Pengaruh Aktivitas Belajar Terhadap Hasil Belajar Penelitian Terdahulu

g. Kreativitas

Kreativitas mengacu pada penciptaan pola-pola gerakan baru untuk disesuaikan dengan situasi tertentu atau masalah-masalah tertentu. Hasil belajar pada tingkat ini menekankan aktivitas yang didasarkan pada keterampilan yang benar-benar telah dikembangkan.

F. Pengaruh Aktivitas Belajar Terhadap Hasil Belajar

Menurut Surakhmad 1982:17, sistem belajar siswa aktif akan lebih efektif jika diterapkan dalam pembelajaran di sekolah. Artinya, sistem belajar mengajar menekankan pada keaktifan siswa secara fisik, intelektual, dan emosioanal guna mendapatkan hasil belajar yang merupakan perpaduan antara ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Kemudian mengajar dikatakan sukses apabila ada keterlibatan siswa secara aktif untuk belajar, dan keberhasilan atau kesuksesan guru dalam mengajar ditentukan oleh aktivitas siswa dalam belajar. Menurut Triandita dalam riwayattelkom.net,2011, keaktifan siswa dalam pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa yang dapat melibatkan kemampuan maksimal mereka. Aktivitas belajar siswa akan mengakibatkan terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang mengarah pada peningkatan hasil belajar siswa. Jadi, siswa yang aktif dalam pembelajaran akan semakin banyak menyerap materi, sehingga kemungkinan siswa untuk mendapatkan hasil belajar yang baik menjadi lebih tinggi.

G. Penginderaan Jauh

1. Pengertian Penginderaan Jauh

Penginderaan jauh berasal dari dua kata dasar yaitu indera berarti melihat dan jauh berarti dari jarak jauh. Jadi berdasarkan asal katanya epistimologi, penginderaan jauh berarti melihat obyek dari jarak jauh. Lillesand dan Kiefer dalam Kosumowidagdo, 2007: 5 mendefinisikan penginderaan jauh sebagai ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang obyek, daerah, atau gejala dengan jalan menganalisis menggunakan kaidah ilmiah data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap obyek, daerah, atau gejala yang dikaji. Obyek, daerah, atau gejala yang dikaji dalam definisi tersebut dapat berada di permukaan bumi, di atmosfer, atau planet di luar angkasa. Dalam kenyataannya kajian inderaja luar angkasa tidak dibahas secara lengkap, pembahasan inderaja lebih banyak di permukaan bumi. Obyek di permukaan bumi akan disadap informasinya menggunakan alat yang disebut sensor. Sensor tersebut dipasang di sebuah wahana ynag berada di angkasa, seperti balon udara, pesawat terbang, satelit atau wahana lainnya. Sensor yang digunakan dapat berupa kamera, scanner, magnetometer, maupun radiometer. Sensor tersebut menerimamerekam sinyal dari tenaga pantulan obyek yang diukurnya, berupa tenaga gelombang elektromagnetik, yakni tenaga elektrisitas dan magnetisme yang bergerak dengan kecepatan sinar 3x100.000.000 mdet, pada frekuensi dan panjang gelombang yang sangat bervariasi. Semakin tinggi frekuensi gelombang sinar tersebut maka semakin tinggi pula tenaganya. Hasil pemotretannya disebut sebagai data inderaja yang dapat berupa foto udara, citra satelit, citra radar, dan lainnya.

2. Sistem Penginderaan Jauh dan Komponennya

Sistem ialah serangkaian obyek atau komponen yang saling berkaitan dan bekerja sama secara terkoordinasi untuk melaksanakan tujuan tertentu. Sistem penginderaan jauh ialah serangkaian komponen yang digunakan untuk penginderaaan jauh. Komponen-komponen tersebut meliputi sumber tenaga, atmosfer, obyek, sensor dengan wahana, pengolahan data dan pengguna user Kusumowidagdo, 2007: 6. Sumber: Kusumowidagdo, 2007: 6 Gambar 2.1 Sistem Inderaja

a. Sumber Tenaga

Dalam penginderaan jauh harus ada sumber tenaga, baik sumber tenaga alamiah sistem pasif maupun sumber tenaga buatan sistem aktif. Tenaga ini mengenai objek di permukaan bumi yang kemudian dipantulkan ke sensor. Jumlah tenaga matahari yang mencapai bumi dipengaruhi oleh waktu jam, musim, lokasi, dan kondisi cuaca. Jumlah tenaga yang diterima pada siang hari lebih banyak bila dibandingkan dengan jumlah pada pagi atau sore hari. Kedudukan matahari terhadap tempat di bumi berubah sesuai dengan perubahan musim. Pada musim di saat matahari berada tegak lurus di atas suatu tempat, jumlah tenaga yang diterima lebih besar bila dibanding dengan pada musim lain di saat matahari kedudukannya condong terhadap tempat itu. Di samping itu, jumlah tenaga yang diterima juga dipengaruhi oleh letak tempat di permukaan bumi. Tempat-tempat di ekuator menerima tenaga lebih banyak bila dibandingkan terhadap tempat-tempat di lintang tinggi. Kondisi cuaca juga berpengaruh terhadap jumlah sinar yang mencapai bumi. Semakin banyak penutupan oleh kabut, asap, dan awan, maka akan semakin sedikit tenaga yang dapat mencapai bumi.

b. Atmosfer

Sebelum mengenai obyek, energi yang dihasilkan sumber tenaga merambat melewati atmosfer. Atmosfer membatasi bagian sektrum elektromagnetik yang dapat digunakan dalam penginderaan jauh. Pengaruh atmosfer merupakan fungsi panjang gelombang dan bersifat selektif terhadap panjang gelombang. Karena pengaruh yang selektif inilah maka timbul istilah jendela atmosfer yaitu bagian spektrum elektromagnetik yang dapat mencapai bumi. Dalam jendela atmosfer ada hambatan atmosfer, yaitu kendala yang disebabkan oleh hamburan pada spektrum tampak dan serapan yang terjadi pada spektrum inframerah termal Sutanto, 1986: 56.

c. Obyek

Tenaga elektromagnetikTEM yang sampai ke permukaan bumi akan berinteraksi dengan segala obyek yang ada. Obyek di permukaan bumi mempunyai karakteristik yang berbeda satu dengan lainnya. Ada obyek yang mempunyai sifat daya serapnya absorpsi terhadap TEM tinggi dan pantulannya rendah, sebaliknya ada obyek yang mempunyai daya serap rendah dan daya pantulnya tinggi. Pada citra hitam putih mempunyai tingkat rona dan kecerahan yang berbeda obyek satu dengan lainnya. Karakteristik obyek terhadap sinar ini disebut sebagai karakteristik spektral. Justru karena setiap obyek mempunyai karakteristik spektral yang berbeda maka dapat dibedakan obyek satu dengan lainnya.

d. Sensor dengan Wahana

Tenaga yang datang dari objek di permukaan bumi diterima dan direkam oleh sensor yang dipasang dalam wahana tertentu du udara. Tiap sensor mempunyai kepekaan tersendiri terhadap bagian spektrum elektromagnetik. Di samping itu juga kepekaan berbeda dalam mereka obyek terkecil yang masih dapat dikenali dan dibedakan terhadap obyek lain atau terhadap lingkungan sekitarnya. Kemampuan sensor untuk menyajikan gambaran obyek terkecil ini disebut resolusi spasial. Semakin kecil obyek yang dapat direkam oleh sensor menandakan semakin baik kualitas sensor tersebut. Pada awal perkembangannya inderaja diawali dengan sensor yang dipasang di wahana berupa balon. Kemudian ditemukan pesawat terbang tahun 1903 dan sensornyapun dicoba dipasang di bawah badan pesawat. Perkembangan teknologi di bidang sensor dan wahana sudah semakin maju. Sekarang sudah bisa pemotretan dengan kualitas dapat diukur dari ukuran piselnya yang semakin baik. Di samping itu, jenis dan macam satelit yang digunakan untuk membawa sensor juga semakin banyak seperti MOS, Landsat, SPOT, Ikonos, Quickbird.

e. Pengolahan Data

Data penginderaan jauh yang beredar di pasaran pada umumnya merupakan produk standar, yaitu data yang memiliki kualitas standar. Data sudah dapat dianalisis interpretasi untuk memenuhi kebutuhan penggunanya. Pengolahan data mentah hasil rekaman sensor yang dikirim ke stasiun bumi menjadi produk standar dilakukan oleh operator di stasiun bumi atau unit yang menangani distribusi produk inderaja. Koreksi yang dilakukan adalah meliputi eliminasi distorsi radiometrik nilai radiansi hasil pengukuran dan geometrik posisi lintang dan bujur obyek-obyek yang diindera. Melalui koreksi-koreksi tersebut kualitas data sudah dapat dipertanggungjawabkan.

f. Pengguna user

Pengguna merupakan komponen terakhir sistem inderaja, penggunalah yang tahu dengan pasti tentang kebenaran, manfaat bahkan seberapa besar ketelitian informasi inderaja yang telah dipakainya. Maka pengguna merupakan penilai sekaligus yang dapat memberikan saran-saran untuk lebih menyempurnakan sistem inderaja dalam memenuhi kebutuhan penggunanya.

H. Penelitian Terdahulu

Untuk memperluas daftar pustaka peneliti menambahkan penelitian terdahulu sebagai pembanding, yang dilihat mulai tujuan penelitian, variabel penelitian dan hasil penelitian. Untuk lebih jelasnya mengenai penelitian terdahulu bisa dilihat pada Tabel 2.1 berikut. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No. Nama Tujuan Variabel Hasil 1 2. 3. 4. Khoridah Kunthum Ria Anggraheny Anggit Wianti Julia Suci Nurani 1. Mengetahui aktivitas belajar mahasiswa dalam praktikum kartografi tematik pada mahasiswa geografi semester II tahun 20092010. 2. Mengetahui pengaruh aktivitas belajar mahasiswa dalam praktikum terhadap hasil belajar mata kuliah praktikum kartografi tematik pada mahasiswa geografi semester II tahun 20092010. 1. Untuk mengetahui seberapa besar aktivitas belajar siswa dalam model pembelajaran kooperatif tipe think- pair-shareTPS. 2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh aktivitas belajar siswa dalam model pembelajaran kooperatif tipe think-pair- shareTPS terhadap hasil belajar siswa. 1. Untuk mengetahui bentuk aktivitas belajar siswa di kelas dan di rumah pada SMA di Kecamatan Gombong Kabupaten Kebumen. 2. Untuk mengetahui pengaruh dari aktivitas belajar siswa terhadap hasil belajar Geografi pada SMA di Kecamatan Gombong Kabupaten Kebumen. 1. Mengetahui bentuk aktivitas mahasiswa dalam Praktikum Penginderaan Jauh semester II tahun 20082009. 2. Mengetahui kadar PBAS dalam Praktikum Penginderaan Jauh pada mahasiswa Pendidikan Geografi semester II tahun 20082009. 3. Mengetahui pengaruh kadar PBAS dalam praktikum terhadap hasil belajar mata kuliah Praktikum Penginderaan Jauh pada mahasiswa semester II tahun 20082009. - Aktivitas belajar - Hasil belajar - Aktivitas belajar siswa dalam model pembelajaran TPS - Hasil Belajar IPS - Aktivitas Belajar Kognitif di kelas dan di rumah - Hasil Belajar Kognitif - Kadar PBAS dalam Praktikum Penginderaan Jauh - Hasil belajar Praktikum Penginderaan Jauh Aktivitas belajar berpengaruh terhadap hasil belajar sebesar 25,59 Aktivitas belajar model TPS berpengaruh terhadap hasil belajar sebesar 55,4 Aktivitas belajar siswa di kelas dan di rumah berpengaruh terhadap hasil belajar sebesar 7,9 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kadar PBAS dalam Praktikum Penginderaan Jauh dengan hasil belajar Penginderaan Jauh Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah dalam penelitian ini peneliti mencoba mengungkapkan aktivitas belajar mahasiswa dalam mata kuliah Penginderaan Jauh secara lebih rinci yaitu: 1. Dengan menganalisis dan menggambarkan setiap sub aktivitas belajar ke dalam grafik sehingga diketahui secara jelas setiap aktivitas mahasiswa dalam mata kuliah Penginderaan Jauh yang meliputi aktivitas berbicara, aktivitas mendengarkan, aktivitas menulis, aktivitas motorik, aktivitas mental dan aktivitas emosional. 2. Dalam pengambilan data aktivitas mahasiswa dan analisis data digunakan 5 kriteria sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah, sangat rendah sehingga diharapkan data hasil penelitian lebih halus.

I. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Hipotesis dalam penelitian ini adalah: “Ada pengaruh aktivitas belajar mahasiswa terhadap hasil belajar mata kuliah Penginderaan Jauh”

J. Kerangka Pemikiran

Dokumen yang terkait

Perbedaan Rerata Peningkatan Prestasi Belajar Mahasiswa Dengan Strategi Belajar Mandiri dan Gaya Belajar Berbeda Pada Mata Kuliah Ekologi Geografi di Prodi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan IPS FKIP Unila

0 3 94

PENGARUH HASIL BELAJAR MATA KULIAH RIAS PENGANTIN JAWA TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN TATA KECANTIKAN

1 6 21

KONTRIBUSI PEMANFAATAN MEDIA MASSA SEBAGAI SUMBER BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MATA KULIAH STUDI BENCANA MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN GEOGRAFI TAHUN 2015

0 5 85

PENGARUH KREATIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MAHASISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MATA KULIAH EKONOMI Pengaruh Kreativitas Belajar Dan Kemampuan Komunikasi Mahasiswa Terhadap Hasil Belajar Mata Kuliah Ekonomi Makro Pada Mahasiswa Pendidikan Akuntans

0 4 18

PENDAHULUAN PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR DAN KEMANDIRIAN DALAM MENGERJAKAN TUGAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI SEMESTER VI FKIP UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2010/2011.

0 0 8

Hubungan Pengetahuan Lingkungan dengan Perilaku Memelihara Lingkungan di Tempat Tinggal Mahasiswa Prodi Pendidikan Geografi Semester Enam Tahun Akademik 2010/2011.

0 0 2

(ABSTRAK) PENGARUH KADAR PEMBELAJARAN BERORIENTASI AKTIVITAS SISWA (PBAS) TERHADAP HASIL BELAJAR MATA KULIAH PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH.

0 0 2

PENGARUH KADAR PEMBELAJARAN BERORIENTASI AKTIVITAS SISWA (PBAS) TERHADAP HASIL BELAJAR MATA KULIAH PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH.

0 6 141

MENUNTASKAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN KIMIA FKIP UNIVERSITAS RIAU DALAM MATA KULIAH KIMIA DASAR II MELALUI PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH TAHUN AKADEMIS 2011 2012

0 0 13

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Mata Kuliah PENGINDERAAN JAUH Kode

1 4 23