Bahan Baku dan Bahan Penunjang

tapioka. Lokasi industri tapioka ini sebagian terletak di lahan sendiri dan sebagian lain menumpang di lahan milik PT. Sentul dan Perum Perhutani. Para pengusaha tapioka tidak memiliki tanah untuk menjadi lokasi produksi, karena pada dekade lalu sebagian telah dijual dalam rangka pembebasan tanah yang disebabkan perluasan komplek perumahan Bukit Sentul. Hal tersebut diijinkan oleh PT. Sentul, tetapi apabila nantinya akan diadakan perluasan bangunan perumahan, maka pengusaha tapioka harus memindahkan penggilingan ke tempat yang lain. Dalam memilih tempat produksi, pengusaha tapioka memilih tempat yang relatif dekat dengan sungai, agar suplai air dapat berjalan dengan lancar. Selain itu, faktor jarak dengan pasar merupakan hal yang dipertimbangkan, karena berpengaruh terhadap ongkos angkut dari penggilingan ke tempat tapioka dipasarkan. Ongkos angkut tapioka berkisar Rp 10.000-Rp 15.000kw, tergantung dari jarang tempuh yang diperlukan. Sekali angkut ke pasar biasanya berkisar antara 3-5 kw.

4.1.6. Aspek Teknis dan Teknologi

Pada aspek teknis dan teknologi dibahas bahan baku dan bahan penolong yang digunakan dalam pembuatan tapioka. Selain itu dibahas mengenai teknologi yang digunakan dalam proses pembuatan tapioka, meliputi peralatan-peralatan yang digunakan.

a. Bahan Baku dan Bahan Penunjang

Ketersediaan bahan baku dan bahan penunjang mempunyai peranan yang sangat penting bagi kelangsungan proses produksi, karena apabila bahan baku dan bahan penolong tidak tersedia, maka proses produksi tapioka tidak dapat berlangsung. Bahan baku yang diperlukan dalam pembuatan tapioka adalah ubikayu sedangkan bahan penolong yang diperlukan ialah air bersih, pemutih Sulfur Dioksida dan minyak solar. 1 Ubikayu Bahan baku pembuatan tapioka adalah ubikayu. Ubikayu yang bermutu baik mempunyai ciri keras, masa panen 11-12 bulan dan apabila dipatahkan akan terasa apakah ubikayu tersebut banyak mengandung butiran aci. Penggunaan ubikayu yang bermutu baik berpengaruh nyata terhadap mutu tapioka. Apabila ubikayu yang digunakan baik maka hasilnya akan lebih banyak tapioka yang dihasilkan. Ubikayu yang ditanam di daerah Karang Tengah rawan serangan hama yang menyerang bagian umbi tanaman yang oleh masyarakat disebut ku’uk atau Pseudo Cocidae. Ubikayu dipasok para petani yang menanam ubikayu di daerah Sukabumi, Kedung Halang, Karang Tengah dan sebagainya. Ubikayu yang didapatkan oleh para pengusaha tapioka sudah berupa ubikayu kupasan. Harga dari ubikayu berkisar 550-650kg tergantung dari mutunya dan banyaknya suplai. Menurut Ouwueme dalam Falcon et al. 1986, tanpa memperhatikan sistem penanamannya, ubikayu akan tumbuh dengan baik bila ditanam pada waktu curah hujan yang lebat, karena tanaman dapat bertoleransi dengan kekeringan kecuali pada periode dini pertumbuhannya. Musim penghujan pada tahun lalu 2005 berlangsung pada bulan September- Mei dan para petani ubikayu menanam ubikayu pada bulan Februari-April. Oleh karena itu, dengan memperhatikan bahwa umur ubikayu berkisar antara 11-12 bulan, maka panen akan terjadi pada bulan Januari-April dan hal tersebut berimbas pada harga tapioka. Para pengusaha tapioka mendapatkan ubikayu dari para petani serta ada juga yang melalui tengkulak dengan cara berhutang dan baru akan dibayar setelah ubikayu yang menjadi tapioka telah terjual. Tetapi ada juga yang dibayar pada saat penyerahan barang, hal tersebut tergantung pada kecukupan modal. 2 Air Air merupakan bahan penolong yang digunakan dalam pembuatan tapioka. Pada industri tapioka ini sebagian mengambil air sungai yang telah diendapkan dan sebagian mengambil dari mata air. Kebersihan air merupakan hal yang penting dalam pembuatan tapioka. Semakin bersih dan jernih air yang digunakan maka tapioka yang dihasilkan akan semakin putih dan bersih. Hal tersebut merupakan peubah yang menentukan mutu tapioka. Dinding bak untuk menampung air ada yang langsung dari semen, tapi ada juga yang dilapisi plastik. Untuk yang dilapisi plastik akan lebih tahan lama sekitar 4-5 hari dan untuk yang hanya dilapisi semen, air hanya bertahan 2 hari. 3 Pemutih Pemutih atau Sulfur Dioksida kerap dibutuhkan untuk merubah tapioka agar dapat menjadi lebih putih dan tidak berbau apek akibat tapioka telah disimpan agak lama beberapa hari. Peran pemutih disini bukanlah sesuatu yang dilarang, tatapi terkadang dianjurkan oleh pabrik sebagai pembeli. Harga dari pemutih tersebut 35.000kg. Satu kwintal tapioka membutuhkan sekitar 2 sendok makan pemutih kurang lebih 20 g. 4 Solar Solar digunakan sebagai bahan bakar dari mesin yang digunakan untuk menyaring tapioka dari tapioka kasar menjadi tapioka halus. Harga solar di pasaran saat ini Rp 4.300 per liter di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum SPBU resmi. Tidak semua usaha tapioka di Desa Karang Tengah ini menggunakan mesin, sebagian besar masih menggunakan tenaga manusia dalam proses produksinya.

b. Peralatan Dalam Industri