1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa UU RI No.20 Tahun 2003. Tujuan pendidikan nasional tersebut nampaknya belum bisa
tercapai secara maksimal dengan sistem pendidikan yang diberlakukan. Fenomena yang ada di Indonesia saat ini yaitu banyak orang cerdas yang tumbuh dan
berkembang di Indonesia, bahkan setiap tahunnya selalu diluluskan para sarjana mulai S
1
sampai S
3
dari puluhan perguruan tinggi yang tersebar di Nusantara. Hal ini mengisyaratkan bahwa negara Indonesia yang kaya akan Sumber Daya Alam
SDA seharusnya tidak kekurangan Sumber Daya Manusia SDM untuk mengolahnya. Namun kenyataan yang ada adalah bahwa sumber daya alam kita
sekarang ini masih banyak dikelola oleh orang-orang asing. Hal ini bisa jadi karena kemampuan intelektual masyarakat Indonesia tidak diimbangi dengan
kemampuan praktik. Ilmu kimia dipandang sebagai basic science yang perlu dipahami siswa
untuk mengoptimalkan penerapan konsep-konsep dasar kimia dalam menjelaskan gejala materi yang ada di alam semesta. Banyak industri, bidang-bidang
kehidupan, dan kegiatan keseharian yang menerapkan konsep kimia. Ilmu kimia sebagai dasar penguasaan teknologi harus benar-benar dikuasai oleh siswa apalagi
mata pelajaran kimia merupakan mata pelajaran yang penting dan salah satu mata
pelajaran yang ada dalam ujian nasional di SMA. Hal itulah yang menjadi alasan dibutuhkannya pendekatan yang tepat dan efektif dalam mempelajari ilmu kimia
agar siswa memperoleh gambaran yang jelas dan detail terkait materi yang sedang dipelajari.
Observasi awal yang dilakukan peneliti di SMA Negeri 4 Magelang memberikan hasil bahwa pembelajaran kimia yang dilakukan cenderung text book
oriented, dan kurang terkait dengan kehidupan sehari-hari sehingga terjadi kesulitan dalam memahami konsep materi yang diajarkan. Sementara itu metode
dan model pembelajaran yang digunakan oleh guru juga kurang bervariasi sehingga motivasi belajar dan kreativitas siswa menjadi kurang. Motivasi siswa
yang kurang tersebut membuat pembelajaran yang dilakukan tidak bermakna dan hasil belajar yang diperoleh siswa menjadi tidak maksimal. Kondisi seperti inilah
yang menjadi salah satu faktor penyebab kualitas Sumber Daya Manusia SDM Indonesia rendah.
Solusi dalam memperoleh pembelajaran yang bermakna diperlukan suatu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu
metode yang dapat digunakan adalah praktikum aplikatif berorientasi Chemoentrepreneurship CEP. Kegiatan praktikum di laboratorium merupakan
kegiatan siswa yang dilakukan secara kooperatif dalam kelompok kecil untuk menginvestigasi fenomena dengan instruksi khusus dan salah satu cara untuk
mempelajari lingkungan Hofstein, 2004: 257. Lazarowitz Tamir Hofstein: 2004 menyatakan bahwa kegiatan praktikum mempunyai potensi untuk
membangun hubungan sosial serta sikap yang positif dan dapat menunjang
perkembangan kognitif. Dibandingkan dengan kegiatan di kelas, kegiatan praktikum berpeluang lebih banyak untuk membangun interaksi sosial antar siswa
dan antar siswa dengan guru sehingga menciptakan lingkungan pembelajaran yang positif Tobin: 1990.
Metode praktikum aplikatif sendiri merupakan salah satu cara mengajar yang menekankan pada pemahaman konsep lewat proses mengalami. Cara
praktikum mutlak diperlukan karena salah satu tujuan pembelajaran kimia adalah agar siswa memiliki keterampilan dalam melakukan kegiatan laboratorium untuk
memahami konsep-konsep kimia serta menumbuhkan minat dan sikap ilmiah Depdiknas, 1999: 1. Pembelajaran menggunakan praktikum aplikatif,
memungkinkan siswa untuk berproses dalam menemukan konsep sendiri, sehingga materi yang dipelajari dapat diidentifikasi, dianalisis dan disintesis, diuji
kebenarannya dan disimpulkan menjadi suatu konsep. Penggunaan praktikum aplikatif menjadikan siswa termotivasi untuk belajar, kreatif, berpikir logis serta
sistematis dan dapat melatih siswa untuk berpikir ilmiah. Kegiatan pembelajaran dengan metode praktikum aplikatif akan lebih menarik dan menyenangkan jika
dikaitkan dengan obyek nyata dan bisa menghasilkan suatu produk dari praktikum yang dilakukan.
Konsep Chemoentrepreneurship CEP adalah suatu pendekatan pembelajaran kimia yang kontekstual yaitu pendekatan pembelajaran kimia yang
dikaitkan dengan obyek nyata. Tujuannya adalah untuk memotivasi siswa agar mempunyai semangat berwirausaha. Melalui pendekatan ini pengajaran kimia
akan lebih menyenangkan dan memberi kesempatan pada peserta didik untuk
mengoptimalkan potensinya agar menghasilkan produk. Apabila peserta didik sudah terbiasa dengan kondisi belajar yang demikian, tidak menutup
kemungkinan akan memotivasi mereka untuk berwirausaha Supartono, 2006 : 9. Pembelajaran
dengan pendekatan
CEP merupakan
pendekatan pembelajaran kimia yang dikaitkan dengan obyek nyata. Penerapan pembelajaran
dengan pendekatan CEP ini diterapkan dengan harapan siswa akan menjadi lebih paham terhadap materi pelajaran kimia. Praktikum kimia aplikatif berbasis CEP
bisa dikatakan menarik karena siswa bisa belajar untuk mengaplikasikan teori- teori yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari dan juga bisa menumbuhkan
motivasi berwirausaha. Penelitian terdahulu yang mendukung penelitian ini diantaranya: Berman
et al. 2007, membuktikan bahwa pembelajaran dengan metode praktikum berpengaruh positif terhadap hasil belajar kognitif siswa. Hal ini ditunjukkan
dengan rata-rata nilai postes kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol yaitu 8,9 untuk kelas eksperimen dan 6,3 untuk kelas kontrol. Morgil et al. 2009,
yang menemukan bahwa rata-rata ranah afektif sebelum diberikan pembelajaran kimia dengan praktikum di laboratorium sebesar 2,86 dan rata-rata ranah afektif
setelah pembelajaran dilakukan dengan praktikum di laboratorium sebesar 3,62. Terlihat adanya peningkatan rata-rata skor afektif antara sebelum dan sesudah
perlakuan. Hal itu menunjukkan bahwa pembelajaran kimia yang dilakukan dengan praktikum di laboratorium dapat meningkatkan dan berpengaruh positif
terhadap hasil belajar afektif siswa. Demikian juga penelitian dari Supartono dkk. 2009, yang menemukan bahwa bahwa rata-rata hasil belajar siswa kelas
eksperimen dengan metode pembelajaran berorientasi CEP sebesar 72,41 dengan ketuntasan mencapai 78,38, sedangkan rata-rata kelas kontrol sebesar 68,68
dengan ketuntasan 56,76. Berdasarkan dari masalah dan hasil-hasil penelitian tersebut, maka peneliti
mengangkat judul
”Implementasi Praktikum aplikatif Berorientasi Chemoentrepreneurship CEP terhadap Peningkatan Hasil Belajar Kimia
Materi Pokok Ko loid Siswa Kelas XI”.
1.2 Rumusan Masalah