2.4 2.5
Dari persamaan di atas, dapat disimpulkan bahwa naik turunnya angka pelipat ganda uang dipengaruhi oleh ketiga determinan angka pelipat ganda uang,
yaitu currency ratio, time and saving deposit ratio, dan reserve ratio. Angka pelipat ganda uang senantiasa berubah-ubah sejalan dengan pola interaksi antara
otoritas moneter, bank umum, dan masyarakat.
2.2. Teori Kuantitas Uang
Menurut paham klasik, uang tidak mempunyai pengaruh terhadap sektor riil, tidak ada pengaruhnya terhadap tingkat bunga, kesempatan kerja atau
pendapatan nasional. Pengaruh uang hanyalah terhadap harga-harga barang. Bertambahnya uang beredar akan mengakibatkan kenaikan harga saja. Namun,
menurut kaum monetaris, uang mempunyai pengaruh terhadap sektor riil.
2.2.1. Teori Irving Fisher
Fisher berusaha untuk mengobservasi hubungan antara kuantitas uang M jumlah uang beredar dengan jumlah total pengeluaran pada komoditi akhir
barang dan jasa P x Y Mishkin, 2001. Konsep yang menyediakan hubungan antara M dengan P x Y sering disebut sebagai kecepatan uang velocity of money,
yaitu tingkat perputaran uang atau seberapa banyak rata-rata satu unit rupiah yang ]
1 [
1 1
1 +
× +
+ =
= t
r c
c M
M mm
] 1
[ 1
2 2
+ ×
+ +
+ =
= t
r c
t c
M M
mm
dibelanjakan dalam bentuk barang dan jasa yang diproduksi final goods dalam ekonomi. Velocity of money V didefinisikan lebih tepat sebagai pengeluaran total
PxY dibagi dengan kuantitas uang M atau 2.6
Dengan mengalikan kedua sisinya dengan M, persamaan untuk pertukaran equation of exchange adalah sebagai berikut :
2.7 Persamaan 2.7 di atas menggambarkan bahwa jumlah kuantitas uang
dikali dengan seberapa banyak uang tersebut dibelanjakan dalam satu periode harus sama dengan pendapatan nasional nominal. Persamaan 2.7 juga bisa
disebut persamaan identitas, yang artinya bahwa secara definisi memang dibenarkan. Persamaan tersebut tidak menjelaskan apakah pada saat M berubah,
pendapatan nominal P x Y akan berubah ke arah yang sama; peningkatan M misalnya harus diimbangi dengan penurunan V sehingga perkalian antara M
dengan V M x V tidak berubah. Agar persamaan identitas tersebut dapat dijadikan teori dalam melihat bagaimana pendapatan nominal ditentukan, perlu
memahami faktor-faktor yang menjadi penentu dalam velocity. Irving Fisher mengemukakan bahwa velocity dipengaruhi oleh institusi
yang ada dalam ekonomi tersebut, yang mana setiap individu dapat melakukan transaksi. Jika masyarakat lebih banyak menggunakan kartu kredit atau kartu debit
dalam melakukan transaksi, maka konsekuensinya penggunaan uang secara tunai dalam aktivitas ekonomi akan berkurang. Fisher berpandangan bahwa
M Y
P V
× =
Y P
V M
× =
×
institusional dan fasilitas teknologi dalam perekonomian akan berdampak pada velocity hanya pada jangka panjang.
Pandangan Fisher bahwa velocity adalah konstan dalam jangka pendek menjabarkan kondisi persamaan 2.7 di atas. Ketika kuantitas uang M meningkat
dua kali lipat, M x V juga akan meningkat sebesar dua kali lipat, begitu juga dengan P x Y nilai dari pendapatan nominal. Oleh karena para ekonom klasik
termasuk Irving Fisher berpikiran bahwa tingkat upah wages dan tingkat harga prices bergerak fleksibel completely flexible, mereka percaya bahwa tingkat
output agregat Y yang diproduksi pada keadaan normal akan tetap berada pada tingkat full employment. Dengan demikian, variabel Y dalam persaman 2.7 dapat
diperlakukan konstan dalam jangka pendek. Teori kuantitas uang menyatakan bahwa jika M meningkat dua kali lipat, P juga harus meningkat sebesar dua kali
lipat karena V dan Y konstan. Bagi para ekonom klasik, teori kuantitas uang menyediakan penjelasan mengenai pergerakan tingkat harga. Pergerakan pada
tingkat harga menghasilkan perubahan hanya pada kuantitas uang Mishkin, 2001.
Pada saat pasar uang berada pada kondisi keseimbangan, kuantitas uang M yang dipegang oleh masyarakat akan sama dengan kuantitas uang yang diminta
Md. Dengan demikian, variabel M dalam persamaan 2.7 dapat diganti dengan Md. Apabila menggunakan k untuk mempresentasikan nilai 1V, persamaan 2.7
dapat ditulis kembali sebagai berikut : 2.8
PY k
Md ×
=
Persamaan 2.8 menjelaskan bahwa oleh karena k adalah konstan, tingkat transaksi yang dihasilkan oleh PY uang tetap menentukan kuantitas uang Md yang
diminta masyarakat. Dengan demikian, teori kuantitas uang yang dikemukakan oleh Fisher memberi kesan bahwa tingkat permintaan uang merupakan fungsi
pendapatan murni, dan tingkat harga tidak memiliki dampak terhadap tingkat permintaan uang.
Fisher mendapatkan kesimpulan ini karena dia percaya bahwa masyarakat memegang uang hanya untuk melakukan transaksi dan tidak memiliki kebebasan
untuk menentukan berapa banyaknya uang yang ingin dipegang. Tingkat permintaan uang ditentukan oleh :
1. Tingkat transaksi yang ditentukan oleh pendapatan nominal PY. 2. Institusi yang terdapat dalam ekonomi tersebut, yang mempengaruhi cara
masyarakat melakukan transaksi yang dapat menentukan velocity dan juga k.
2.2.2. Pendekatan Cambridge