Kerangka Pemikiran Konseptual KERANGKA PEMIKIRAN

6. Pendidikan dan Latihan, yaitu kegiatan yang bertujuan untuk menyebarkan gagasan mengenai pengendalian mutu, meningkatkan pengetahuan dan kemampuan karyawan dalam memecahkan masalah, serta untuk mengembangkan sistem pengendalian mutu di perusahaan

1.2. Kerangka Pemikiran Konseptual

Meningkatnya intensitas persaingan dan jumlah pesaing menuntut setiap perusahaan untuk selalu memperhatikan kebutuhan dan keinginan konsumen serta berusaha memenuhi apa yang mereka harapkan. Mutu produk sangat berarti bagi perusahaan yang bergerak dalam bidang distributor sayuran. CV Bimandiri sebagai distributor sayuran sangat berperan dalam peningkatan mutu sayuran. Untuk menghasilkan sayuran yang bermutu, perusahaan sudah melaksanakan kegiatan pengendalian mutu, yaitu pengendalian mutu pengadaan sayuran, pengendalian mutu proses penanganan, pengendalian mutu distribusi dan pengendalian mutu keuangan. Untuk dapat memuaskan konsumen, perusahaan hendaknya memperhatikan tingkat kesegaran sayuran, ketepatan pengadaan sesuai dengan permintaan, penggunaan alat transportasi dalam pengangkutan, pengemasan tanpa kerusakan. Hal-hal tersebut merupakan bagian dari konsep manajemen mutu terpadu dalam perusahaan untuk dapat unggul dalam persaingan. Manajemen mutu terpadu merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang bertujuan untuk memaksimumkan daya saing perusahaan melalui perbaikan secara terus-menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan. Dalam penerapan manajemen mutu terpadu tersebut, unsur-unsur MMT yang harus tersedia di perusahaan diantaranya SDM, standar, sarana, pengorganisasian, audit internal, dan diklat. Unsur SDM merupakan pihak-pihak yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan, dimana sumberdaya manusia di CV Bimandiri merupakan seluruh karyawan. Dalam meningkatkan mutu sayuran unsur SDM sangatlah penting, karena hampir seluruh kegiatan pengendalian mutu dilakukan oleh karyawan. Unsur standar juga mempengaruhi dalam menghasilkan sayuran yang baik. Standar merupakan spesifikasi produk yang dihasilkan dan acuan dalam menjalankan semua kegiatan untuk memperoleh sayuran yang sesuai dengan keinginan konsumen. Penetapan standar tersebut disesuaikan dengan keinginan konsumen maka mutu sayuran yang dihasilkan dapat memuaskan konsumen. Sarana merupakan peralatan yang digunakan untuk menjalankan kegiatan pengendalian mutu. Sarana disini baik sarana langsung yang mempengaruhi pengendalian mutu seperti alat transportasi, mesin maupun peralatan yang tidak langsung mempengaruhi. Apabila sarana-sarana yang mempengaruhi pengendalian mutu tersebut tersedia dan berjalan dengan baik, maka diharapkan akan menghasilkan sayuran yang bermutu. Unsur organisasi dan audit internal juga merupakan unsur yang mempengaruhi dalam peningkatan mutu di perusahaan. Pendelegasian wewenang dan tugas di perusahaan sudah berjalan dengan baik dan apabila setiap karyawan telah melakukan wewenang dan tugas tersebut maka akan mempengaruhi kegiatan peningkatan mutu sayuran dan diharapkan dihasilkan sayuran yang dapat memuaskan konsumen. Sedangkan audit internal yaitu kegiatan pengendalian berkala untuk mengidentifikasi penyimpangan terhadap standar. Audit internal ini maksudnya mengevaluasi terhadap penyimpangan-penyimpangan yang terjadi, misalnya mengevaluasi apakah sayuran sudah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Maka dengan dilakukannya audit internal secara teratur akan mengurangi penyimpangan yang terjadi dan akan dihasilkan sayuran sesuai dengan standar. Unsur pendidikan dan pelatihan merupakan salah satu unsur yang mempengaruhi dalam upaya peningkatan mutu sayuran. Pendidikan dan pelatihan akan meningkatkan kemampuan karyawan tersebut mengenai pengendalian mutu. Selain unsur-unsur yang harus tersedia di perusahaan dalam penerapan MMT, adapun karakteristik MMT yang harus ada adalah fokus pada pelanggan, obsesi terhadap kualitas, pendekatan ilmiah, komitmen jangka panjang, kerjasama tim, perbaikan sistem secara berkesinambungan, pendidikan dan pelatihan, kebebasan yang terkendali, kesatuan tujuan, serta adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan. Dalam manajemen mutu pelanggan merupakan pengarah, maksudnya pelanggan merupakan penentu dari mutu produk atau jasa. Jadi perusahaan harus berusaha untuk memenuhi apa keinginan konsumen. Dengan kualitas yang ditetapkan, perusahaan harus terobsesi untuk memenuhi apa yang telah ditentukan tersebut, maka perusahaan telah memiliki karakteristik obsesi terhadap kualitas. Karakteristik lainnya adalah pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah sangat diperlukan dalam penerapan MMT, terutama dalam mendesain pekerjaan. Dalam proses pengambilan keputusan yang berhubungan dengan peningkatan mutu sayuran harus didasarkan data-data agar didapat hasil keputusan yang baik pula. Untuk menghasilkan sayuran, selain karakteristik yang telah dijelaskan perlunya adanya kerjasama antar karyawan dalam perusahaan. Dengan adanya kerjasama, hubungan kemitraan dijalin dan dibina, baik antar karyawan perusahaan maupun dengan pemasok maka dapat dihasilkan sayuran yang bermutu dan perusahaan pun akan berjalan dengan baik. Selain adanya kerjasama, untuk menghasilkan sayuran yang baik diperlukan perbaikan sistem secara berkesinambungan. Dimana untuk menghasilkan sayuran yang bermutu diperlukan proses-proses tertentu, maka proses tersebut harus dilakukan perbaikan secara berkesinambungan untuk menghasilkan sayuran yang baik. Karakteristik lainnya adalah kebebasan yang terkendali, kesatuan tujuan, adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan. Dalam MMT, keterlibatan dan pemberdayaan karyawan dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah merupakan unsur yang sangat penting. Hal ini karena unsur tersebut dapat meningkatkan “rasa memiliki” dan tanggung jawab karyawan terhadap keputusan yang telah dibuat. Selain itu, unsur ini juga dapat memperkaya wawasan dan pandangan dalam suatu keputusan yang diambil, karena pihak yang terlibat lebih banyak. Meskipun demikian, kebebasan yang timbul karena keterlibatan dan pemberdayaan tersebut merupakan hasil dari pengendalian yang terencana dengan baik. Walaupun adanya kebebasan dan pemberdayaan karyawan tetapi harus tetap ditujukan untuk tujuan yang sama, yaitu menghasilkan sayuran yang bermutu sesuai dengan keinginan konsumen. Apabila unsur-unsur MMT tersebut sudah terdapat dalam perusahaan dan sudah dilaksanakan dengan baik serta terdapat karakteristik MMT tersebut maka perusahaan sudah melaksanakan konsep MMT dengan baik pula, maka diharapkan perusahaan dapat menghasilkan sayuran sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan dapat memuaskan konsumen. Penerapan manajemen mutu di CV Bimandiri dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Penerapan Manajemen Mutu di CV Bimandiri Proses Pengendalian mutu Di CV Bimandiri Unsur-unsur MMT SDM, Standar, Sarana Organisasi, Audit Internal, Diklat Fokus pada pelanggan, Obsesi terhadap kualitas, pendekatan ilmiah, komitmen jangka panjang, kerjasama tim, perbaikan secara berkesinambungan, diklat,kebebasan terkendali, kesatuan tujuan, adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan. Mutu sayuran Kepuasan Konsumen • Pengendalian Mutu Pengadaan Sayuran • Pengedalian Mutu Proses Penanganan • Pengendalian Mutu Distribusi • Pengendalian Mutu Keuangan Karakteristik MMT

IV. METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di CV Bimandiri yang beralamat di jalan Panorama No 54 Haurpungkur Lembang, Bandung Jawa Barat. Penelitian dilakukan secara sengaja purposive dengan dasar pertimbangan bahwa CV Bimandiri merupakan salah satu distributor sayuran yang sangat memperhatikan mutu dari produknya sesuai dengan keinginan konsumen. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Juni 2005.

4.2. Jenis dan Sumber Data

Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Data primer diperoleh dari : 1. Pengamatan Langsung Data yang dikumpulkan berdasarkan pengamatan langsung yang dilakukan oleh petugas maupun peneliti serta laporan pengawasan mutu pada setiap proses. Pengamatan langsung dilakukan untuk mengetahui kondisi fisik perusahaan, proses produksi serta teknik penerapan manajemen mutu terpadu. 2. Wawancara dan Kuesioner Identifikasi permasalahan dilakukan dengan mengumpulkan data melalui wawancara dan pengisian kuesioner kepada pihak perusahaan.