Masyarakat Ekonomi Eropa Pelajaran dari Integrasi Ekonomi Eropa

negara ASEAN di proses di antara negara ASEAN itu sendiri, atau dapat dikatakan bahwa ASEAN telah menjadi regional production base untuk produk tersebut. Kondisi tersebut sejalan dengan kenyataan bahwa perdagangan ASEAN di dominasi oleh produk elektronik. Industri lainnya yang terintegrasi cukup tinggi dan melibatkan beberapa negara ASEAN adalah industri perikanan Malaysia, Filipina, dan Singapura dan produk karet Indonesia, Malaysia, dan Filipina.

3.8. Pelajaran dari Integrasi Ekonomi Eropa

Dalam upaya memperdalam integrasi ekonomi ASEAN maka referensi utama yang paling dapat digunakan adalah integrasi ekonomi Eropa yang dinilai sukses dalam proses dan implementasinya.

3.8.1. Masyarakat Ekonomi Eropa

Proses integrasi yang terjadi di Uni Eropa sering dijadikan model bagi keberhasilan integrasi ekonomi di dunia. Tetapi pembentukan Uni Eropa bukan pekerjaan mudah dan cepat. Prosesnya berlansung cukup lama, dimulai oleh gagasan tentang perlunya dibentuk Dewan Eropa 1946 di Swiss. Setelah perang dunia II, keinginan mendirikan Uni Eropa semakin meningkat, didorong oleh keinginan untuk membangun kembali Eropa dan menghindari kemungkinan perang. Karena itu, dibentuklah European Coal and Steel Community ECSC oleh Jerman, Perancis, Italia, dan negara-negara Benelux. Tujuan ECSC Treaty adalah penghapusan berbagai hambatan perdagangan dan menciptakan suatu pasar bersama dimana produk, pekerja, dan modal dari sektor batu bara dan baja dari negara-negara anggotanya dapat bergerak dengan bebas. ECSC mulai diberlakukan tanggal 23 Juli 1952 sampai tahun 2002. Dalam rangka memperkuat Uni Eropa, pada tahun 1957 di Roma ditandatangani European Atomic Energy Community EAEC, yang lebih dikenal dengan Euratom dan European Economic Community EEC atau EEC Treaty. Tujuan utama Treaty of Rome adalah penciptaan suatu pasar bersama di antara negara-negara anggotanya melalui; pertama, pencapaian suatu Custom Unions yang ditandai dengan penghapusan customs duties, import quotas dan berbagai hambatan perdagangan lainnya di antara negara anggota, serta disisi lain memberlakukan suatu Common Custom Tariff. Perjanjian tersebut mengharuskan para anggota untuk memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1 menurunkan tarif, kuota, dan hambatan lain pada perdagangan intranegara Eropa, 2 menaati tarif eksternal umum di luar EEC, 3 menjalankan aliran faktor produksi dalam EEC, 4 mengharmonisasikan kebijakan pajak, moneter, keamanan dan sosial, dan 5 menentukan kebijakan di sektor pertanian, transportasi dan persaingan industri. Perkembagan selanjutnya menunjukkan semakin terjadinya konvergensi antara perekonomian Eropa sehingga semakin perlu untuk membatasi fluktuasi nilai tukar antar mata uang mereka. Dewan Eropa akhirnya menyepakati secara lebih nyata penyatuan Eropa dalam bidang ekonomi, moneter dan politik di Maastrich, Belanda pada tahun 1992. Sejak Kesepakatan Maastrich tidak ada lagi pembatasan lalu lintas barang maupun orang di antara negara-negara Uni Eropa. Setiap orang boleh bekerja di mana saja yang mereka inginkan. Begitu pula dengan barang-barang yang diproduksi bebas diperdagangkan dan melintasi batas negara di antara negara- negara Eropa. Komisi MEE telah merumuskan kebijakan hubungan luar negeri yang komprehensif dalam rangka pasar tunggal Eropa tahun 1993. Empat policy issues yang telah disinggung adalah: 1 Eropa tahun 1993 tetap menganut sistem ekonomiperdagangan terbuka, 2 MEE tidak akan melakukan tindakan yang bertentangan dengan kewajiban internasional yang diatur dalam GATT, 3 keuntungan ekonomi yang telah diperoleh tidak akan diberikan secara unilateral kepada mitra dagang tanpa mengindahkan prinsip resiprositas, dan 4 pembatasan impor tetap dilakukan pada beberapa bidang sensitif.

3.8.2. Pasar Tunggal Eropa