Hilgard dan Bower dalam buku Theories of Learning 1975 sebagaimana dikutip oleh Dalyono 2009: 211 mengemukakan definisi belajar sebagai berikut.
…. belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam
situasi itu, di mana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat
seseorang misalnya kelelahan, pengaruh obat, dan sebagainya.
Dari definisi di atas tampak bahwa konsep tentang belajar mengandung tiga
unsur utama, yaitu: 1 belajar berkaitan dengan perubahan perilaku; 2 perubahan perilaku itu terjadi karena didahului oleh proses pengalaman; dan 3 perubahan
perilaku terjadi karena belajar bersifat relatif permanen. Jadi, belajar mengacu pada perubahan perilaku yang terjadi sebagai akibat dari interaksi antara individu dengan
lingkungannya. Perubahan perilaku yang dimaksud dapat berbentuk perubahan kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
2.1.2 Teori Belajar
Berbagai teori yang mengkaji konsep belajar telah banyak dikembangkan oleh para ahli. Teori-teori belajar yang mendukung penelitian ini diuraikan sebagai
berikut.
2.1.2.1 Teori Belajar Vygotsky
Menurut Rifa’i Anni 2009: 34, teori Vigotsky mengandung pandangan bahwa pengetahuan itu dipengaruhi situasi dan bersifat kolaboratif, artinya
pengetahuan didistribusikan di antara orang dan lingkungan yang mencakup obyek, alat, buku, dan komunitas tempat orang berinteraksi dengan orang lain sehingga dapat
dikatakan bahwa fungsi kognitif berasal dari situasi sosial.
Vigotsky mengemukakan beberapa ide tentang zone of proximal development ZPD. ZPD adalah serangkaian tugas yang terlalu sulit dikuasai anak secara mandiri,
tetapi dapat dipelajari dengan bantuan orang dewasa atau anak yang lebih mampu Rifa’i Anni, 2011: 35. Selain itu, juga terdapat scaffolding yang erat kaitannya
dengan ZPD, yaitu teknik untuk menguba h dukungan Rifa’i Anni, 2011: 35.
Melalui scaffolding ini, orang yang lebih ahli guru akan memberikan tugas dan bimbingan sesuai dengan kemampuan anak peserta didik.
Dengan demikian, teori Vygotsky yang penting dalam penelitian ini adalah pembelajaran dengan membentuk kelompok heterogen akan membantu peserta didik
untuk mentransfer pengetahuan yang dimiliki kepada peserta didik lain. Guru berperan sebagai fasilitator memberikan tugas sesuai dengan indikator pembelajaran
yang ingin dicapai, di mana indikator yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah menentukan jarak antara dua titik dalam ruang dimensi tiga, menentukan jarak titik ke
garis dalam ruang dimensi tiga, menentukan jarak titik ke bidang dalam ruang dimensi tiga, menentukan jarak dua garis yang sejajar dalam ruang dimensi tiga,
menentukan jarak garis dan bidang yang sejajar dalam ruang dimensi tiga, menentukan jarak dua bidang yang sejajar dalam ruang dimensi tiga, dan menentukan
jarak dua garis yang bersilangan dalam ruang dimensi tiga.
2.1.2.1 Teori Belajar Bermakna Meaningful Learning
Teori ini dikemukakan oleh David Ausubel sebagai pelopor aliran kognitif. Belajar bermakna adalah proses mengaitkan informasi baru dengan konsep-konsep
yang relevan dan terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Pembelajaran dapat
menimbulkan belajar bermakna jika memenuhi prasyarat yakni: materi yang akan dipelajari bermakna secara potensial dan anak yang belajar bertujuan melaksanakan
belajar bermakna. Kebermaknaan logis dan gagasan-gagasan yang relevan harus terdapat dalam struktur kognitif peserta didik. Berdasarkan pandangannya tentang
belajar bermakna, maka David Ausubel mengajukan empat prinsip pembelajaran yaitu pengatur awal, deferensi progresif, penyesuaian integratif dan belajar
superordinat Rifai Anni, 2011: 210. Rifa’i Anni 2011: 210 menyebutkan terdapat empat prinsip pembelajaran
menurut Ausubel adalah sebagai berikut. 1
Pengatur awal Advance Organizer Pengaturan awal atau bahan pengait dapat digunakan pendidik dalam
membantu mengaitkan konsep lama dengan konsep baru yang lebih tinggi maknanya. Penggunaan makna awal yang tepat dapat menigkatkan pemahaman berbagai macam
materi pelajaran, terutama materi pelajaran yang telah mempuyai struktur yang teratur.
2 Diferensiasi progresif
Dalam proses belajar bermakna perlu ada pengembangan dan elaborasi konsep-konsep. Caranya unsur yang paling umum dan inklusif diperkenalkan dahulu
kemudian baru yang lebih mendetil, berarti proses pembelajaran dari umum ke khusus.
3 Belajar superordinate
Belajar subordinat adalah proses struktur kognitif yang mengalami pertumbuhan kea rah deferensiasi. Ia terjadi sejak perolehan informasi dan
diasosiasikan dengan konsep dalam struktur kognitif tersebut. Proses belajar tersebut akan terus berlangsung hingga pada suatu saat ditemukan hal-hal baru.belajar
subordinat akan terjadi bila konsep-konsep yang telah dipelajari sebelumnya merupakan unsur-unsur dari suatu konsep yang lebih luas dan inklusif.
4 Penyesuaian integrative
Pada suatu saat peserta didik kemungkinan akan menghadapi kenyataan bahwa dua atau lebih nama konsep digunakan untuk menyatakan konsep yang sama
atau bila mana yang sama diterapkan pada lebih dari satu konsep. Untuk mengatasi pertentangan kognitif itu, Ausubel mengajukan konsep pembelajaran penyesuaian
integratif. Teori belajar bermakna berkaitan dengan model pembelajaran yang
diterapkan dalam penelitian ini. Baik model pembelajaran kooperatif tipe LC-5E maupun tipe CIRC diawali dengan proses pengaturan awal. Kemudian materi
pembelajaran diperluas dengan diberikan soal-soal yang bergradasi dan bervariasi sehingga peserta didik dapat menerapkan konsep yang telah dipelajari.
2.1.3 Pembelajaran Kooperatif