tapioka kasar bermutu tinggi dan didukung dengan modal yang cukup.
b. Produk Substitusi
Tapioka memiliki fungsi dan kandungan yang berbeda dengan jenis tepung yang lain seperti tepung maizena,
tepung beras, tepung terigu, tepung kedelai dan tepung gaplek. Pada kasus tertentu seperti pada pembuatan bakso,
tepung kedelai dapat menjadi barang substitusi bagi tapioka, tetapi hal tersebut tidak dianjurkan, sebab akan
berpengaruh pada aspek rasa, warna dan bau Purnomo, 2003
c. Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli
Pembeli dalam hal ini pabrik memiliki daya tawar yang cukup tinggi. Dalam penentuan harga tapioka
ataupun onggok, pembeli memegang kendali. Karena pasokan tapioka tidak hanya datang dari pengusaha
tapioka dari Desa Karang Tengah, tetapi juga dari desa- desa lain di Bogor. Harga tapioka tergantung pada
banyaknya permintaan akan tapioka dan pasokan tapioka.
d. Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok
Penyediaan bahan baku tapioka yaitu ubikayu dilakukan oleh tengkulak dan petani ubikayu. Tengkulak
tersebut membeli ubikayu dari para petani kemudian dijual kepada pengusaha tapioka, tetapi ada juga pengusaha
tapioka yang membeli langsung dari petani ubikayu. Penetapan harga beli dan kuantitas ubikayu ini tergantung
mutu barang dan kesepakatan dari kedua belah pihak, baik pengusaha tapioka dengan petani ataupun tengkulak tetapi
harga awal dibuka oleh pengusaha ubikayu. Dalam mencari bahan baku, sering pemilik ubikayu mendatangi
pengusaha tapioka dan jarang sebaliknya. Dalam hal ini, penjual ubikayu akan mencari pembeli dengan harga
tertinggi, sedangkan pengusaha ubikayu akan mencari penjual dengan harga terendah. Beberapa pengusaha
tapioka memiliki langganan tertentu karena dirasa sudah cocok, tetapi sebagian besar pengusaha tapioka memiliki
banyak alternatif penyedia bahan baku. Pembayaran sebagian besar dilakukan setelah tapioka laku di pasar.
4.2.2. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal Industri Tapioka 1. Faktor Internal Industri
a. Kekuatan Industri 1
Kontrol yang relatif mudah terhadap perusahaan.
Struktur organisasi perusahaan yang sederhana, yaitu pemilik modal merangkap sebagai pengelola dan
karyawan, memudahkan pemilik modal untuk mengontrol kegiatan operasional perusahaan. Selain itu, eketivitas dan
efisiensi aliran tanggungjawab dapat lebih dikontrol dan mengurangi adanya kesalahan.
2 Etos kerja dan disiplin yang tinggi.
Etos kerja dan disiplin tinggi diantara karyawan menyebabkan kapasitas produksi berada dalam keadaan
maksimal. Tidak pernah terjadi inefisiensi produksi yang disebabkan kinerja karyawan yang buruk.
3 Iklim kerja yang baik.
Hubungan yang terjadi antar karyawan dan pemilik modal berjalan harmonis dan kekeluargaan. Jarang terjadi
keluhan-keluhan yang menyebabkan renggangnya hubungan antar karyawan atau dengan pemilik modal. Hal
ini disebabkan karyawan yang direkrut masih merupakan kerabat atau tetangga dekat.
4 Tidak adanya kesulitan dalam merekrut tenaga kerja.
Tenaga kerja yang dipekerjakan masih terhitung kerabat atau tetangga dekat. Oleh karena itu, pengusaha
tapioka tidak pernah kesulitan dalam merekrut tenaga
kerja. Selain itu pengangguran yang tinggi juga merupakan faktor pendukung mudahnya perekrutan tenaga kerja.
5 Kedekatan lokasi perusahaan dengan pasar.
Letak perusahaan relatif dekat dengan pasar, yaitu masih terbilang di daerah Bogor merupakan kekuatan
tersendiri dibandingkan perusahaan sejenis yang berlokasi di luar kota. Jarak perusahaan dengan pasar mempengaruhi
ongkos transportasi yang dibutuhkan dan akhirnya berpengaruh terhadap biaya produksi.
b. Kelemahan Industri