Analisis Aliran Foreign Direct Invesment Singapura

tahun 2010 jauh lebih rendah dibandingkan dengan negara Singapura, Malaysia dan Thailand.

5.2.3. Analisis Aliran Foreign Direct Invesment Singapura

Hasil estimasi persamaan investasi dalam bentuk FDI Singapura disajikan dalam Tabel 20. Tabel 20. Hasil Estimasi Model Aliran Investasi Foreign Direct Invesment Singapura Variabel Koefisien Standar Error Nilai Probabilitas C -27.0248 4.697650 0.0000 GDPi 2.2361 0.392870 0.0000 POPi 2.8840 0.510891 0.0000 OPENi 0.0808 0.075789 0.2869 RERi -0.4004 0.016619 0.0000 IRi -0.2859 0.021629 0.0000 POPj -0.1275 0.007601 0.0000 GDPj -0.2509 0.037280 0.0000 RERj -0.1061 0.006465 0.0000 IRj -0.0270 0.012621 0.0330 SIZE -0.7163 0.441159 0.1052 Xi 0.1160 0.043251 0.0076 Mi -0.0004 0.005882 0.9423 ASEAN 0.2669 0.048597 0.0000 APEC 0.1038 0.043929 0.0185 Singapura adalah negara yang paling banyak menikmati aliran FDI dari negara investor. Hal tersebut disebabkan adanya program liberalisasi kebijakan, peraturan investasi yang baik serta pemberian national treatment di ASEAN. Perkembangan FDI Singapura sangat tinggi dibandingkan negara ASEAN lainnya. Pada tahun 1995 nilai FDI mencapai US 11 502.7 miliar meningkat menjadi US 16 485.4 miliar pada tahun 2000, kemudian turun pada tahun 2002 menjadi US 7 200.0 miliar dan meningkat lagi pada tahun 2006 menjadi US 24 055.4 miliar yang kemudian pada tahun 2008 mengalami penurunan menjadi US 22 801.8 miliar. Jumlah perusahaan asing mencapai 3000 buah yang tersebar pada berbagai sektor ekonomi. Perusahaan tersebut menyumbang 70 persen ekspor manufaktur Singapura, sedangkan pada sektor jasa peran pemerintah masih besar. Sebagian besar FDI tersebut berasal dari Jepang, Amerika Serikat dan Eropa. Ada tiga faktor kunci keberhasilan Singapura dalam menarik FDI yaitu: Pertama, adopsi perdekatan ekonomi terbuka dalam meningkatkan FDI. Singapura mendukung rezim perdagangan bebas dan mempromosikan industri berorientasi ekspor. Kedua, menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pertumbuhan perusahaan FDI, dengan mempertahankan kebijakan ekonomi makro yang stabil, menjaga pemerintahan bersih dan jujur yang menyediakan jasa secara efisien, mempertahankan transparansi, penyusunan peraturan yang probisnis, mempertahankan harmonisasi antara pemerintah dan buruh melalui kerjasama gerakan buruh dan pemimpin industri. Ketiga, berinvestasi dengan gencar pada sektor infrastruktur publik dan pengembangan sumberdaya manusia dan memastikan pencapaian standar kualitas yang tinggi. Hasil estimasi model FDI Singapura, menunjukkan beberapa variabel signifikan berpengaruh terhadap volume investasi FDI di Singapura dari negara investor terbesar. Peranan aliran FDI di Singapura juga dapat merangsang perkembangan investasi domestik sebesar 27 persen per tahun. Akibatnya pertumbuhan ekonomi Singapura yang cukup tinggi. Variabel makroekonomi yang berpengaruh signifikan adalah GDP. Singapura merupakan salah satu negara di dunia dengan GDP tertinggi di dunia. Antara tahun 1960-1999, pertumbuhan riil mencapai 8 persen. GDP Singapura dalam kurun waktu antara tahun 1996-2008 tumbuh rata-rata 4.391 persen per tahun, tertinggi pada tahun 2000 sebesar 10.1 persen. Singapura bahkan pernah mengalami pertumbuhan ekonomi paling tinggi di antara NICs yaitu Korea Selatan, Taiwan dan Hongkong. Peningkatan GDP di Singapura tersebut telah meningkatkan aliran FDI dari negara investor. Sebaliknya, pertumbuhan GDP negara investor berpengaruh negatif artinya bahwa apabila GDP naik maka negara tersebut cenderung meningkatkan impor daripada melaksanakan FDI ke Singapura. Jumlah penduduk Singapura berpengaruh secara positif dan signifikan. Jumlah penduduk Singapura dengan total 4.839 juta jiwa pada tahun 2008, termasuk sangat kecil dibanding negara anggota ASEAN lainnya. Daya tarik Singapura adalah integrasinya dengan kawasan ASEAN, khususnya Indonesia, Malaysia dan Thailand. Hal tersebut menunjukkan bahwa negara investor tetap mencari pasar yang lebih potensial. Singapura juga merupakan negara dengan kemudahan investasi yang sangat bagus. Hal sebaliknya terjadi pada jumlah penduduk negara investor. Apabila terjadi pertumbuhan penduduk di negara investor maka arus investasi FDI outflow negara investor ke Singapura mengalami penurunan. Hal tersebut disebabkan bertambahnya potensi pasar bagi negara investor, sehingga mereka lebih memilih berinvestasi pada negaranya sendiri. Variabel suku bunga memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap peningkatan FDI Singapura. Semakin tinggi tingkat bunga, volume investasi FDI mengalami penurunan. Hal tersebut disebabkan adanya peralihan modal ke investasi portofolio dan menghindari besarnya biaya investasi. Sebaliknya penurunan suku bunga akan meningkatkan FDI, karena akan menambah kemampuan perusahaan memperoleh keuntungan serta pembesaran stok kapital. Dibandingkan dengan Indonesia suku bunga Singapura sangat rendah yaitu pada tahun 1998 sebesar 1.17 persen dibanding Indonesia saat itu sebesar 49.23 persen. Tahun 2006 Singapura sebesar 2.57 persen dan Indonesia 9.17 persen. Suku bunga negara investor memberikan pengaruh negatif dan signifikan terhadap aliran FDI ke Singapura. Semakin tinggi suku bunga di negara investor maka arus investasi FDI outflow semakin kecil. Investor memilih berinvestasi pada kawasan yang suku bunganya kecil, serta adanya perubahan pola dari FDI ke investasi portofolio atau saving. Tingkat pengembalian investasinya lebih besar dibandingkan melaksanakan investasi FDI di Singapura. Pengaruh ekspor Singapura terhadap FDI adalah positif dan signifikan. Semakin besar nilai perdagangan ekspor akan semakin menarik FDI dari negara investor karena merupakan potensi besar untuk memasarkan produk. Hal tersebut disebabkan karena sebagian komoditas yang dihasilkan oleh investasi FDI di Singapura adalah komoditi ekspor. Perkembangan ekspor Singapura sejak pemberlakuan AFTA tahun 1993 mengalami peningkatan berarti. Pada tahun 1993 nilainya US 74 401.1 miliar menjadi US 241 404.7 miliar pada tahun 2008. Singapura tidak terlalu terpengaruh oleh krisis tahun 1997-1998, sekalipun mengalami krisis tapi pengaruhnya terhadap ekspor relatif kecil. Pengaruh impor Singapura terhadap FDI adalah positif dan signifikan karena sebagian bahan baku atau material yang dibutuhkan dalam proses produksi hasil FDI masih di impor khususnya pada tahap-tahap awal. Impor Singapura sejak pemberlakuan AFTA tahun 1993 mengalami peningkatan berarti. Pada tahun 1993 nilai impornya US 85 227.7 miliar menjadi US 230 760.3 miliar pada tahun 2008 atau meningkat rata-rata 7.388 persen per tahun. Pengaruh keanggotaan Singapura di APEC adalah positif terhadap aliran FDI ke Singapura. Sedangkan pengaruh keanggotaan Singapura ke dalam integrasi ASEAN terhadap FDI juga positif. Peningkatan FDI Singapura juga disebabkan oleh tingginya daya saing FDI Singapura dibanding dengan negara atau kawasan integrasi lainnya. Singapura merupakan negara dengan tingkat kemudahan berbisnis atau investasi terbaik di dunia. Dalam laporan World Bank tentang doing business Singapura menempati urutan pertama pada tahun 2008 dan bertahan selama tiga tahun berturut-turut sampai tahun 2010. Hal tersebut sesuai data FDI Singapura yang menunjukkan bahwa di antara negara ASEAN Singapura adalah negara terbesar penerima FDI dari negara investor.

5.2.4. Analisis Aliran FDI Thailand