sehingga menyebabkan kondisi jalan semakin parah dan memprihatinkan. Kondisi tersebut menyebabkan terhambatnya
akses pengusaha tapioka terhadap pasar, sumber permodalan dan sebagainya.
2 .
Lemahnya SDM
Mutu SDM di Karang Tengah umumnya masih rendah, karena sebagian besar berpendidikan rendah. Hal tersebut
disebabkan karena mereka kesulitan dalam masalah biaya untuk menyekolahkan anak-anaknya, karena hasil yang ada dari
bertani hanya cukup untuk makan saja dan kesadaran pentingnya pendidikan masih rendah. Lemahnya SDM di desa Karang
Tengah menyebabkan kurangnya pengetahuan tentang cara pengolahan SDA yang mereka miliki secara optimal. Ubikayu
sebagai hasil alam dari desa Karang Tengah misalnya, dalam meningkatkan nilai tambah hanya dijadikan tapioka dan onggok
ampas secara tradisional. Padahal hasil olahan dari ubikayu sangat beragam.
3. Rusaknya lingkungan
Kerusakan lingkungan ini banyak terjadi di Gunung Pancar yang masih termasuk dalam wilayah administratif desa
Karang Tengah. Banyak hutan yang gundul akibat ditebang oleh masyarakat. Masyarakat yang hidup dalam ketidakcukupan,
terpaksa menebang hutan dan mengambil kayunya untuk dijual. Selain itu, dalam mengembangkan usaha tapioka, masyarakat
terkadang tidak mengindahkan aspek-aspek lingkungan.
4.1.2. Karakteristik Tanaman Ubikayu dan Hubungannya Dengan
Keadaan Ekosistem Desa Karang Tengah.
Desa Karang Tengah merupakan desa yang sebagian wilayahnya terdiri dari hutan dataran tinggi dan perbukitan yang
sudah dalam keadaan kritis dan sudah harus dikonservasi. Adanya lahan kritis tersebut dikarenakan banyaknya aktivitas penggundulan
hutan yang dilakukan oleh sebagian masyarakat yang belum
mengerti akan fungsi hutan dalam ekosistem dan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab lainnya. Pembukaan lahan oleh masyarakat
sekitar hutan bertujuan untuk membuka ladang sebagai tempat bercocok tanam. Tanaman yang ditanam berupa ubikayu, pepaya,
durian, pisang dan sebagainya. Erosi merupakan persoalan yang serius pada areal Gunung Pancar sebagai bagian wilayah
administratif Desa Karang Tengah. Pada sebagian kecil tetapi penting dari lahan yang berada di areal Gunung Pancar merupakan
lereng-lereng yang curam, tanah yang mudah longsor dan penggunaan tanah yang tidak tepat dapat mengakibatkan erosi.
Karena ubikayu bersifat khas dalam kemampuan tumbuhnya pada kondisi tanah yang tidak menguntungkan, maka ubikayu cenderung
merupakan tanaman utama pada tanah-tanah semacam itu. Menurut Falcon, et al 1986, ubikayu merupakan tanaman
yang mempunyai karakteristik tertentu yang menyebabkan tanaman ini mempercepat erosi, terutama pada daerah cukup curam dengan
curah hujan cukup tinggi. Pertama, terbatasnya daun-daun yang menutupi selama pertumbuhan awal menyebabkan tingginya daya
tumbuk air hujan langsung mencapai tanah. Kedua, menyangkut tanah yang bergerak saat dipanen. Selain itu ubikayu juga menyerap
unsur hara yang banyak yang juga dapat mengurangi mutu tanah dan dapat menyebabkan erosi atau bahkan longsor. Oleh karena itu,
penanaman ubikayu oleh pengusaha tapioka yang merangkap sebagai petani ubikayu di daerah yang curam seperti di sebagian
wilayah Gunung Pancar perlu dihindari. Untuk mengganti pasokan bahan baku dari daerah tersebut maka bahan baku dapat dipasok dari
wilayah lain.
4.1.3. Sejarah IK