perekrutan pegawai, perlindungan kontrak dan penutupan bisnis. Demikian halnya dengan Filipina.
Tabel 8. Peringkat Komponen Doing Business Tahun 2009 dan 2010
Negara
Komponen
Indonesia Malaysia
Filipina Singapura
Thailand
2009 2010
2009 2010
2009 2010
2009 2010
2009 2010
173
Mendirikan Usaha
161 76
23 155
162 4
4 12
55 57
Izin Mendirikan Bangunan
61 105
109 106
111 2
2 11
13 150
Perekrutan Pegawai
149 54
61 114
115 1
1 47
52 110
Pendaftaran Properti
95 81
86 101
102 15
16 5
6 109
Mendapat-kan Kredit
113 1
1 125
127 4
4 68
71 53
Perlindung-an Bagi Investor
41 4
4 127
132 2
2 11
12 119
Membayar Pajak
127 21
24 126
135 5
5 82
88 40
Perdagang-an Lintas Batas
45 31
35 66
68 1
1 10
12 142
Perlindung-an Kontrak
146 60
59 116
118 16
13 24
24 141
Penutupan Bisnis
142 57
57 153
153 2
2 48
48
Sumber : World Bank, Doing Business, 2010 diolah.
3.7. Inter Industry Trade dan Intra Industry Trade
Salah satu metode yang digunakan untuk mengukur tingkat integrasi adalah dengan menggunakan Indeks Intensitas Perdagangan Trade Intensity
Index , TII. Tingkat integrasi kedelapan sektor prioritas di ASEAN dapat
dianalisis dengan menggunakan TII, diperlukan evaluasi tentang perkembangan perdagangan antarindustri yang berbeda inter-industry trade dan perdagangan di
antara industri yang sama atau sejenis intra-industry trade. Sejak tahun 1980, tren perdagangan internasional mulai bergeser ke
perdagangan produk yang berasal dari industri yang sama intra-industry trade baik pada negara maju maupun negara industri baru. Intra-industry trade terjadi
bukan hanya karena adanya perbedaan teknologi atau faktor produksi yang melimpah di suatu negara sehingga memiliki keunggulan komparatif, tetapi juga
karena pertimbangan skala ekonomi Krugman and Maurice, 2003. Dengan adanya skala ekonomi, output akan meningkat dengan proporsi yang lebih besar
daripada peningkatan input. Akibatnya, perusahaan menjadi lebih efisien karena biaya produksi rata-rata menurun sehingga akan melakukan spesialisasi pada
produk tersebut. Penyebab terjadinya intra-industry trade adalah:
1. Industrinya merupakan industri weight gaining, yang berarti bahwa produk
tersebut memiliki nilai tambah seiring dengan bertambahnya kegiatan produksi. Terdapat suatu rangkaian produksi atau pasokan faktor produksi
supply chain dimana negara yang memiliki keunggulan komparatif tertentu akan berspesialisasi pada suatu mata rantai produksi tersebut.
2. Cara produksi yang dilakukan oleh perusahaan multinasional Multi National
Corporation, MNC, biasanya berasal dari negara maju yang mengalokasikan
segmen produksinya yang bersifat padat karya ke negara berkembang untuk mendapatkan keuntungan dari upah buruh yang lebih murah. Negara
berkembang yang memiliki keunggulan komparatif berupa upah buruh yang murah melakukan kegiatan produksi berupa perakitan assembly dari
komponen suku cadang yang berasal dari MNC. Produknya di ekspor kembali ke negara MNC untuk di jual di pasar domestik negara tersebut.
3. Produk tersebut merupakan produk musiman yang memiliki perbedaan
siklus musim antara negara-negara yang berdagang. Sebagai akibatnya, suatu negara akan memproduksi dan mengekspor produk pada satu musim,
kemudian pada suatu musim yang lain negara tersebut akan mengimpor produk untuk memenuhi permintaan negara.
4. Produk tersebut harus diproduksi secara simultan, misalnya industri minyak
dan turunannya. Produksi dalam industri minyak dan turunannya biasanya dilakukan melalui distilasipenyulingan bertingkat dan kapasitas produksi
untuk masing-masing produk turunannya tidak sama sehingga suatu negara yang memiliki kapasitas berlebih untuk satu produk akan mengekspor produk
tersebut ke negara lain. Sebaliknya, akan mengimpor produk yang kapasitas produksinya tidak mencukupi untuk memenuhi permintaan domestik.
5. Adanya entrepot trade yang biasanya terjadi pada produk yang di impor bukan
untuk konsumsi domestik, melainkan untuk di ekspor kembali re-ekspor. Negara tersebut akan memberi suatu jasa tertentu, misalnya packaging dan
labeling, sebelum produk tersebut di re-ekspor.
Rumus yang lazim digunakan dalam perhitungan indeks intra–industry trade
adalah Gruebel–Lyold Index: ……………………………………………………1
dimana: : indeks intra-industry trade produk k antara negara i ke negara j.
: ekspor produk k dari negara i ke negara j : impor produk k oleh negara i dari negara j.
Dengan mengikuti cara perhitungan tersebut, perkembangan tingkat
integrasi perdagangan di ASEAN selama 10 tahun terakhir, khususnya pada delapan sektor prioritas, didominasi oleh sektor elektronik. Hal ini ditunjukkan
oleh indeks IIT yang tinggi, yaitu di atas 50, dan melibatkan paling banyak negara ASEAN Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand dibandingkan
dengan industri lainnya. Artinya, produk elektronik yang dihasilkan oleh negara-
negara ASEAN di proses di antara negara ASEAN itu sendiri, atau dapat dikatakan bahwa ASEAN telah menjadi regional production base untuk produk
tersebut. Kondisi tersebut sejalan dengan kenyataan bahwa perdagangan ASEAN di dominasi oleh produk elektronik. Industri lainnya yang terintegrasi cukup tinggi
dan melibatkan beberapa negara ASEAN adalah industri perikanan Malaysia, Filipina, dan Singapura dan produk karet Indonesia, Malaysia, dan Filipina.
3.8. Pelajaran dari Integrasi Ekonomi Eropa