Dalam pemasarannya perusahaan dihadapkan pada persaingan-persaingan yang cukup ketat, dengan demikian diperlukan suatu strategi dalam menghadapi
persaingan tersebut yaitu salah satunya dengan mutu sayuran baik dan dapat diterima oleh pasar. Maka pengendalian dan peningkatan mutu terhadap sayuran
harus dapat dilakukan, agar dihasilkan sayuran yang bermutu tinggi sehingga dapat bersaing di pasar.
Pengendalian dan peningkatan mutu memerlukan arahan atau panduan dalam pelaksanaannya maka oleh karena itu diperlukan penerapan suatu sistem
manajemen mutu terpadu Feigenbaum, 1995. Dari sistem pengendalian mutu diharapkan dapat menjadi dasar motivasi yang positif mengenai mutu sayuran
bagi seluruh tingkatan manajemen perusahaan.
1.2 Perumusan Masalah Meningkatnya konsumsi sayuran dari tahun ke tahun menunjukkan bahwa
sayuran ini semakin diminati oleh masyarakat Tabel 1. Faktor pendorong konsumsi sayuran diantaranya adalah gerakan kembali ke alam back to nature
sebagai sarana menuju sehat dan berumur panjang. Hal ini berkaitan dengan fenomena sekarang yang sedang berkembang mengenai cara penyembuhan
penyakit yang disebut dengan ”herbal healing”. Seiring dengan pendidikan dan pengetahuan masyarakat, kesadaran
tentang pentingnya mutu makanan termasuk sayuran semakin meningkat. Dalam menentukan mutu sayuran tersebut tidak terlepas dari peran petani sebagai
produsen. Keterbatasan yang dimiliki petani antara lain adalah pendidikan atau pengetahuan yang masih rendah, pemilikan lahan yang sempit, teknologi yang
digunakan masih sederhana dan permodalan yang kurang. Hal-hal tersebut dapat
menyebabkan rendahnya mutu sayuran. Seperti diketahui bahwa sayuran mempunyai sifat mudah rusak dan membusuk dalam waktu yang relatif singkat
sehingga dapat menurunkan mutu bahkan tidak dapat dikonsumsi sama sekali. Apabila tidak ditunjang dengan penanganan pasca panen yang baik dapat
menurunkan mutu sayuran tersebut. CV Bimandiri merupakan perusahaan distributor sayuran pada tingkat
pedagang besar wholesale market. Perusahaan tersebut berfungsi menampung dan mendistribusikan sayuran dari petani sampai konsumen. Dengan penggunaan
teknologi, permodalan dan dapat melakukan kegiatan pasca panen diharapkan perusahaan dapat menghasilkan sayuran yang bermutu dan dapat memuaskan
konsumen. CV Bimandiri memasarkan sayurannya kepada pasar swalayan, yaitu
carrefour baik berada di wilayah Bandung maupun di Jakarta. Konsumennya merupakan konsumen yang sangat memperhatikan produk yang dibeli, dan pada
umumnya para konsumen ini sangat memperhatikan kesegaran, daya tahan serta kesesuaian produk yang diinginkan.
Perusahaan dalam memasarkan sayuran tersebut menghadapi persaingan dengan perusahaan distributor lain yang sejenis dalam wilayah pemasaran yang
sama pula. Pesaing tersebut diantaranya adalah Putri Segar, Rejeki Abadi dan Lembang Asri. Untuk dapat meningkatkan daya saing tersebut, CV Bimandiri
telah mengimplementasikan sistem manajemen mutu atau pengendalian mutu untuk dapat menghasilkan sayuran yang memenuhi tuntutan mutu yang
diinginkan oleh konsumen. Dengan pengendalian mutu diharapkan manajemen
perusahaan mampu meningkatkan volume pasar, keuntungan yang tinggi dan pertumbuhan perusahaan yang pesat Feigenbaum, 1995.
Walaupun perusahaan telah melaksanakan manajemen mutu untuk menghasilkan sayuran yang bermutu, tetapi perusahaan tersebut masih
menghadapi permasalahan atau kendala. Salah satu permasalahan tersebut adalah masih adanya mutu sayuran yang tidak sesuai dengan keinginan swalayan dan
tidak tepatnya dalam waktu pengiriman sayuran tersebut ke swalayan. Permasalahan-permasalahan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu SDM
yang bekerja di perusahaan, alat transportasi, alat dan bahan yang digunakan. Oleh karena itu perlu dikaji bagaimana penerapan manajemen mutu di perusahaan
dalam usaha peningkatan mutu sayuran. Selain itu perusahaan juga perlu memprioritaskan permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam usaha
peningkatan mutu tersebut untuk kemudian dilakukan alternatif perbaikan dalam usaha meningkatkan mutu sayuran.
1.3. Tujuan Penelitian