b. Meningkatkan mutu produk dengan
mempelajari faktor-faktor yang berpengaruh terhadap mutu.
Faktor mutu merupakan hal yang paling mendasar dalam industri tapioka agar permintaan yang ada
dapat terpenuhi, karena mutu akan mempengaruhi harga jual produk. Dengan dekatnya lokasi industri
terhadap pasar, didukung etos kerja dan disiplin yang tinggi dari para pengusaha tapioka, maka
pengusaha tapioka dapat mempelajari faktor-faktor yang berpengaruh terhadap mutu tapioka dari
sesama pengusaha tapioka dari desa lain. Selain itu, dengan dan selanjutnya memfokuskan
perbaikan pada faktor-faktor tersebut.
2. Strategi ST a.
Mempertahankan budaya dan etos kerja karyawan perusahaan.
Iklim kerja yang baik dan etos kerja yang tinggi diantara karyawan perusahaan dapat dipertahankan
dan ditingkatkan untuk meningkatkan efisiensi dan produkstivitas industri tapioka di Desa Karang
Tengah, sehingga dapat meningkatkan daya saing dan hambatan masuk industri .
b. Memperhatikan anggota keluarga yang lebih
muda dalam merekrut karyawan.
Dalam melakukan rekrutmen karyawan dengan segala kemudahannya, pengusaha tapioka harus
mempertimbangkan anggota keluarga yang lebih muda dari segi usia, agar dalam perjalanan
organisasi terdapat regenerasi dalam industri tapioka.
c. Mengembangkan produk tapioka halus.
Untuk mengatasi ancaman berupa hambatan masuk industri yang relatif rendah dan daya tawar
pembeli yang terlalu tinggi, maka dapat diatasi dengan mendirikan pabrik pengolahan tapioka
halus. Dengan kekuatan industri, diantaranya kontrol yang relatif mudah terhadap perusahaan,
etos kerja dan disiplin yang tinggi, iklim kerja yang baik, tidak adanya kesulitan dalam merekrut
tenaga kerja diharapkan industri tapioka di Desa Karang Tengah dapat memperluas skala usaha
dengan menguasai industri pengolahan tapioka halus, sehingga pasar tidak terlalu terkonsentrasi di
wilayah Ciluar dan pengusaha tapioka dari Desa Karang Tengah tidak terlalu tergantung pada
pabrik pengolahan di wilayah Ciluar.
d. Menciptakan diversifikasi produk olahan dari