Kinerja Investasi ASEAN Kerjasama Bidang Ekonomi

6. Fasilitasi, dengan rumusan: 1 membuat draft dan amendemen kerangka legal dan regulasi, jika sesuai dan memungkinkan, untuk mendukung perubahan pada aturan, 2 memperkuat dialog kebijakan mengenai aturan kehati-hatian prudential regulation dan supervisi, untuk membantu negara anggota membangun kerangka regulasi yang mendukung bagi liberalisasi serta membangun dan memperbaiki sistem untuk memonitor aliran di setiap negara anggota, dan 3 kerjasama antar negara untuk mengharmonisasikan kebijakan, statistika dan infrastruktur yang berhubungan dengan aliran serta membagi bersama-sama mengenai kemajuan pada aturan yang diliberalisasikan.

2.2.4. Kinerja Investasi ASEAN

Kinerja investasi ASEAN sejak diberlakukannya AFTA mengalami kenaikan yang signifikan. Namun sejak tahun 1997 investasi terus menurun, sampai dengan tahun 2008 dengan nilai investasi sebesar US 40 375 miliar. Realisasi investasi ASEAN disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Foreign Direct Invesment Inflows Negara ASEAN dari ASEAN US juta Tahun Negara Indonesia Malaysia Filipina Singapura Thailand 2000 109.6 87.2 92.1 640.7 -225.0 2001 323.1 208.2 34.0 1 982.4 -66.9 2002 321.3 1 050.4 22.6 2 045.5 274.6 2003 260.0 614.4 -12.6 1 683.5 143.9 2004 290.7 708.8 158.6 1 593.4 171.3 2005 214.3 1 275.0 76.1 2 576.7 28.1 2006 552.9 686.1 149.8 5 921.7 245.7 2007 232.6 896.0 81.6 7 230.8 736.9 2008 710.1 3 011.3 70.7 5 875.2 935.2 2000-2008 3 014.6 8 537.4 671.9 29 550.0 2 243.9 Sumber: ASEAN Statiscal Yearbook, 2008. Sedang penerimaan FDI dari luar negara anggota ASEAN disajikan pada Tabel 6. Mencermati data yang disajikan dalam Tabel 6, hanya Indonesia yang pernah mengalami negatif investasi. Beberapa kendala yang menyebabkan prestasi investasi Indonesia tertinggal jauh dari negara ASEAN disinyalir antara lain disebabkan kebijakan pajak, instabilitas kebijakan, korupsi dan pungutan liar. Tabel 6. Foreign Direct Invesment Inflows dari Negara non-ASEAN US juta Tahun Negara Indonesia Malaysia Filipina Singapura Thailand 2000 -4 550.0 3 787.6 2 239.6 16 485.4 3 350.3 2001 -3 278.5 553.9 195.0 15 649.0 1 300.3 2002 144.9 3 203.4 1 542.0 7 200.0 1 200.1 2003 -596.1 2 473.2 490.8 11 664.0 1 450.1 2004 1 894.5 4 623.9 687.8 19 827.5 1 610.1 2005 8 336.0 3 964.8 1 854.0 15 001.9 2 020.8 2006 5 556.2 6 059.7 2 345.0 24 055.4 2 360.0 2007 6 928.3 8 401.2 2 916.0 31 550.3 11 238.1 2008 8 33.8 8 053.0 1 520.0 22 801.8 9 834.5 2000-2008 34 249.6 67 263.6 22 801.8 225 456.8 83 294.9 Sumber: ASEAN Statiscal Yearbook, 2008. 2.3. Kerjasama ASEAN dengan Kawasan Integrasi Ekonomi Lain Banyak masalah perekonomian tidak dapat diselesaikan bila hanya dilakukan dengan sesama anggota. Karena itu, ASEAN telah membuat langkah utama dalam membangun kerjasama dengan negara di kawasan Asia-Pasifik. Kerjasama dengan negara-negara Asia Timur dipercepat dengan diadakannya dialog atau pertemuan tahunan antara para pemimpin ASEAN, Cina, Jepang, dan Republik Korea. Hal tersebut sesuai Visi ASEAN 2020 bahwa melalui pandangan keluar ASEAN berhasil menarik minat banyak orang terhadap ASEAN. Pada bulan November 1999, para pemimpin ASEAN, Cina, Jepang, dan Republik Korea mengeluarkan pernyataan bersama atas kerjasama Asia Timur yang menjelaskan ruang kerjasama antara masing-masing negara. Pertemuan ASEAN tahun 1992 menghasilkan pernyataan bahwa ”ASEAN sebagai bagian dari suatu dunia yang saling tergantung, perlu meningkatkan hubungan kerjasama dengan mitra dialognya”. Konsultasi antara ASEAN dan mitra dialognya dilaksanakan di tingkat menteri luar negeri setiap tahun. Mitra dialognya meliputi Australia, Austria, Kanada, Cina, Uni Eropa, India, Jepang, Republik Korea, Selandia Baru, Rusia, Amerika Serikat, dan Program Pengembangan Perserikatan Bangsa-Bangsa. ASEAN juga mempromosikan kerjasama dengan Pakistan dalam sektor tertentu. Konsisten dengan keputusannya meningkatkan kerjasama dalam pengembangan kawasan lain, ASEAN memelihara kontak dengan organisasi antar pemerintah lain, yakni Organisasi Kerjasama Ekonomi, Dewan Kerjasama Teluk, Perkumpulan group Rio, kerjasama regional dengan Perhimpunan Asia Selatan, dan Forum Pasifik Selatan. Negara anggota juga berpartisipasi aktif dalam aktivitas Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik APEC, Pertemuan Asia-Eropa ASEM. Selain itu, negara anggota membentuk perjanjian bilateral dengan negara mitra dagang dan investasinya, seperti perjanjian bilateral antara Singapura dengan Amerika Serikat, Singapura dengan Jepang, Malaysia dengan Amerika Serikat serta beberapa kesepakatan bilateral lainnya.

III. KAJIAN TEORITIS INTEGRASI EKONOMI