Persepsi Kesiapan Gerakan Terbimbing Gerakan Terbiasa Gerakan Kompleks

obyek, dan koordinasi syaraf. Terdapat beberapa kategori untuk menjelaskan jenis perilaku untuk ranah psikomotorik adalah sebagai berikut:

a. Persepsi

Persepsi ini berkaitan dengan penggunaan organ penginderaan untuk memperoleh petunjuk yang memandu kegiatan motorik. Kategori ini bertentangan dari rangsangan penginderaan kesadaran akan adanya stimulus, melalui memberi petunjuk pemilihan memilih petunjuk yang relevan dengan tugas, sampai penerjemahan menghubungkan persepsi pada petunjuk dengan tindakan di dalam suatu perbuatan tertentu.

b. Kesiapan

Kesiapan mengacu pada pengambilan tipe kegiatan tertentu. Kategori ini mencakup kesiapan mental kesiapan mental untuk bertindak, kesiapan jasmani kesiapan jasmani untuk bertindak, dan kasiapan mental keinginan untuk bertindak. Pada tingkat ini persepsi terhadap petunjuk itu menjadi prasyarat penting.

c. Gerakan Terbimbing

Gerakan terbimbing berkaitan dengan tahap-tahap awal di dalam belajar keterampilan kompleks. Ia meliputi peniruan mengulangi tindakan yang didemonstrasikan oleh guru dan mencoba-coba dengan menggunakan pendekatan gerakan ganda untuk mengidentifikasi gerakan yang baik. Kecukupan unjuk kerja ditentukan oleh guru atau oleh seperangkat kriteria yang sesuai.

d. Gerakan Terbiasa

Gerakan terbiasa berkaitan dengan tindakan unjuk kerja gerakan yang telah dipelajari itu telah menjadi biasa dan gerakan dapat dilakukan dengan sangat meyakinkan dan mahir. Hasil belajar pada tingkat ini berkaitan dengan keterampilan unjuk kerja dari berbagai tipe, namun pola-pola gerakannya kurang kompleks dibandingkan dengan tingkatan berikutnya yang lebih tinggi.

e. Gerakan Kompleks

Gerakan kompleks berkaitan dengan kemahiran unjuk kerja dari tindakan motorik yang mencakup pola-pola gerakan yang kompleks. Kecakapan ditunjukkan melalui kecepatan, kehalusan, keakuratan, dan yang memerlukan energi minimum. Kategori ini mencakup pemecahan hal-hal yang tidak menentu bertindak tanpa ragu-ragu dan unjuk kerja otomatis gerakan dilakukan dengan mudah dan pengendalian yang baik. Hasil belajar pada tingkat ini mencakup kegiatan motorik yang sangat terkoordinasi.

f. Penyesuaian

Dokumen yang terkait

Perbedaan Rerata Peningkatan Prestasi Belajar Mahasiswa Dengan Strategi Belajar Mandiri dan Gaya Belajar Berbeda Pada Mata Kuliah Ekologi Geografi di Prodi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan IPS FKIP Unila

0 3 94

PENGARUH HASIL BELAJAR MATA KULIAH RIAS PENGANTIN JAWA TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN TATA KECANTIKAN

1 6 21

KONTRIBUSI PEMANFAATAN MEDIA MASSA SEBAGAI SUMBER BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MATA KULIAH STUDI BENCANA MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN GEOGRAFI TAHUN 2015

0 5 85

PENGARUH KREATIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MAHASISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MATA KULIAH EKONOMI Pengaruh Kreativitas Belajar Dan Kemampuan Komunikasi Mahasiswa Terhadap Hasil Belajar Mata Kuliah Ekonomi Makro Pada Mahasiswa Pendidikan Akuntans

0 4 18

PENDAHULUAN PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR DAN KEMANDIRIAN DALAM MENGERJAKAN TUGAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI SEMESTER VI FKIP UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2010/2011.

0 0 8

Hubungan Pengetahuan Lingkungan dengan Perilaku Memelihara Lingkungan di Tempat Tinggal Mahasiswa Prodi Pendidikan Geografi Semester Enam Tahun Akademik 2010/2011.

0 0 2

(ABSTRAK) PENGARUH KADAR PEMBELAJARAN BERORIENTASI AKTIVITAS SISWA (PBAS) TERHADAP HASIL BELAJAR MATA KULIAH PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH.

0 0 2

PENGARUH KADAR PEMBELAJARAN BERORIENTASI AKTIVITAS SISWA (PBAS) TERHADAP HASIL BELAJAR MATA KULIAH PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH.

0 6 141

MENUNTASKAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN KIMIA FKIP UNIVERSITAS RIAU DALAM MATA KULIAH KIMIA DASAR II MELALUI PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH TAHUN AKADEMIS 2011 2012

0 0 13

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Mata Kuliah PENGINDERAAN JAUH Kode

1 4 23