setelah kegiatan belajar mengajar berakhir diharapkan mendapat hasil yang memuaskan, dan 3 sarana dan prasarana, merupakan pendukung dalam proses
kegiatan belajar mengajar. Karena dengan adanya sarana dan prasarana di sekolah diharapkan kegiatan belajar mengajar semakin mudah dan diharapkan
mendapatkan hasil sesuai dengan keinginan. Tenaga pengajar, merupakan pendukung dalam proses kegiatan belajar
mengajar. Guru adalah pengajar yang mendidik. Guru memusatkan perhatian kepada kepribadian siswa, khususnya berkenaan dengan kebangkitan belajar.
Sebagai guru yang mengajar, guru bertugas mengelola kegiatan belajar siswa di sekolah.
2.5 Pembelajaran
Pembelajaran merupakan terjemahan dari kata instruction yang berarti self intruction dari internal dan external instruction dari eksternal Sugandi, 2004:
9. Sementara Briggs Sugandi, 2004: 9 mengatakan pembelajaran adalah
perangkat peristiwa yang mempengaruhi si belajar sedemikian rupa sehingga si belajar memperoleh kemudahan dalam berinteraksi dengan lingkungan.
Jadi pada hakikatnya pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih
baik.
2.6 Praktikum Aplikatif
Perkembangan yang terjadi di masyarakat, wacana pendidikan kerap tidak mampu mengikuti akselerasi dinamika masyarakat. Perubahan masyarakat akibat
berbagai temuan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak dapat segera diantisipasi. Lembaga pendidikan tertinggal untuk memberi proses belajar yang relevan.
Metode praktikum aplikatif adalah suatu cara penyajian materi pelajaran yang melibatkan siswa secara aktif mengalami dan membuktikan sendiri tentang apa
yang sedang dipelajarinya. Metode praktikum aplikatif adalah salah satu metode mengajar dengan melibatkan siswa untuk melakukan suatu percobaan tentang
suatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan di kelas dan dievaluasi oleh guru Roestiyah,
1991: 80. Melalui metode ini siswa secara total dilibatkan dalam melakukan sendiri, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang
obyek, keadaan atau proses sesuatu. Metode praktikum aplikatif mempunyai beberapa tahap, namun pada
hakikatnya kita mengenal adanya tiga tahap utama, yaitu : 1 merumuskan masalah, 2 melakukan percobaan diikuti observasi, 3 menarik kesimpulan.
Meskipun sebagian besar dilakukan di laboratorium, praktikum aplikatif dapat juga dilakukan di luar laboratorium dan dapat diaplikasikan secara langsung
dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan metode ini bertujuan agar siswa mampu memahami dan menemukan sendiri berbagai jawaban atas persoalan yang
dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri. Siswa juga dapat dilatih berpikir ilmiah scientific thinking. Penerapan praktikum aplikatif ini membuat
siswa dapat menemukan bukti kebenaran dari teori yang sedang dipelajarinya Roestiyah, 1991: 80.
Keuntungan penggunaan metode praktikum aplikatif menurut Arifin 1994: 111 adalah :
1 Dapat memberikan gambaran yang konkret tentang suatu peristiwa.
2 Siswa dapat mengamati suatu proses.
3 Siswa dapat mengembangkan ketrampilan inkuiri.
4 Siswa dapat mengembangkan sikap ilmiah.
5 Membantu guru untuk mencapai tujuan pengajaran yang lebih efektif.
Metode praktikum memiliki beberapa kelebihan dan keterbatasan. Kelebihan dan keterbatasan metode praktikum menurut Dimyati 1994: 78-79,
antara lain : Kelebihan metode praktikum :
1 Siswa secara aktif melibatkan mengumpulkan fakta, informasi atau data yang
diperlukannya melalui percobaan yang dilakukan. 2
Siswa memperoleh kesempatan untuk membuktikan kebenaran teoritis secara empiris melalui praktikum, sehingga siswa terlatih membuktikan ilmu secara
ilmiah. 3
Siswa berkesempatan untuk melaksanakan prosedur metode ilmiah, dalam rangka menguji kebenaran hipotesis-hipotesis.
Sedangkan keterbatasan metode praktikum antara lain : 1
Memerlukan peralatan, bahan dan sarana praktikum bagi setiap siswa atau sekelompok siswa, hal ini perlu dipenuhi, karena akan mengurangi kesempatan
siswa untuk melakukan praktikum jika tidak tersedia.
2 Jika praktikum memerlukan waktu yang lama, akan mengakibatkan
berkurangnya kecepatan laju pembelajaran. 3
Kekurangpengalaman siswa maupun guru dalam melaksanakan praktikum, akan menimbulkan kesulitan tersendiri dalam melaksanakan praktikum.
4 Kegagalan atau kesalahan dalam praktikum akan mengakibatkan perolehan
hasil belajar berupa informasi, fakta atau data yang salah atau menyimpang.
2.7 Pendekatan Chemoentrepreneurship CEP