Analisis Hasil Pengolahan Vertikal

di perusahaan. Dengan pengawasan yang baik maka dapat memperkecil terjadinya kerusakan atau permasalahan terhadap alat transportasi tersebut. Untuk sub faktor penyebab SDM, yaitu pekerja dan pengawas merupakan jenis penyebab yang dapat dikontrol oleh perusahaan. Dimana bobotnya adalah pekerja sortasi dan pembagian 0,750, pekerja pengemasan 0,781, sedangkan pengawas untuk sortasi dan pembagian 0,781 dan pengawas untuk pengemasan 0,808. Sub faktor penyebab untuk SDM ini bisa dikontrol oleh perusahaan, yaitu dengan cara pengawasan secara ketat terhadap para pekerja atau dengan cara melakukan pendidikan dan pelatihan untuk semua para pekerja, maka diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan para pekerja. Faktor penyebab lainnya yaitu alat dan bahan, alat dan bahan untuk sortasi dan pembagian 0,833 alat dan bahan untuk pengemasan 0,781. Faktor penyebab alat dan bahan tersebut merupakan jenis penyebab yang dapat dikontrol oleh perusahaan, yaitu dengan peningkatan pengawasan terhadap penggunaan alat dan bahan yang digunakan agar tidak terjadi kerusakan yang dapat mempengaruhi dalam upaya meningkatkan mutu sayuran.

7.2.3. Analisis Hasil Pengolahan Vertikal

Dari hasil pengolahan secara vertikal Gambar 6 dapat diketahui mana yang diprioritaskan untuk tiap-tiap tingkat. Hasil Pengolahan vertikal pada tingkat 2 menunjukkan bahwa elemen proses penanganan 0,637 merupakan kegiatan sehubungan dengan permasalahan yang terjadi dalam perusahaan jika dibandingkan dengan kegiatan pengadaan sayuran 0,258 dan distribusi 0,105. Hasil pengolahan vertikal pada elemen permasalahan tingkat 3 menunjukkan prioritas dari permasalahan yang terjadi dalam perusahaan, yaitu sortasi 0,362, pengemasan 0176, jumlah sayuran 0,153, waktu pengadaan 0,106, pembagian 0,098, waktu distribusi 0,076 dan sarana distribusi 0,029. Pada tingkat 4 faktor penyebab merupakan penjabaran dari tingkat 3 permasalahan, dimana diperoleh hasil pengolahan yang menunjukkan bahwa dari faktor penyebab yang paling berpengaruh adalah SDM, baik SDM sortasi 0,245, SDM pengemasan 0,105 dan SDM pembagian 0,059. SDM menjadi prioritas pertama karena pada sortasi, pengemasan dan pembagian sangatlah diperlukan kecermatan dari para pekerja karena masih dilakukan secara manual. Ketidakcematan para pekerja dapat mengakibatkan mutu sayuran yang rendah, karena masih adanya sayuran yang tidak sesuai dengan standar. Faktor-faktor penyebab lainnya adalah sistem, yaitu sistem dalam pengadaan jumlah sayuran 0,097 dan sistem dalam sortasi 0,085. Sistem merupakan adalah serangkaian prosedur, pelaksanaan dan pengawasan setiap kegiatan dalam perusahaan, dimana sistem tersebut belum dilaksanakan secara maksimal. Selain sistem, faktor lainnya yang berpengaruh terhadap permasalahan di perusahaan secara berurutan adalah Alat transportasi dalam pengadaan sayuran 0,067, sistem dalam pengemasan 0,050, budidaya petani 0,039, sistem dalam waktu distribusi 0,048, alat dan bahan dalam sortasi 0,032, sistem dalam waktu pengadaan dan pembagian 0,028, alat transportasi dalam sarana distribusi 0,022, alat dan bahan dalam pengemasan 0,021, alat transportasi dalam waktu distribusi 0,020 dan lainnya yang bisa dilihat pada Gambar 6. Hasil pengolahan vertikal pada tingkat 2 dan tingkat 3 memberikan hasil yang relevan dengan hasil pengolahan horizontalnya. Dimana hasil pengolahan vertikal memberikan prioritas yang sama dengan dengan pengolahan horizontal. Hasil pada tingkat 4 dan tingkat 5 juga memberikan hasil yang relevan dengan hasil pada pengolahan horizontal. Elemen-elemen pada tingkat 4 merupakan penjabaran dari tingkat 3, begitu pula dengan tingkat 5. Hasil pengolahan pada tingkat 6 jenis penyebab menunjukkan bahwa berdasarkan permasalahan-permasalahan yang terjadi di perusahaan maka dapat disimpulkan bahwa jenis penyebab yang terdapat di perusahaan terbagi menjadi dua, yaitu jenis penyebab terkontrol dan tidak terkontrol. Jenis penyebab yang terbagi menjadi yang terkontrol dan tidak terkontrol menempati tingkat keenam dari struktur hirarki identifikasi permasalahan penerapan manajemen mutu terpadu pada perusahaan distributor sayuran. Terkontrol atau tidaknya suatu masalah berhubungan dengan wewenang yang dimiliki pihak perusahaan. Berdasarkan hasil wawancara dengan direktur dan general manajer didapat bahwa sebagian besar penyebab yang dihadapi dapat terkontrol dengan bobot sebesar 0,750. Hal ini berarti bahwa masalah dapat terkendali dengan wewenang perusahaan. Identifikasi permasalahan penerapan MMT di CV Bimandiri Pengadaan Sayuran 0,258 Proses Penanganan 0,637 Distribusi 0,105 Jumlah Sayuran 0,153 Waktu Pengadaan 0,106 Pengemasan 0,176 Pembagian 0,098 Sarana 0,029 Waktu 0,076 FA 0,016 BP 0,039 STM 0,097 AT 0,067 STM 0,028 JRK 0,012 SDM 0,245 AB 0,032 STM 0,085 SDM 0,105 AB 0,021 STM 0,050 SDM 0,509 AB 0,011 STM 0,028 AT 0,020 STM 0,048 JRK 0,008 AT 0,022 STM 0,007 Cuaca 0,012 Fisik 0,004 PKJ 0,204 PGWS 0,041 PKJ 0,079 PGWS 0,028 PKJ 0,047 PGWS 0,012 Kontrol 0,729 Non Kontrol 0,271 Tingkat 1 Fokus Tingkat 2 Kegiatan Tingkat 3 Permasalah an Tingkat 4 Faktor Penyeba b Tingkat 5 Sub Faktor Penyebab Tingkat 6 Jenis Penyebab Sortasi 0,362 Gambar 6. Struktur Hirarki Permasalahan Penerapan Manajemen Mutu Terpadu di CV Bimandiri Hasil Pengolahan Vertikal

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN

8.1. Kesimpulan Secara keseluruhan penerapan sistem MMT di CV. Bimandiri jika dilihat dari ketersediaan dan penerapan unsur-unsur MMT masih belum sempurna dan dalam tahap pengembangan. Pada umumnya unsur-unsur MMT tersebut sudah tersedia, namun dalam pelaksanaannya masih belum maksimal. Misalnya kegiatan pendidikan dan pelatihan yang hanya dilaksanakan sekali dan hanya untuk bagian- bagian tertentu saja. Berdasarkan hasil pengolahan dengan metode PHA dapat disimpulkan bahwa yang menjadi sumber permasalahan di perusahaan adalah kegiatan proses penanganan. Dimana pada kegiatan tersebut yang menjadi permasalahannya adalah masih adanya sayuran yang lolos sortir, pengemasan dan teknik pembagian. Untuk faktor penyebab permasalahan tersebut yang paling utama adalah SDM, sistem, alat dan bahan.

8.2. Saran

Agar penerapan MMT di CV Bimandiri dapat berjalan secara optimal, diperlukan langkah-langkah perbaikan yang harus dilakukan perusahaan. Beberapa hal yang mungkin dapat dipertimbangkan dalam meningkatkan mutu sayuran di CV Bimandiri adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan kegiatan pendidikan dan pelatihan bagi pekerja, baik dari segi jumlah maupun jenisnya. Hal ini akan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dan akan lebih menumbuhkan kesadaran mutu dan memotivasi karyawan untuk menghasilkan sayuran yang bermutu.