Respon Business Cycle Indonesia terhadap Guncangan Kebijakan

Penelitian ini akan melihat respon dinamik business cycle Indonesia terhadap beberapa guncangan ekonomi.

4.8.1. Respon Business Cycle Indonesia terhadap Guncangan Kebijakan

Bank Sentral AS Pengaruh guncangan kebijakan suku bunga AS sebesar 1 standar deviasi terhadap business cycle Indonesia dapat dilihat pada Gambar 18-22. Gambar 18. Respon Suku Bunga AS terhadap Kebijakan Suku Bunga AS Gambar 19. Respon PDB terhadap Kebijakan Suku Bunga AS .003 .004 .005 .006 .007 .008 10 20 30 40 50 60 Response of TB to Cholesky One S.D. TB Innovation .00 .01 .02 .03 .04 .05 10 20 30 40 50 60 Response of LPDB to Cholesky One S.D. TB Innovation Gambar 20. Respon Nilai Tukar terhadap Kebijakan Suku Bunga AS Gambar 21. Respon Permintaan Uang terhadap Kebijakan Suku Bunga AS Gambar 22. Respon Suku Bunga Domestik terhadap Kebijakan suku bunga AS -.02 .00 .02 .04 .06 .08 .10 .12 .14 10 20 30 40 50 60 Response of LER to Cholesky One S.D. TB Innovation -.04 .00 .04 .08 .12 .16 .20 10 20 30 40 50 60 Response of LM2 to Cholesky One S.D. TB Innovation -.010 -.005 .000 .005 .010 .015 .020 10 20 30 40 50 60 Response of IDEP3BLN to Cholesky One S.D. TB Innovation Guncangan kebijakan suku bunga AS mengakibatkan suku bunga AS meningkat pada awal guncangan sebesar 0.3 persen. Meningkat selama 5 triwulan, dan kemudian turun pada triwulan berikutnya. Suku bunga AS akhirnya menurun tajam mencapai keseimbangannya sesudah triwulan ke 58. Guncangan ini menyebabkan PDB Indonesia mengalami ekspansi sampai triwulan ke-5 sejak adanya guncangan, mendatar selama 2 triwulan. Kemudian terkontraksi selama 5 triwulan berikutnya. Ekspansi kembali dalam persentase yang jauh lebih besar dari kontraksinya. Meningkatnya suku bunga AS akan menyebabkan menurunnya suku bunga domestik selama 3 triwulan pertama. Kemudian meningkat tajam sampai triwulan ke 9, kontraksi kembali selama 7 triwulan dan ekspansi kembali dalam persentase yang jauh lebih kecil dari besar kontraksinya. Keseimbangan dicapai setelah 55 triwulan. Guncangan kebijakan suku bunga AS sebesar satu standar deviasi menyebabkan suku bunga domestik meningkat sebesar 2 persen hingga triwulan ke 9 dan menurun kembali, dalam jangka panjang meningkat sekitar 0,9 persen. Peningkatan suku bunga domestik dan suku bunga AS ini menyebabkan permintaan agregat meningkat, sehingga PDB mengalami ekspansi. Guncangan ini menyebabkan suku bunga AS menurun setelah triwulan ke-5 untuk kembali pada keseimbangan yang baru. Hal ini tidak diikuti dengan turunnya suku bunga domestik, hanya laju peningkatannya saja yang berkurang. Keadaan ini juga menunjukkan bahwa kenaikan suku bunga AS akan diikuti oleh kenaikan suku bunga domestik. Namun penurunan suku bunga AS tidak secara langsung menurunkan suku bunga domestik, tetapi ada lag beberapa triwulan hingga kemudian suku bunga domestik mulai mengikuti trend turunnya suku bunga AS. Guncangan kebijakan suku bunga AS menyebabkan nilai tukar meningkat selama 8 triwulan, mendatar selama 3 triwulan dan meningkat lagi untuk akhirnya kembali pada keseimbangan jangka panjang. Permintaan uang meningkat sebesar 17 persen dalam jangka panjang. Permintaan uang meningkat tajam sejak awal terjadinya guncangan. Meningkatnya suku bunga AS akan mengakibatkan suku bunga domestik juga naik secara proporsional.

4.8.2. Respon Business Cycle Indonesia terhadap Guncangan Output