Berdasarkan hasil perhitungan dapat disimpulkan siswa pada kelas ekperimen menyukai pembelajaran dengan implementasi praktikum aplikatif
berorientasi CEP karena lebih menyenangkan, menarik, dan dapat membuat siswa lebih mudah memahami konsep materi, hal ini dapat dilihat dari rasa ingin tahu
siswa yang meningkat dalam pembelajaran dan mereka lebih termotivasi untuk giat belajar baik individu maupun kelompok.
4.2 Pembahasan
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 4 Magelang dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh dan besarnya pengaruh implementasi praktikum
aplikatif berorientasi CEP pada materi pokok koloid untuk peningkatan hasil belajar kimia siswa kelas XI semester genap yang dianalisis menggunakan uji
statistik dan tanggapan siswa terhadap pembelajaran melalui angket yang dianalisis secara deskriptif.
4.2.1 Proses Pembelajaran di Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Mei 2013 di SMA Negeri 4 Magelang. Alokasi waktu pembelajaran pada kedua kelas relatif sama
yakni 12 jam pelajaran dalam 6 kali pertemuan. Alokasi waktu untuk setiap
pertemuan adalah 90 menit.
Penelitian pada kelas eksperimen menggunakan pembelajaran dengan metode praktikum aplikatif berorientasi CEP
sedangkan pada kelas kontrol pembelajaran menggunakan metode pembelajaran seperti yang biasa digunakan
guru pengampu yaitu dengan metode praktikum. Pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol diawali dengan memberikan pretes kepada siswa
untuk mengetahui pengetahuan awal siswa mengenai materi pokok koloid. Setelah itu, pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol dilakukan pembagian siswa
menjadi beberapa kelompok. Kelompok bersifat heterogen, yaitu campuran antara siswa yang kemampuan akademiknya rendah, sedang dan tinggi. Setiap siswa
dalam kelompok akan menerima lembar kerja siswa yang berisi petunjuk praktikum yang akan dilakukan, hasil pengamatan praktikum yang harus diisi
siswa dan soal-soal yang berkaitan dengan materi dan praktikum yang akan dilakukan.
Sebelum praktikum aplikatif berorientasi CEP pada kelas eksperimen dan praktikum pada kelas kontrol dilakukan, dengan singkat siswa diberikan
penjelasan mengenai cara kerja praktikum. Hal tersebut dimaksudkan supaya siswa mendapatkan gambaran dan tidak bingung mengenai cara kerja praktikum.
Praktikum yang akan dilakukan oleh siswa pada kelas eksperimen merupakan aplikasi yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Praktikum tersebut pada
akhirnya akan menghasilkan suatu produk yang bermanfaat dan bernilai. Hasil pengamatan selama praktikum tersebut selanjutnya dianalisis. Selain itu, siswa
juga menganalisis modal, harga jual serta keuntungan yang didapat jika produk yang dihasilkan pada saat praktikum dijual. Melalui proses analisis tersebut siswa
menjadi tahu bahwa pelajaran kimia materi pokok koloid banyak manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari dan juga produk yang dihasilkan mudah dibuat serta
bisa bernilai ekonomis yang pada akhirnya akan memotivasi siswa untuk berwirausaha.
Berbeda dengan kelas eksperimen, praktikum yang dilakukan oleh kelas kontrol tidak dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari dan tidak menghasilkan
suatu produk. Produk-produk yang bisa dibuat yang berkaitan dengan materi pembelajaran hanya disampaikan secara lisan. Praktikum yang dilakukan kelas
kontrol hanya membuktikan suatu teori dan untuk menemukan konsep sendiri oleh siswa. Tetapi dengan metode praktikum ini tetap membuat siswa tertarik dan
aktif karena metode praktikum pada dasarnya membuat siswa secara aktif mengalami dan membuktikan sendiri tentang apa yang sedang dipelajarinya.
Selanjutnya, salah satu kelompok mempresentasikan dan menjelaskan hasil analisisnya di depan kelas dengan ditunjuk peneliti secara acak sehingga tiap
kelompok harus
benar-benar siap
dengan hasil
analisisnya. Selain
mempresentasikan hasil pengamatan praktikum, siswa juga memperkenalkan produk, lengkap dengan kemasan beserta label yang telah dibuat. Pada kegiatan
presentasi ini, siswa sangat antusias mendengarkan dan memperhatikan. Hal itu dikarenakan produk yang dihasilkan rasa dan tampilannya pasti berbeda antar
kelompok. Setelah salah satu kelompok selesai melakukan presentasi, peneliti dan siswa membahas apa yang dipresentasikan secara bersama-sama dan menarik
kesimpulan. Pada saat kegiatan praktikum ini dilakukan penilaian psikomotorik oleh peneliti dengan berbagai aspek yang sudah disusun sebelumnya.
Hal yang sama juga dilakukan di kelas kontrol yaitu salah satu kelompok mempresentasikan dan menjelaskan hasil pengamatan dari praktikum yang telah
dilakukan di depan kelas dengan ditunjuk peneliti secara acak sehingga tiap kelompok harus benar-benar siap dengan hasil analisisnya. Pada saat presentasi,
terlihat antusias siswa kelas kontrol yang kurang daripada kelas eksperimen. Pada kelas eksperimen terlihat begitu antusias karena mereka memperkenalkan dan
saling mengunggulkan produk yang telah mereka buat. Setelah salah satu kelompok selesai melakukan presentasi, peneliti dan siswa membahasnya secara
bersama-sama dan menarik kesimpulan. Pada saat kegiatan praktikum ini juga dilakukan penilaian psikomotorik oleh peneliti dengan berbagai aspek yang sudah
disusun peneliti sebelumnya. Dilihat dari segi kewirausahaan, praktikum aplikatif berorientasi CEP yang
diterapkan pada kelas eksperimen memberikan pengaruh positif terhadap siswa. Selama kegiatan berlangsung, terlihat antusias siswa terhadap produk yang akan
dibuat. Siswa merasa tertarik dengan kegiatan yang dimulai dengan persiapan alat dan bahan, proses membuat produk, sampai dengan pengemasan produk.
Penggunaan pembelajaran dengan praktikum aplikatif berorientasi CEP memberi kesempatan siswa untuk saling bekerjasama, saling membantu mengkonstruksi
konsep, melatih mengemukakan pendapat dan menambah keaktifan siswa. Pembelajaran ini juga membuat siswa menjadi aktif dalam proses pembelajaran
dalam kelas baik dalam menjawab pertanyaan, bertanya maupun dalam mengemukakan pendapat.
Pembelajaran dalam kelas dilakukan baik pada kelas eksperimen maupun kontrol dengan metode yang sama yaitu ceramah dan studi literatur. Pada kelas
eksperimen teori yang disampaikan melalui metode ceramah tetap dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari sehingga siswa tidak bosan dan menjadi lebih
tertarik. Selain metode ceramah dilakukan juga studi literatur supaya pengetahuan
siswa tidak hanya didapat dari satu buku referensi saja melainkan dari banyak sumber termasuk juga dari internet. Selanjutnya siswa pada kelas eksperimen
maupun kelas kontrol mempresentasikan hasil studi literaturnya tersebut untuk kemudian dibahas bersama dan ditarik kesimpulan. Hal tersebut dilakukan karena
dengan studi literatur yang dilakukan setiap siswa, informasi yang didapat antara siswa satu dengan yang lain dapat berbeda karena sumber informasinya juga
berbeda. Postes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dilaksanakan setelah
proses pembelajaran selesai untuk memperoleh hasil belajar siswa. Waktu pembelajaran pada kelas eksperimen sama dengan kelas kontrol, yaitu 12 jam
pelajaran. Materi yang dibahas dan urutan materinya sama.
4.2.2 Pengaruh Implementasi Praktikum Aplikatif Berorientasi CEP