Tabel 4. Hasil analisis matriks IFE
Faktor Strategis Internal No
A. Kekuatan Bobot
a
Rating
b
Nilai c = a x b
1. 2.
3. 4.
5. Kontrol yang relatif mudah terhadap
perusahaan Etos kerja dan disiplin yang tinggi
Iklim kerja yang baik Tidak adanya kesulitan dalam merekrut
tenaga kerja Kedekatan lokasi perusahaan dengan
pasar 0,066
0,081 0,081
0,061
0,051 3
2,75 3,25
2,5 2
0,198 0,223
0,264 0,152
0,101
Jumlah A 0,340
0,939
Kelemahan
1. 2.
3. 4.
5. 6.
7. 8.
Sumber Daya Manusia SDM yang rendah.
Terbatasnya modal. Mutu produk dan harga kurang bersaing.
Sebagian lokasi industri menggunakan lahan pihak lain
Penggunaan teknologi yang masih terbatas
Pencatatan keuangan yang masih sederhana.
Kesadaran pengembalian pinjaman pada sebagian pengusaha dan masyarakat
yang relatif rendah. Rusaknya infrastruktur
0,086 0,096
0,096 0,081
0,081 0,051
0,086 0,081
2 2
1 2,25
1,5 3
2 1,75
0,173 0,193
0,096 0,183
0,122 0,152
0,172 0,142
Jumlah B
0,660 1,233
Total IFE A+B
1,000 2,173
Penentuan bobot internal dilakukan oleh para ahli yang mengetahui keadaan industri tapioka Desa Karang Tengah, yaitu Kepala Desa Karang Tengah
Ahmad Sugih, Ketua Tim Desa Suheri dan pengusaha tapioka Rosyidin dan Neneng.
b. Matriks EFE
Berdasarkan analisis faktor-faktor eksternal perusahaan, dilakukan pembobotan, pemberian rating dan penetapan nilai
Tabel 5. Pada tabel matriks EFE menunjukkan skor terbobot sebesar 2,321. Hal tersebut menandakan bahwa kemampuan
pengusaha untuk memanfaatkan peluang-peluang dalam mengatasi ancaman-ancaman yang dihadapi masih kurang, atau
dengan kata lain industri kecil tapioka di Desa Karang Tengah belum memiliki strategi yang baik dalam mengatasi ancaman
eksternal yang ada. Faktor yang menjadi peluang utama dalam industri ini
ialah kurangnya ancaman dari produk pengganti, dikarenakan tapioka memiliki karakteristik yang khas, sehingga tidak dapat
diganti dengan tepung yang menggunakan bahan baku selain ubikayu. Sedangkan faktor lain yang menjadi peluang
diantaranya semakin bertambahnya jumlah penduduk, perubahan persepsi terhadap makanan alternatif pengganti nutrisi beras dan
kondisi ekonomi yang stabil. Faktor yang menjadi ancaman utama ialah faktor cuaca
dan kekuatan tawar-menawar pembeli yang terlalu tinggi. Sedangkan ancaman lainnya dari faktor yang paling
mengancam, berturut-turut ialah rusaknya infrastruktur, kurangnya peran serta dari pemerintah, tidak adanya
kelembagaan yang mendukung industri tapioka, hambatan masuk industri relatif rendah, kurangnya sarana telekomunikasi
dan informasi dan kurangnya regenerasi kepemilikan.
Tabel 5. Hasil analisis matriks EFE
Faktor Strategis Eksternal No
A. Peluang Bobot
a
Rating
b
Nilai c = a x b
1. 2.
3. 4.
Perubahan persepsi terhadap makanan alternatif pengganti nutrisi beras.
Semakin bertambahnya jumlah penduduk.
Kondisi ekonomi yang stabil Kurangnya ancaman dari produk
pengganti. 0,081
0,075 0,064
0,087 2,25
3,25 2,5
3,75 0,182
0,244 0,159
0,325
B. Total skor Peluang
0,306 0,910
Ancaman
1. 2.
3. 4.
5. 6.
7. Kurangnya peran serta dari pemerintah.
Hambatan masuk industri relatif rendah. Kurangnya regenerasi kepemilikan
Kekuatan tawar-menawar pembeli yang tinggi
Tidak adanya kelembagaan yang mendukung industri tapioka.
Kurangnya sarana telekomunikasi dan informasi
Faktor cuaca 0,116
0,069 0,081
0,116
0,110 0,087
0,116 1,5
3 3,25
1 1,75
3 1
0,376 0,173
0,243 0,116
0,192 0,195
0,116
Jumlah B
0,694 1,410
Total EFE A+B 1,000
2,321
Penentuan bobot eksternal dilakukan oleh para ahli yang mengetahui keadaan industri tapioka Desa Karang Tengah, yaitu Kepala Desa Karang Tengah
Ahmad Sugih, Ketua Tim Desa Suheri dan pengusaha tapioka Rosyidin dan Neneng.
c. CPM