Pasar Tunggal Eropa Sistem Moneter Eropa

issues yang telah disinggung adalah: 1 Eropa tahun 1993 tetap menganut sistem ekonomiperdagangan terbuka, 2 MEE tidak akan melakukan tindakan yang bertentangan dengan kewajiban internasional yang diatur dalam GATT, 3 keuntungan ekonomi yang telah diperoleh tidak akan diberikan secara unilateral kepada mitra dagang tanpa mengindahkan prinsip resiprositas, dan 4 pembatasan impor tetap dilakukan pada beberapa bidang sensitif.

3.8.2. Pasar Tunggal Eropa

Untuk memulai pasar tunggal Eropa ada tiga rumusan pokok yang disepakati secara bertahap yaitu penghapusan hambatan fisik, penghapusan hambatan teknis, dan penghapusan hambatan fiskal. 1. Penghapusan hambatan fisik meliputi arus lalu lintas barang, penduduk, sarana transportasi serta berbagai masalah yang menyangkut peraturan, prosedur, bea cukai, pemeriksaan imigrasi, urusan paspor dan sebagainya. 2. Penghapusan berbagai hambatan teknis meliputi lalu lintas barang, penduduk, modal, serta hambatan hukum dan administrasi. 3. Penghapusan hambatan fiskal adalah penciptaan kebijakan fiskal untuk mendekatkan perbedaan tingkat pajak di antara sesama negara anggota. Meskipun perwujudan Pasar Tunggal Eropa PTE sudah terlaksana pada tanggal 1 Januari 1993, lalu lintas barang belum sepenuhnya dilaksanakan. Hal tersebut terutama disebabkan oleh sebagian besar direktif itu masih menunggu pengesahan di negara anggota masing-masing. Selain itu, prinsip saling mengakui dan harmonisasi standar barang dan jasa yang diperdagangkan belum seluruhnya dipatuhi perusahaan di negara-negara anggota. Terciptanya PTE meniadakan semua pengawasan dan formalitas pada batas internal ME, yang mempunyai efek segmentasi pasar yaitu meniadakan berbagai rintangan dan perdagangan dan produksi non tarif, dengan penciptaan PTE diharapkan akan memberi empat efek utama: 1 pengurangan yang mencolok dalam biaya, sebagai pemanfaatan yang lebih efisien dari berbagai macam skala ekonomi, 2 terciptanya efisiensi yang lebih baik dalam perusahaan dan tercapainya rasionalisasi merupakan akibat dari pasar yang kompetitif, 3 terjadinya penyesuaian antar industri atas dasar gerak yang lebih leluasa dari keunggulan komparatif dalam suatu pasar yang terintegrasi, dan 4 akhirnya terjadi arus inovasi dan terciptanya proses dan produk baru yang didorong oleh dinamika pasar internal Eropa yang besar.

3.8.3. Sistem Moneter Eropa

European Monetary System EMS atau Sistem Moneter Eropa merupakan tahapan terakhir bagi terciptanya sebuah masyarakat Eropa yang bersatu. Selama delapan belas tahun antara tahun 1970 hingga 1988, telah terjadi berbagai peristiwa, di antaranya European Community telah bertambah anggotanya, dengan bergabungnya Denmark, Irlandia, Inggris, Yunani, Portugal, dan Spanyol. Di tahun 1979 dibentuk European Monetary System EMS yang menciptakan sistem nilai tukar tetap di antara negara anggota kecuali untuk mata uang Inggris, Poundsterling. Keberadaan EMS membantu stabilitas nilai tukar mata uang negara anggota dan mendorong negara anggota untuk menetapkan kebijakan yang ketat yang memungkinkan mereka menjaga solidaritas di antara para anggota dan mendisiplinkan perekonomian mereka. Wacana ini selanjutnya menjadi agenda dalam Single European Act pada tahun 1987 yang mengarah pada pasar bebas untuk barang, jasa, dan modal yang diharapkan akan terwujud tahun 1993. EMS yang disampaikan Komite Delor terdiri atas tiga hal: 1. European Currency Unit ECU atau satuan mata uang Eropa, akan menjadi satu-satunya alat transaksi di antara negara-negara anggota ME. 2. Setiap negara anggota harus menyerahkan 20 persen cadangan devisanya untuk disimpan di European Monetary Coorporation. 3. Hal paling utama adalah bahwa setiap negara anggota wajib menjaga nilai tukar yang ditetapkan, yaitu mengikuti aturan ERM hanya diperkenankan untuk berfluktuasi +- 2.25 persen, kecuali yang ditetapkan lain. Dalam rangka mempercepat pelaksanaan EMU, proses integrasi menuju EMU berjalan secara evolusioner, terdiri atas Felianty, 2006: 1. Fase pertama pembentukan European Monetary Union EMU memutuskan realisasi tahap pertama economic and monetary union dimulai pada 1 Juli 1990. Pada prinsipnya tahap pertama ini akan menghapus seluruh restriksi pergerakan modal di antara negara anggota. Tahap pertama ini akan mengidentifikasi segala permasalahan dan berakhir pada tahun 1993. 2. Fase kedua yaitu pendirian EMI dan EC. Fase kedua, dimulai dengan didirikannya European Monetary Institute EMI pada tanggal 1 Januari 1994. EMI memiliki dua tanggung jawab, yaitu: 1 memperkuat kerjasama antar bank sentral dan koordinasi kebijakan moneter, dan 2 melakukan persiapan untuk mendirikan Bank Sentral Eropa, yang memegang kendali kebijakan moneter dan menciptakan mata uang tunggal. 3. Fase ketiga yaitu penetapan nilai tukar tetap. Tanggal 1 Januari 1999 dimulai tahap ketiga, atau tahap terakhir dalam pembentukan EMU, yang ditandai dengan penetapan nilai tukar yang tetap di antara 11 mata uang negara anggota yang bergabung dalam monetary union dan pelaksanaan kebijakan moneter adalah tanggung jawab ECB. Sehubungan dengan syarat yang ditetapkan dalam Maastricht Treaty tersebut maka dirancang kriteria untuk mencapai tingkat sustainibilitas konvergensi yang tinggi. Kriteria konvergensi ini adalah: 1. Kriteria nilai tukar mata uang: nilai tukar mata uang tiap negara anggota harus berfluktuasi pada margin kurang-lebih 2.5 persen, selama dua tahun selama masa pengujian. Sebuah negara anggota tidak dapat berinisiatif sendiri dalam melakukan devaluasi mata uangnya terhadap mata uang negara anggota lain. 2. Kriteria inflasi: tingkat inflasi rata-rata negara anggota tidak boleh lebih dari 1.5 persen di atas tingkat inflasi rata-rata dari tiga negara anggota yang memiliki indikator tingkat inflasi rata-rata yang terbaik. 3. Kriteria suku bunga: tingkat suku bunga jangka panjang rata-rata obligasi pemerintah atau sejenisnya negara anggota tidak boleh lebih dari 2 persen di atas tingkat suku bunga jangka panjang rata-rata tiga negara anggota yang memiliki kinerja terbaik pada indikator tingkat suku bunga jangka panjang. 4. Kriteria keuangan publik: defisit anggaran tiap negara anggota tidak boleh lebih dari 3 persen dari GDP.

3.8.4. Mata Uang Tunggal Eropa