca 0,152 0,848 0,00 Fisik 0,167 0,833 0,00 Budidaya Petani 0,192 0,808 0,00 Sistem dalam jumlah sayuran 0,750 0,250 0,00 Alat Transportasi dalam Pengadaan 0,750 0,250 0,00 Sistem dalam Waktu Pengadaan 0,781 0,219 0,00 Jarak dalam Pengadaan Sayuran 0,167 0,833 0,00 Pekerja dalam Sortasi 0,750 0,250 0,00 Pengawas dalam Sortasi 0,781 0,219 0,00 Alat dan Bahan dalam Sortasi 0,833 0,167 0,00 Sistem Dalam Sortasi 0,781 0,219 0,00 Pekerja dalam Pengemasan 0,781 0,219 0,00 Pengawas dalam Pengemasan 0,808 0,192 0,00 Alat dan Bahan dalam Pengemasan 0,781 0,219 0,00 Sistem Dalam Pengemasan 0,808 0,192 0,00 Pekerja dalam Pembagian 0,750 0,250 0,00 Pengawas dalam Pembagian 0,781 0,219 0,00 Alat dan Bahan dalam Pembagian 0,833 0,167 0,00 Sistem Dalam Pembagian 0,781 0,219 0,00 Alat Transportasi Waktu Distribusi 0,797 0,203 0,00 Sistem dalam Waktu Distribusi 0,781 0,219 0,00 Jarak dalam Distribusi 0,167 0,833 0,00 Alat Transportasi Sarana Distribusi 0,750 0,250 0,00 Sistem dalam Sarana Distribusi 0,781 0,219 0,00 Hasil pengolahan pada tingkat 6 Tabel 14 menunjukkan bahwa pada sub faktor penyebab cuaca, prioritas yang diberikan oleh perusahaan untuk jenis penyebab adalah non kontrol dengan bobot 0,843. Cuaca sangat mempengaruhi terhadap jumlah sayuran yang dihasilkan dan mutu sayuran tersebut, tetapi cuaca merupakan di luar kontrol perusahaan karena perusahaan hanya sebagai pedagang perantara atau distributor. Jadi perusahaan tidak melakukan produksi sayuran tersebut. Sama halnya dengan faktor fisik 0,833, budidaya petani 0,808 Jarak antara petani dengan perusahaan dan jarak antara perusahaan dengan konsumen 0,833. Faktor penyebab tersebut merupakan faktor di luar kontrol perusahaan. Untuk faktor penyebab sistem, yaitu sistem dalam pengadaan sayuran 0,750, sistem dalam waktu pengadaan sayuran 0,219, sistem dalam sortasi 0,219, sistem untuk pengemasan 0,808, sistem untuk pembagian 0,781, sistem untuk waktu distribusi 0,781 dan sistem untuk sarana distribusi 0,781. Sistem merupakan serangkaian prosedur, pelaksanaan dan pengawasan untuk setiap kegiatan dalam perusahaan. Sistem tersebut merupakan jenis penyebab yang dapat dikontrol oleh perusahaan, karena dengan perbaikan sistem secara berkesinambungan untuk semua kegiatan diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang terjadi di perusahaan, selain itu ditunjang dengan pengawasan yang baik pula untuk semua kegiatan. Alat transportasi, yaitu alat transportasi untuk pengadaan sayuran 0,750, alat transportasi untuk waktu distribusi 0,797 dan alat transportasi untuk sarana distribusi 0,750 merupakan jenis penyebab yang dapat dikontrol oleh perusahaan, dengan cara pengawasan terhadap penggunaan alat transportasi tersebut agar tidak terjadi kerusakan yang dapat mempengaruhi kegiatan-kegiatan di perusahaan. Dengan pengawasan yang baik maka dapat memperkecil terjadinya kerusakan atau permasalahan terhadap alat transportasi tersebut. Untuk sub faktor penyebab SDM, yaitu pekerja dan pengawas merupakan jenis penyebab yang dapat dikontrol oleh perusahaan. Dimana bobotnya adalah pekerja sortasi dan pembagian 0,750, pekerja pengemasan 0,781, sedangkan pengawas untuk sortasi dan pembagian 0,781 dan pengawas untuk pengemasan 0,808. Sub faktor penyebab untuk SDM ini bisa dikontrol oleh perusahaan, yaitu dengan cara pengawasan secara ketat terhadap para pekerja atau dengan cara melakukan pendidikan dan pelatihan untuk semua para pekerja, maka diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan para pekerja. Faktor penyebab lainnya yaitu alat dan bahan, alat dan bahan untuk sortasi dan pembagian 0,833 alat dan bahan untuk pengemasan 0,781. Faktor penyebab alat dan bahan tersebut merupakan jenis penyebab yang dapat dikontrol oleh perusahaan, yaitu dengan peningkatan pengawasan terhadap penggunaan alat dan bahan yang digunakan agar tidak terjadi kerusakan yang dapat mempengaruhi dalam upaya meningkatkan mutu sayuran.

7.2.3. Analisis Hasil Pengolahan Vertikal