teori Keynes, yaitu dengan mengemukakan adanya anggapan ketidakpastian uncertainty dan diversifikasi aset.
Ide dasar dari analisis Boumol dan Tobin adalah adanya keuntungan dari biaya kesempatan memegang uang opportunity cost of holding money berupa
suku bunga yang bisa diperoleh dari menyeimbangkan aset-aset lain. Hal tersebut merupakan keuntungan lain dari memegang uang akibat menghindari biaya
transaksi. Ketika suku bunga meningkat, masyarakat berusaha bertindak ekonomis dalam memegang uang untuk tujuan transaksi karena biaya kesempatan
memegang uang meningkat Nopirin, 2000.
2.6. Definisi
Business Cycle
Business cycle didefinisikan sebagai fluktuasi dalam aktivitas ekonomi agregat yang berulang tetapi non periodik kurun waktunya tidak sama,
disebabkan oleh perubahan kondisi permintaan. Hal ini dicerminkan oleh fluktuasi GNP riil di sekitar garis trend Supriana, 2004. Kajian penelitian business cycle
modern umumnya bertujuan untuk menentukan penyebab terjadinya fluktuasi. Penyebab terjadinya fluktuasi ini disebut guncangan shocks. Deviasi output riil
agregat dari trend digunakan sebagai definisi untuk fluktuasi ini.
2.7. Teori
Business Cycle
Teori Business Cycle dikemukakan untuk mencari sumber penyebab terjadinya siklus. Teori yang menyebutkan bahwa guncangan eksogen merupakan
penyebab terjadinya fluktuasi disebut sebagai teori business cycle eksogen. Teori
business cycle eksogen terdiri dari teori Real Business Cycle RBC, Keynesian, dan Monetarist.
2.7.1. Teori Real Business Cycle
Teori siklus bisnis riil menyatakan bahwa deviasi dari tingkat alami tidak signifikan dan kebanyakan fluktuasi seharusnya dianggap sebagai perubahan
dalam tingkat output alami atau keseimbangan Mankiw, 2000. Menurut teori siklus bisnis riil, fluktuasi ekonomi jangka pendek seharusnya dijelaskan sambil
mempertahankan asumsi model klasik, yang digunakan untuk mempelajari jangka panjang. Teori siklus bisnis riil mengasumsikan bahwa harga sepenuhnya
fleksibel, bahkan dalam jangka pendek. Teori ini konsisten dengan dikotomi klasik : dalam teori ini, variabel-
variabel nominal, seperti penawaran uang dan tingkat harga, tidak mempengaruhi variabel riil, seperti output dan kesempatan kerja. Teori siklus bisnis riil
menekankan perubahan-perubahan riil dalam perekonomian, seperti perubahan dalam teknologi produksi, yang dapat mengubah tingkat alamiah perekonomian.
“Riil” dalam teori siklus bisnis riil mengacu pada pengenyampingan teori variabel nominal dalam jangka pendek.
Menurut teori siklus bisnis riil, guncangan terhadap kemampuan kita untuk memproduksi barang dan jasa mengubah tingkat output dan kesempatan kerja
alamiah. Guncangan ini tidak diinginkan, tapi tak dapat dihindari. Begitu guncangan terjadi, GDP, kesempatan kerja, dan variabel-variabel makroekonomi
lain akan berfluktuasi.
Teori siklus bisnis riil mengasumsikan bahwa perekonomian kita mengalami fluktuasi dalam teknologi, yang menentukan kemampuan kita untuk
mengubah input modal dan tenaga kerja menjadi output barang dan jasa, dan bahwa fluktuasi dalam teknologi ini menyebabkan fluktuasi dalam output dan
kesempatan kerja. Teori siklus bisnis riil sering menjelaskan resesi sebagai periode “kemunduran teknologi.” Menurut model ini, output dan kesempatan
kerja turun selama resesi karena teknologi produksi menurun, yang mengurangi output dan insentif untuk bekerja.
2.7.2. Teori New Keynesian
Sebaliknya, ilmu ekonomi Keynesian baru didasarkan pada premis bahwa market-clearing model teori siklus bisnis riil tidak dapat menjelaskan fluktuasi
ekonomi jangka pendek. Keynes menekankan bahwa permintaan agregat adalah determinan primer pendapatan nasional dalam jangka pendek. Menurut logika,
output perekonomian dapat berfluktuasi baik karena tingkat output alami natural rate of output berfluktuasi atau karena output perekonomian menyimpang dari
tingkat alamiahnya. Teori New Keynesian menekankan pentingnya ketidakstabilan permintaan
agregat sebagai penyebab terjadinya fluktuasi ekonomi makro. Teori ini sama dengan teori business cycle moneter, menyatakan bahwa guncangan permintaan
uang penting terhadap fluktuasi ekonomi. Namun guncangan moneter bukan merupakan satu-satunya penyebab fluktuasi seperti pendapat business cycle
moneter.
2.7.3. Teori Business Cycle Moneter
Teori business cycle moneter menekankan pentingnya guncangan permintaan, khususnya uang terhadap fluktuasi ekonomi, tetapi hanya dalam
jangka pendek. Dalam business cycle moneter dan Keynesian uang mempengaruhi output, sebaliknya teori RBC menyatakan bahwa output yang mempengaruhi
uang.
2.8. Metode Penelitian Empirik
Business Cycle 2.8.1. Hodrick Prescott Filter
Hodrick-Prescott filter HPF merupakan pendekatan statistik yang secara khusus mengestimasi trend dan komponen siklikal atau untuk menghilangkan
komponen trend dan siklikal dalam suatu data deret waktu time series. Fakta secara empiris stylized fact menunjukkan bahwa business cycle Indonesia
dianalisis dengan memisahkan komponen trend dan komponen siklikal dari data time series makroekonomi. Dalam analisis Hodrick Prescott filter, komponen
siklikal variabel makroekonomi dapat dilihat pola dan karakteristiknya dengan melihat korelasinya dengan variabel referensi.
2.8.2. Cross Correlation
Cross Correlation merupakan suatu pendekatan untuk melihat de-trended berdasarkan lag periode ke belakang dan lead periode ke depan. De-trended
merupakan cara untuk memisahkan komponen trend, sehingga sebelum cross- correlation maka ditentukan terlebih dahulu variabel trend dan siklikal
berdasarkan hasil analisis HPF. Cross Correlation dapat memperlihatkan antara
lag detrended dan lead detrended antara suatu variabel. Cross Correlation menunjukkan detrended dengan komponen siklikal mempunyai korelasi atau
tidak.
2.8.3. Indikator Business Cycle
Indikator Business Cycle BCI dibagi ke dalam tiga kelompok indikator : leading, co-incident dan lagging indicator. Falsafahnya adalah, leading indicator
akan mencapai titik balik sebelum the rest of economy sehingga indikator ini dikatakan memiliki daya prediksi predictive power. Informasi tentang leading
indicator dapat membantu investasi dan keputusan perencanaan lainnya. Co- incident indicator bergerak pada waktu bersamaan dengan ekonomi dan lagging
indicator menunjukkan bahwa ekonomi telah melampaui titik balik.
2.9. Penelitian Terdahulu
Terdapat beberapa penelitian yang sudah dilakukan mengenai jumlah uang beredar. Penelitian mengenai jumlah uang beredar pernah dilakukan Angela
2004, studi yang dilakukan mengambil topik tentang pengaruh perkembangan perbankan terhadap permintaan uang di Indonesia dan implikasi hasil penelitian
terhadap kebijakan moneter di Indonesia. Dalam penelitian kali ini yang digunakan adalah uang dalam arti luas yaitu M2. Pada penelitian ini melihat
pengaruh jumlah bank yang ada di Indonesia terhadap permintaan uang di Indonesia. Alat analisis yang digunakan dalam mengolah datanya adalah Vector
Autoreggressive VAR. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa perkembangan
perbankan di Indonesia dapat meningkatkan permintaan uang. Selain itu perkembangan perbankan dapat meningkatkan suku bunga dan menurunkan
investasi, akibatnya output dan harga menjadi turun. Turunnya harga tersebut dapat membantu tercapainya target kebijakan moneter di Indonesia.
Ireland 2001 dalam papernya yang berjudul Money’s Role In The Monetary Business Cycle menggunakan maximum likelihood untuk mengestimasi
parameter model. Tetapi masih menyatakan bahwa uang memainkan suatu peran minimal di dalam monetary business cycle. Suatu model struktural kecil
menyangkut monetary business cycle, menyiratkan real money balances, dengan forward-looking kurva Philips. Model tersebut juga menyiratkan ukuran empiris
dari real balances harus disesuaikan untuk pergeseran dalam uang menuntut dengan teliti mengisolasikan dan mengukur efek dinamis uang atas inflasi dan
output. Siregar 2001 dalam disertasinya yang berjudul Empirical Evaluation of
Rival Theories of The Business Cycle : Applications of Structural VAR Models to The New Zealand Economy. Sasaran dari disertasinya ini akan menyelesaikan
empirical test untuk tiga rival teori siklus bisnis dengan menggunakan data makroekonomi New Zealand. Ada tiga rival teori siklus bisnis dalam disertasi ini
yaitu, Real Business Cycle RBC, New Keynesian NK, dan Monetary Business Cycle MBC. Hasil penelitian ini menemukan bahwa guncangan pada sisi
permintaan sama pentingnya seperti guncangan teknologi. Guncangan pada nilai tukar riil merupakan sumber fluktuasi yang paling utama dari sisi permintaan.
Guncangan teknologi mampu menjelaskan fluktuasi output, nilai tukar riil, suku
bunga domestik, jam kerja dan permintaan uang. Sumber fluktuasi dominan lain adalah guncangan ketenagakerjaan, di dalam model NK-SVAR digambarkan
sebagai suatu kenaikan harga jual yang timbul akibat guncangan dari suatu struktur pasar persaingan tidak sempurna.
2.10. Kerangka Pemikiran Konseptual