Konsep Manajemen Mutu Terpadu MMT

bagi perusahaan untuk memiliki keunggulan di pasar dan pada akhirnya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen serta memberikan keuntungan bagi perusahaan.

3.1.2. Konsep Manajemen Mutu Terpadu MMT

Pada awalnya manajemen mutu perusahaan berfokus pada kegiatan pemeriksaan dan inspeksi. Inspeksi dilakukan hanya pada produk akhir, untuk memeriksa apakah produk yang dihasilkan cacat atau tidak memenuhi standar. Perkembangan selanjutnya dari proses inspeksi adalah proses pengendalian mutu statistikal dan jaminan mutu. Seiring dengan perkembangan tuntutan terhadap mutu maka jaminan mutu dirasakan tidak relevan lagi, karena itu dikembangkan konsep manajemen mutu terpadu yang mempunyai ruang lingkup yang lebih luas. Manajemen mutu terpadu melibatkan partisipasi total seluruh karyawan dalam pengendalian mutu. MMT diartikan sebagai perpaduan semua fungsi manajemen, semua bagian dari suatu perusahaan dan semua orang ke dalam falsafah holistik yang dibangun berdasarkan konsep mutu, teamwork, produktivitas, dan kepuasan pelanggan Ishikawa seperti dikutip oleh Nasution, 2004. Definisi lainnya menyatakan bahwa manajemen mutu terpadu merupakan sistem manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi. Selain itu, manajemen mutu terpadu juga merupakan sistem manajemen yang berfokus pada orang atau karyawan dan bertujuan untuk terus-menerus meningkatkan nilai yang diberikan pada pelanggan dengan biaya penciptaan nilai yang lebih rendah tersebut. Menurut Tjiptono dan Diana 2001, manajemen mutu terpadu merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus-menerus atas produk, jasa, manusia, proses dan lingkungannya. Manajemen mutu terpadu sebagai pendekatan mutu memiliki karakteristik sebagai berikut : a. Fokus pada pelanggan Dalam manajemen mutu pelanggan merupakan pengarah, maksudnya pelanggan ini merupakan penentu dari mutu produk atau jasa. Untuk memuaskan konsumen dapat dilakukan : 1. Memproduksi barang sebaik mungkin sesuai dengan keinginan konsumen, 2. Menjaga kontinuitas produksi sehingga ketersediaan produk terjamin. b. Obsesi terhadap kualitas Dengan kualitas yang ditetapkan, organisasi harus terobsesi untuk memenuhi apa yang telah ditentukan. Hal ini berarti bahwa semua karyawan pada setiap level berusaha melaksanakan setiap aspek pekerjaannya. c. Pendekatan ilmiah Pendekatan ilmiah sangat diperlukan dalam penerapan MMT, terutama mendesain pekerjaan dan dalam proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut. d. Komitmen jangka panjang. MMT merupakan suatu paradigma baru dalam melaksanakan bisnis. Untuk itu dibutuhkan budaya perusahaan yang baru pula. Oleh karena itu komitmen jangka panjang sangat penting guna mengadakan perubahan budaya agar penerapan MMT dapat berjalan dengan sukses. e. Kerjasama tim teamwork Dalam organisasi yang menerapkan MMT, kerjasama tim, kemitraan dan hubungan dijalin dan dibina, baik antar karyawan perusahaan maupun dengan pemasok, lembaga-lembaga pemerintah, dan masyarakat sekitarnya. f. Perbaikan sistem secara berkesinambungan Setiap produk atau jasa dihasilkan dengan memanfaatkan proses-proses tertentu di dalam suatu sistem atau lingkungan. Oleh karena itu, sistem yang ada perlu diperbaiki secara terus-menerus agar kualitas yang dihasilkan dapat semakin meningkat. g. Pendidikan dan pelatihan Setiap orang diharapkan dan didorong untuk terus belajar. Dalam hal ini berlaku prinsip bahwa belajar merupakan proses yang tidak ada akhirnya dan tidak mengenal batas usia. Dengan belajar, setiap orang dalam perusahaan dapat meningkatkan keterampilan teknis dan keahlian profesionalnya. h. Kebebasan yang terkendali Dalam MMT, keterlibatan dan pemberdayaan karyawan dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah merupakan unsur yang sangat penting. Hal ini karena unsur tersebut dapat meningkatkan “rasa memiliki” dan tanggung jawab karyawan terhadap keputusan yang telah dibuat. Selain itu, unsur ini juga dapat memperkaya wawasan dan pandangan dalam suatu keputusan yang diambil, karena pihak yang terlibat lebih banyak. Meskipun demikian, kebebasan yang timbul karena keterlibatan dan pemberdayaan tersebut merupakan hasil dari pengendalian yang terencana dengan baik. Pengendalian itu sendiri dilakukan terhadap metode-metode pelaksanaan setiap proses tertentu. Dalam hal ini karyawan yang melakukan standarisasi proses dan mereka pula yang berusaha mencari cara untuk meyakinkan setiap orang agar bersedia mengikuti prosedur standar tersebut. i. Kesatuan tujuan Supaya MMT dapat diterapkan dengan baik, maka perusahaan harus memiliki kesatuan tujuan. Dengan demikian, setiap usaha dapat diarahkan pada tujuan yang sama. Akan tetapi kesatuan tujuan ini tidak berarti bahwa harus selalu ada persetujuan antara pihak manajemen dan karyawan mengenai upah dan kondisi kerja. j. Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan. Keterlibatan dan pemberdayaan karyawan merupakan hal yang penting dalam penerapan MMT. Usaha untuk melibatkan karyawan memberikan dua manfaat utama, yaitu pertama akan meningkatkan kemungkinan dihasilkannya keputusan yang baik, rencana yang baik, atau perbaikan yang lebih efektif, karena mencakup pandangan dan pemikiran dari pihak-pihak yang langsung berhubungan dengan situasi kerja. Kedua, keterlibatan karyawan juga meningkatkan “rasa memiliki” dan tanggung jawab atas keputusan dengan melibatkan orang -orang yang harus melaksanakannya. Pemberdayaan bukan sekadar berarti melibatkan mereka dengan memberikan pengaruh yang sungguh-sungguh berarti. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menyusun pekerjaan yang memungkinkan para karyawan untuk mengambil keputusan mengenai perbaikan proses pekerjaannya dalam parameter yang ditetapkan dengan jelas. Penerapan MMT dalam suatu perusahaan dapat memberikan beberapa manfaat utama yang pada gilirannya meningkatkan keuntungan serta daya saing perusahaan yang bersangkutan. Dengan melakukan perbaikan kualitas secara terus-menerus maka perusahaan dapat meningkatkan keuntungannya melalui dua rute. Rute pertama, yaitu rute pasar, dimana perusahaan dapat memperbaiki posisi persaingannya sehingga pangsa pasarnya semakin besar dan harga jualnya dapat lebih tinggi. Kedua hal ini mengarah pada meningkatnya penghasilan sehingga keuntungan yang diperoleh juga semakin besar. Sedangkan rute kedua, perusahaan dapat meningkatkan output yang bebas dari kerusakan melalui upaya perbaikan kualitas. Hal ini menyebabkan biaya operasi perusahaan berkurang, dengan demikian keuntungan yang diperoleh meningkat Unsur-unsur utama MMT yang dimiliki perusahaan dan sangat mempengaruhi kinerja dari pengendalian mutu adalah : 1. SDM, yaitu pihak-pihak yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan. 2. Standar, yaitu spesifikasi produk yang dihasilkan dan acuan dalam menjalankan semua kegiatan untuk memperoleh produk yang sesuai. 3. Sarana, yaitu peralatan yang digunakan untuk menjalankan kegiatan pengendalian mutu. 4. Pengorganisasian, yaitu pendelegasian wewenang dan tugas di perusahaan. 5. Audit Internal, yaitu kegiatan pengendalian berkala untuk mengidentifikasi penyimpangan terhadap standar. 6. Pendidikan dan Latihan, yaitu kegiatan yang bertujuan untuk menyebarkan gagasan mengenai pengendalian mutu, meningkatkan pengetahuan dan kemampuan karyawan dalam memecahkan masalah, serta untuk mengembangkan sistem pengendalian mutu di perusahaan

1.2. Kerangka Pemikiran Konseptual