Hasil Analisis Deskriptif Hasil Belajar Afektif dan Psikomotorik

Hasil perhitungan ketuntasan belajar klasikal kelas eksperimen dan kontrol dimuat pada Tabel 4.8. Tabel 4.8 Hasil Uji Ketuntasan Belajar Klasikal Kelas Rata-rata post test Jumah siswa tuntas Jumlah seluruh siswa Kriteria Eksperimen 92 27 27 Tuntas Kontrol 82 24 28 Tuntas Berdasarkan hasil analisis tersebut, kedua kelas sudah mencapai ketuntasan belajar. Pemberian perlakuan pembelajaran yang berbeda membuat ketercapaian ketuntasan klasikal kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Hal ini berarti implementasi praktikum aplikatif berorientasi CEP pada kelas eksperimen memberikan ketuntasan klasikal lebih tinggi dibandingkan metode praktikum pada kelas kontrol.

4.1.1.9 Hasil Analisis Deskriptif Hasil Belajar Afektif dan Psikomotorik

4.1.1.9.1 Analisis Hasil Belajar Afektif Penelitian dilakukan dengan penilaian afektif selama kegiatan belajar mengajar di kelas. Tiap aspek dianalisis secara deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui aspek mana yang dimiliki siswa dan aspek mana yang perlu dibina dan dikembangkan lagi. Kriterianya meliputi sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Ringkasan penilaian hasil belajar afektif pada kelas eksperimen dan kontrol dimuat pada Tabel 4.9. Tabel 4.9 Rata-rata Skor Afektif Kelompok Eksperimen dan Kontrol No Aspek Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Rerata Kategori Rerata Kategori 1 Kehadiran 4 Sangat tinggi 4 Sangat tinggi 2 Perhatian dalam mengikuti pelajaran 4 Sangat tinggi 3 Tinggi 3 Kejujuran 3 Tinggi 3 Tinggi 4 Tanggung jawab 3 Tinggi 3 Tinggi 5 Kerajinan membawa buku referensi 3 Tinggi 3 Tinggi 6 Partisipasi dalam diskusi 3 Tinggi 3 Tinggi 7 Kelengkapan dan kerapian catatan 3 Tinggi 3 Tinggi 8 Menghargai pendapat teman 4 Sangat tinggi 3 Tinggi 9 Sopan santun dalam berkomunikasi 4 Sangat tinggi 4 Sangat tinggi 10 Sikap dan tingkah laku terhadap guru 4 Sangat tinggi 3 Tinggi Rata-rata 4 Sangat tinggi 3 Tinggi Berdasarkan Tabel 4.9 lima aspek afektif kelas eksperimen tergolong sangat tinggi dan lima lainnya berkategori tinggi. Rata-rata nilai afektif kelas eksperimen sebesar 87 termasuk dalam kategori sangat baik. 4.1.1.9.2 Analisis Hasil Belajar Psikomotorik Hasil belajar psikomotorik yang diobservasi terdiri dari delapan aspek. Tiap aspek dianalisis secara deskriptif dengan kriteria sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, sangat rendah. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui aspek- aspek yang sudah dimiliki siswa dan aspek-aspek yang masih perlu dikembangkan lagi. Hasil rata-rata skor psikomotorik tiap aspek kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.10. Tabel 4.10 Rata-rata Skor Psikomotorik pada Kelas Eksperimen dan Kontrol No Aspek Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Rerata Kategori Rerata Kategori 1 Persiapan alat dan bahan 4 Sangat tinggi 3 Tinggi 2 Keterampilan menggunakan alat 3 Tinggi 3 Tinggi 3 Ketepatan prosedur praktikum 3 Tinggi 3 Tinggi 4 Kerja sama 3 Tinggi 3 Tinggi 5 Mengamati hasil praktikum 3 Tinggi 3 Tinggi 6 Kebersihan alat dan ruangan 3 Tinggi 3 Tinggi 7 Menyampaikan hasil praktikum 3 Tinggi 3 Tinggi 8 Pembuatan laporan 3 Tinggi 3 Tinggi Rata-rata 3 Tinggi 3 Tinggi Berdasarkan hasil analisis tersebut, pada kelas eksperimen terdapat satu aspek yang mempunyai kriteria sangat tinggi yaitu aspek persiapan alat dan bahan. Sedangkan aspek yang lain mempunyai kriteria tinggi. Rata-rata skor psikomotorik kelas eksperimen termasuk dalam kategori tinggi. Sedangkan rata- rata nilai psikomotorik kelas eksperimen yaitu 82 termasuk dalam kategori baik. Berdasarkan hasil analisis nilai psikomotorik kelas kontrol semua aspek mempunyai kriteria tinggi. Rata-rata skor setiap aspek berkategori tinggi. Sedangkan rata-rata nilai psikomotorik kelas control sebesar 77 dengan kategori baik. 4.1.1.9.3 Analisis Data Angket Penyebaran angket dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerimaan siswa terhadap proses pembelajaran yang menerapkan metode praktikum aplikatif berorientasi CEP. Hasil penyebaran angket dapat dilihat pada Tabel 4.11. Tabel 4.11 Hasil Angket Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran No Pertanyaan SS S KS TS Jumlah Siswa 1. Saya selalu hadir di kelas selama pembelajaran berlangsung 23 4 27 2. Saya memperhatikan setiap penjelasan yang diberikan oleh guru 7 20 27 3. Saya belajar sungguh-sungguh karena saya senang dengan pelajaran kimia materi koloid 8 19 27 4. Saya bersemangat mengikuti pelajaran kimia materi pokok koloid 12 13 2 27 5. Saya berani mengungkapkan gagasanpendapatjawaban did depan kelas 3 19 4 1 27 6. Saya mengerjakan setiap tugas yang diberikan guru. 8 17 2 27 7. Saya menjadi lebih aktif dalam pembelajaran kimia materi pokok koloid dengan menggunakan praktikum aplikatif berorientasi CEP 10 16 1 27 8. Saya lebih tertarik dengan pembelajaran yang dikaitkan dengan kejadian sehari- hari di lingkungan pengalaman saya seperti yang diterapkan guru. 13 14 27 9. Saya merasa lebih mudah memahami materi koloid dengan menggunakan praktikum aplikatif berorientasi CEP. 9 17 1 27 10. Saya tidak mengalami kesulitan selama mempelajari kimia materi koloid 2 19 5 1 27 11. Saya dapat berdiskusi dan bekerja secara kelompok dengan lebih baik setelah diterapkannya praktikum aplikatif berorientasi CEP pada pembelajaran 11 13 3 27 12 Saya merasa pembelajaran lebih menyenangkan setelah melakukan model pembelajaran praktikum aplikatif berorientasi CEP 14 12 1 27 13. Saya membantu teman apabila teman mengalami kesulitan 7 20 27 14. Saya berdiskusi dengan teman dalm menyelesaikan tugas 10 16 1 27 15. Saya menyukai sikap guru dalam mengajar dengan model praktikum aplikatif berorientasi CEP. 13 12 1 1 27 Berdasarkan hasil perhitungan dapat disimpulkan siswa pada kelas ekperimen menyukai pembelajaran dengan implementasi praktikum aplikatif berorientasi CEP karena lebih menyenangkan, menarik, dan dapat membuat siswa lebih mudah memahami konsep materi, hal ini dapat dilihat dari rasa ingin tahu siswa yang meningkat dalam pembelajaran dan mereka lebih termotivasi untuk giat belajar baik individu maupun kelompok.

4.2 Pembahasan

Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN MODUL LARUTAN PENYANGGA BERORIENTASI CHEMOENTREPRENEURSHIP (CEP) KELAS XI SMA MA

18 66 161

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA KELAS XI IPA PADA POKOK BAHASAN KOLOID.

0 13 19

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM KOLOID DI KELAS XI IPA SMA.

0 4 17

PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERORIENTASI CHEMO-ENTREPRENEURSHIP (CEP) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN KOLOID.

0 2 19

PENGARUH PENGAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN KOLOID.

0 2 15

(ABSTRAK) KOMPARASI ANTARA PENDEKATAN CHEMOENTREPRENEURSHIP (CEP) BERORIENTASI LINGKUNGAN DAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA POKOK BAHASAN LARUTAN PENYANGGA DAN HIDROLISIS GARAM.

0 0 2

IMPLEMENTASI LEARNING CYCLE 5E BERORIENTASI CEP (CHEMOENTREPRENEURSHIP) UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN KIMIA POKOK BAHASAN LARUTAN ASAM DAN BASA PADA SISWA KELAS XI IA 1 SMA IBU KARTINI SEMARANG.

0 0 114

PENINGKATAN MOTIVASI, HASIL BELAJAR DAN MINAT BERWIRAUSAHA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN PENDEKATAN CHEMOENTREPRENEURSHIP (CEP).

2 6 287

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD) Berorientasi Chemoentrepreneurship (CEP) Menggunakan Praktikum Aplikatif Berbasis Life Skill.

0 0 80

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE PRAKTIKUM DENGAN PENDEKATAN CHEMOENTREPRENEURSHIP MATERI SISTEM KOLOID

0 0 15