pasif. Pengajaran yang berpusat kepada guru bersifat teacher centered. Ilmu pengetahuan yang diberikan kepada siswa kebanyakan hanya
diambil dari buku-buku pelajaran, tanpa dikaitkan dengan realitas kehidupan
sehari-hari siswa.
Pelajaran serupa
ini disebut
intelektualistis. Peneliti menyimpulkan berdasarkan pemaparan tadi bahwa
keberhasilan dalam mengajar ditentukan dari aktivitas guru terlebih dahulu agar aktivitas siswa bisa dilaksanakan dengan baik. Dalam hal
ini, guru memegang peranan utama, sedangkan siswa tinggal menerima, bersifat pasif. Dalam pembelajaran hendaknya dikaitkan
dengan kehidupan sehari-hari supaya anak tidak merasa bosan.
b. Aktivitas Siswa
Menurut Mulyasa 2009:10, aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. Aktivitas siswa
merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang
mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas-tugas, dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa
bekerjasama dengan siswa lain, serta tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.
Hemalik 2009: 45 mendefenisikan belajar sebagai perubahan dalam perbuatan melalui aktivitas, praktek dan pengalaman. Anitah
2009:1-3 menyatakan bahwa belajar sebagai suatu proses mental dan
emosional atau proses berpikir dan merasakan. Seseorang dikatakan belajar bila pikiran dan perasaannya aktif. Aktivitas pikiran dan
perasaan tersebut tidak dapat diamati oleh orang lain akan tetapi dapat diamati oleh yang bersangkutan. Guru tidak dapat melihat aktivitas
pikiran dan perasaan siswa, namun dapat mengamati manifestasinya yaitu kegiatan siswa sebagai akibat adanya aktivitas pikiran dan
perasaan pada siswa tersebut. Belajar merupakan hal yang kompleks. Kompleksitas belajar
dapat dipandang melalui 2 aspek yaitu guru dan siswa. Dari segi guru proses belajar merupakan perilaku belajar tentang suatu hal sedangkan
dari segi siswa proses belajar merupakan proses mental dalam menghadapi bahan belajar. Belajar juga merupakan proses internal
yang kompleks. Ranah kognitif, afektif dan psikomotorik terlibat didalamnya. Proses belajar mengaktualisasikan ranah-ranah tersebut
tertuju pada bahan belajar tertentu Dimyati, 2006: 17. Peneliti menyimpulkan berdasarkan pemaparan diatas bahwa
aktivitas siswa merupakan segala kegiatan yang dilakukan baik secara jasmani maupun rohani dalam proses belajar mengajar. Aktivitas siswa
baik pikiran maupun perasaan tidak dapat dilihat oleh guru, namun kegiatan siswa sebagai akibat adanya aktivitas pikiran dan perasaan
dapat diamati oleh guru. Suprijono 2010: 10 membagi kegiatan atau aktivitas belajar
siswa menjadi 8 delapan meliputi:
1 signal learning, kegiatan belajar mengenal tanda.
2 stimulus-respon learning, kegiatan belajar tindak balas.
3 claining learning, kegiatan belajar melalui rangkaian.
4 verbal association, kegiatan belajar melalui asosiasi lisan.
5 multiple discrimination learning, kegiatan belajar dengan
perbedaan berganda. 6
concept learning, kegiatan belajar konsep. 7
principle learning, kegiatan belajar prinsip-prinsip. 8
problem solving learning, kegiatan belajar pemecahan masalah. Aktivitas siswa menurut Maisuri dalam
http:fikrinatuna.
blogspot
.com200806contoh-proposal-penelitian.html
dapat dibagi
menjadi: 1
visual activities, yaitu segala kegiatan yang berhubungan dengan aktivitas siswa dalam melihat, mengamat, dan memperhatikan.
2 oral activities, yaitu aktivitas yang berhubungan dengan
kemampuan siswa dalam mengucapkan, melafazkan, dan berfikir. 3
listening activities, aktivitas yang berhubungan dengan kemampuan siswa dalam berkonsentrasi menyimak pelajaran.
4 motor activities, yakni segala keterampilan jasmani siswa untuk
mengekspresikan bakat yang dimilikinya. Tipe belajar siswa menurut Tim LP3I, 2010: 143 terdapat
tiga macam meliputi: 1
visual, siswa mudah belajar dengan cara melihat atau mengamati.
2 auditori, siswa mudah belajar dengan cara mendengarkan.
3 kinestetik, siswa mudah belajar dengan cara melakukan.
Berdasarkan pemaparan peneliti mengenai macam-macam aktivitas belajar siswa diatas peneliti menyimpulkan aktivitas siswa
secara umum dibagi menjadi visual, oral, listening, dan motor activities. Dalam penelitian ini pengkajian aktivitas siswa dibatasi
sebagai berikut. 1
Kesiapan siswa dalam menerima materi pembelajaran. 2
Menanggapi apersepsi yang disampaikan guru yaitu tentang kelafalan membaca aksara Jawa.
3 Memperhatikan dan mencatat informasi yang informasi tujuan
pembelajaran yang disampaikan oleh guru. 4
Antusias dalam pembentukan kelompok dan tertib dalam penomoran.
5 Menjawab pertanyaan dari guru tentang materi membaca aksara
Jawa. 6
Bekerjasama dengan teman dalam menyusun kartu aksara Jawa yang telah disediakan oleh guru.
7 Bersemangat mengerjakan setiap tugas, baik kelompok maupun
individu. 8
Mendemonstrasikan hasil diskusi kelompok dan membuat simpulan.
9 Menyelesaikan tugas kelompok tepat waktu.
10 Ketepatan dalam mengerjakan tugas dan menyimpulkan materi. Melalui penerapan aktivitas guru yang baik, aktivitas belajar
siswa menjadi lebih terarah dan pembelajaran menjadi lebih berkualitas. Selain aktivitas guru dan aktivitas siswa, iklim
pembelajaran juga mempengaruhi kualitas pembelajaran yang terbentuk yaitu salah satunya keterampilan membaca aksara Jawa.
5. Model pembelajaran kooperatif