Ir. Sanggam Hutapea, MM dan Ir. Londut Silitonga, MM 408
362 Drs. Wastin Siregar dan Ir. N. Soaloon Silitonga, MBA
69 9
Ir. Edward Sihombing dan Drs. Alpa Simanjuntak, MPd 115
62
10. Pagaran
Torang Lumbantobing dan Bangkit Parulian Silaban, SE 2.953
3.335
Ir. Roy M. Sinaga dan Ir. Djudjung Pangondian Hutauruk 658
829 Samsul Sianturi dan Drs. Frans A. Sihombing, MM
1.090 1.861
Ir. Sanggam Hutapea, MM dan Ir. Londut Silitonga, MM 345
329 Drs. Wastin Siregar dan Ir. N. Soaloon Silitonga, MBA
221 31
Ir. Edward Sihombing dan Drs. Alpa Simanjuntak, MPd 2.638
1.223
11. Siborong-borong
Torang Lumbantobing dan Bangkit Parulian Silaban, SE 5.466
6.522
Ir. Roy M. Sinaga dan Ir. Djudjung Pangondian Hutauruk 2.778
2.881 Samsul Sianturi dan Drs. Frans A. Sihombing, MM
4.141 6.719
Ir. Sanggam Hutapea, MM dan Ir. Londut Silitonga, MM 1.503
1.803 Drs. Wastin Siregar dan Ir. N. Soaloon Silitonga, MBA
569 103
Ir. Edward Sihombing dan Drs. Alpa Simanjuntak, MPd 5.452
1.366
12. Muara
Torang Lumbantobing dan Bangkit Parulian Silaban, SE 750
750
Ir. Roy M. Sinaga dan Ir. Djudjung Pangondian Hutauruk 391
391 Samsul Sianturi dan Drs. Frans A. Sihombing, MM
3.475 3.475
Ir. Sanggam Hutapea, MM dan Ir. Londut Silitonga, MM 97
97 Drs. Wastin Siregar dan Ir. N. Soaloon Silitonga, MBA
1.616 1.616
Ir. Edward Sihombing dan Drs. Alpa Simanjuntak, MPd 435
435
13. Sipahutar
Torang Lumbantobing dan Bangkit Parulian Silaban, SE 4.230
4.344
Ir. Roy M. Sinaga dan Ir. Djudjung Pangondian Hutauruk 1.866
2.464 Samsul Sianturi dan Drs. Frans A. Sihombing, MM
2.266 2.834
Ir. Sanggam Hutapea, MM dan Ir. Londut Silitonga, MM 1.607
1.507 Drs. Wastin Siregar dan Ir. N. Soaloon Silitonga, MBA
450 85
Ir. Edward Sihombing dan Drs. Alpa Simanjuntak, MPd 1.496
196
14. Pangaribuan
Torang Lumbantobing dan Bangkit Parulian Silaban, SE 4.517
5.478
Ir. Roy M. Sinaga dan Ir. Djudjung Pangondian Hutauruk 2.361
2.299
Sambungan Tabel 28
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Samsul Sianturi dan Drs. Frans A. Sihombing, MM 3.899
4.070 Ir. Sanggam Hutapea, MM dan Ir. Londut Silitonga, MM
1.203 878
Drs. Wastin Siregar dan Ir. N. Soaloon Silitonga, MBA 698
86 Ir. Edward Sihombing dan Drs. Alpa Simanjuntak, MPd
373 101
15. Garoga
Torang Lumbantobing dan Bangkit Parulian Silaban, SE 3.856
3.851
Ir. Roy M. Sinaga dan Ir. Djudjung Pangondian Hutauruk 707
672 Samsul Sianturi dan Drs. Frans A. Sihombing, MM
2.058 2.371
Ir. Sanggam Hutapea, MM dan Ir. Londut Silitonga, MM 469
441 Drs. Wastin Siregar dan Ir. N. Soaloon Silitonga, MBA
272 38
Ir. Edward Sihombing dan Drs. Alpa Simanjuntak, MPd 117
39
JUMLAH 136.664
133.234
Sumber : Diolah Dari Data KPU Kabupaten Tapanuli Utara
Sambungan Tabel 28
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa pasangan Torang Lumbantobing dan Bangkit Parulian Silaban, SE unggul di 14 empat belas kecamatan dan hanya kalah
di satu kecamatan, yaitu Kecamatan Muara. Peranan rumpun marga ini tidak dapat diabaikan dalam Pilkada Tapanuli
Utara tersebut, sebab marga dapat merupakan “pintu masuk” bagi para tim sukses untuk mencari dukungan dan “masuk” dalam komunitas tertentu. Dalam konteks
pendukung Torang Lumbantobing dan Bangkit Parulian Silaban, SE, kombinasi marga yang mewakili wilayah Humbang Toga Sihombing dan mewakili wilayah
Silindung PGM merupakan kombinasi yang sangat baik, karena telah mewakili dari sisi asal wilayah dan marga, namun dalam hal ini faktor dukungan marga yang paling
signifikan diperoleh bukan dari marga Lumbantobing atau PGM dan Toga Sihombing, tetapi justru dari rumpun marga istri Torang Lumbantobing, Elly
Marsaulina Manalu, yaitu Toga Simamora yang tergabung dalam wadah organisasi PTS Parsadaan Toga Simamora.
164
Dukungan dari PTS bukan semata-mata hanya karena faktor marga karena Torang Lumbantobing termasuk dalam kelompok marga boru
165
164
Wawancara dengan Sofian Simanjuntak 47, op.cit, dan wawancara dengan Apul Purba, op.cit.
165
Dalam sistem kekerabatan Batak, dikenal istilah Somba mar-Hula-hula, Manat Mardongan Tubu, Elek mar- Boru. Somba mar-Hula-hula artinya bersikap hormat respect terhadap marga asal istri, Manat Mardongan tubu
artinya sikap kehati-hatian be careful terhadap kawan semarga, Elek mar-Boru artinya bersikap lemah lembut persuasive terhadap marga asal suami.
karena istrinya boru Manalu yang tergabung dalam Toga Simamora, tetapi juga karena ketokohannya
yang sudah memasyarakat bagi keluarga besar Toga Simamora dan perbuatannya
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
sudah cukup banyak bagi keluarga besar Toga Simamora. Hampir pada setiap kegiatan yang dilakukan keluarga besar Toga Simamora, Torang Lumbantobing
senantiasa turut berperan serta, Torang juga sangat sering berkunjung ke desa-desa yang dihuni kelompok Toga Simamora dan menginap di rumah mereka, juga relatif
banyak menempatkan PNS ber-marga Toga Simamora menduduki jabatan strategis di pemerintahannya sesuai dengan kualifikasi yang dimiliki.
166
Dukungan yang diberikan oleh PTS ini bukan hanya di bilik suara, tetapi juga menggalang dukungan dari calon pemilih yang lain dan turut serta berkontribusi
dalam pembiayaan kampanye dan sosialisasi. Kelompok PTS dengan membentuk tim tersendiri diluar tim yang dibentuk pasangan calon, bahu membahu menggalang
dukungan dan “turun” ke desa-desa untuk “menjaring” suara dengan biaya sendiri.
167
Dukungan dalam bentuk lain juga diberikan warga dari kelompok Toga Simamora yang sangat “menyentuh” perasaan Torang. Sebelum pelaksanaan Pilkada,
pada saat dilagsungkan berbagai pentas seni dan pertemuan dengan warga, warga yang mayoritas kelompok Toga Simamora tidak menerima pasituak natonggi
168
166
Wawancara dengan Apul Purba, op.cit, dan wawancara dengan Alkari Purba, op.cit.
167
Ibid.
168
Pasituak natonggi pembeli nira manis-terjemahan bebas oleh penulis dalam kekerabatan Batak adalah sesuatu biasanya dalam bentuk uang yang diberikan oleh seseorang kepada kerabatnya biasanya diberikan
oleh boru kepada hula-hula-nya, sebagai ungkapan terimakasih atau rasa hormat.
yang diberikan oleh Torang, bahkan para warga bahu-membahu membiayai kegiatan
tersebut karena mereka merasa bahwa kewajiban merekalah membantu boru-nya
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
yang sudah banyak berbuat untuk kemajuan daerahnya.
169
Tidak dapat dipungkiri bahwa semua pasangan calon membutuhkan sejumlah dana uang jika mengikuti kompetisi dalam Pilkada. Pilkada secara langsung jelas
membutuhkan biaya yang besar. Modal yang besar tidak hanya dipakai untuk membiayai kampanye, tetapi juga untuk membangun relasi dengan para calon
pendukungnya, termasuk di dalamnya adalah modal untuk memobilisasi dukungan pada saat menjelang dan berlangsungnya masa kampanye. Tidak ada pasangan calon
Hal ini dijumpai di berbagai desa di Kecamatan Parmonangan, Kecamatan Pagaran, dan berbagai desa di
kecamatan lainnya. Berdasarkan uraian-uraian di atas terlihat bahwa modal sosial, yang dalam
tulisan ini terdiri dari rekam jejak, peranan tokoh masyarakat dan tokoh agama, dukungan media massapers, dan primordial faktor marga merupakan faktor yang
sangat penting dalam memenangkan Pilkada. Bahkan dalam konteks Pilkada Tapanuli Utara menjadi faktor yang sangat dominan. Hal ini karena melalui modal
sosial yang dimiliki, kandidat tidak hanya dikenal oleh para pemilih. Lebih dari itu, melalui pengenalan tersebut, para pemilih bisa melakukan penilaian apakah pasangan
tersebut benar-benar layak untuk dipilih.
4.6.3 Modal Ekonomi Dukungan Dana
169
Wawancara dengan Torang Lumbantobing, op.cit, wawancara dengan Apul Purba, op.cit., dan wawancara dengan Alkari Purba, op.cit.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
yang tidak mengeluarkan dana yang cukup besar, baik pasangan calon yang kalah, maupun pasangan calon yang menang.
Meskipun demikian, modal ekonomi memiliki makna penting sebagai ‘penggerak’ dan ‘pelumas’ mesin politik yang dipakai. Di dalam musim kampanye
misalnya, membutuhkan uang yang cukup besar untuk membiayai berbagai kebutuhan seperti mencetak poster, mencetak spanduk, membayar iklan, menyewa
kendaraan untuk mengangkut pendukung, dan berbagai kebutuhan lainnya termasuk untuk pengamanan. Jika modal ekonomi hanya digunakan sebagai cost politic
semata, tidak menjadi masalah. Yang menjadi persoalan adalah ketika modal ekonomi tersebut menjadi politik uang, karena dapat merusak proses demokrasi yang
sedang dibangun. Tidak dapat dipungkiri, bahwa pasangan Torang Lumbantobing dan Bangkit
Parulian Silaban, SE membutuhkan dana yang cukup besar dalam upaya memenangi Pilkada tersebut. Dana yang besar mereka perlukan mulai dari proses penentuan
menjadi calon dari internal partai, kampanye, menghadapi sengketa, hingga pelantikan. Dana tersebut digunakan untuk beragam kepentingan, antara lain untuk
biaya mencetak alat peraga, biaya transportasi tim sukses, biaya memobilisasi massa saat kampanye, biaya konsumsi tim sukses dan massa calon pendukung, dan
berbagai keperluan lainnya.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Bagi pasangan Torang Lumbantobing dan Bangkit Parulian Silaban, SE, dana yang besar tidak hanya mereka keluarkan sendiri, tetapi dukungan dana dari
pendukung dan tim sukses, terutama pendukung Torang Lumbantobing sangat signifikan. Dukungan dana dari para pendukung ini sebagian “mengalir” karena para
pendukung tersebut tidak “rela” estafet pemerintahan beralih ke pasangan lain yang belum jelas kinerjanya sehingga mereka dengan sukarela mendukung bukan hanya
waktu, tenaga, pikiran, tetapi juga dana dalam jumlah yang cukup besar.
170
Sedikitnya terdapat Rp. 6.000.000.000,- enam milyar rupiah dana yang dikeluarkan oleh pendukung dan tim sukses Torang Lumbantobing, baik dalam
bentuk uang maupun dalam bentuk barang seperti atribut kampanye, transportasi, konsumsi, mendatangkan artis saat kampanye dan berbagai bentuk lainnya.
171
Dana tersebut belum termasuk dana yang dikeluarkan sendiri oleh Torang Lumbantobing dan Bangkit Parulian Silaban,SE yang diperkirakan sedikitnya
mencapai Rp. 9.000.000.000,- sembilan milyar rupiah,
172
170
Wawancara dengan F.L. Fernando Simanjuntak, op.cit.
171
Diolah dari berbagai sumber.
172
Diolah dari berbagai sumber.
belum termasuk “fasilitas” yang digunakan Torang Lumbantobing sendiri sebagai calon incumbent.
Fasilitas yang dimaksudkan di sini adalah berbagai kegiatan pemerintahan yang didanai APBD dan dilaksanakan bersamaan dengan tahapan Pilkada, yang telah
merupakan kampanye “gratis” karena tidak mengeluarkan dana sendiri.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Besarnya dana yang dikeluarkan para pendukung dan simpatisan ini sangat sesuai dengan penjelasan sebelumnya, di mana bahwa modal ekonomi tidak hanya
dikeluarkan oleh pasangan calon tetapi juga oleh simpatisan atau pendukung. Hal ini adalah akibat trust yang dimiliki oleh pendukung dan simpatisan tersebut yang salah
satu disebabkan popularitas yang yang dimiliki pasangan Torang Lumbantobing dan Bangkit Parulian Silaban, SE.
Menurut Bangkit, cost politik proses awal hingga penentuan calon dari partai sangat besar. Tetapi meski besar, hal ini wajib dilaksanakan karena sekaligus
merupakan sosialisasi dalam rangka memperkenalkan diri sebagai seorang bakal calon. Sebab tidak mungkin seseorang bersedia datang nantinya saat kampanye kalau
belum kenal dengan calon yang berkampanye, apalagi mendukungnya. Proses penentuan calon dari partai ini juga merupakan tahapan dalam pembentukan tim
kampanye atau tim sukses.
173
Namun demikian, tidak dapat diketahui secara pasti seberapa besar dana yang dikeluarkan pasangan Torang Lumbantobing dan Bangkit Parulian Silaban, SE, sejak
awal pencalonan, “sewa perahu” atau kontribusi ke partai pendukung, kampanye, sengketa pilkada, hingga dilantik menjadi bupati dan wakil bupati Tapanuli Utara.
Hal ini karena ada keengganan bagi pasangan tersebut untuk mengutarakan jumlah yang sebenarnya. Sementara pasangan tersebut secara resmi hanya melaporkan
dana kampanye yang mereka keluarkan ke KPU Tapanuli Utara sebesar
173
Wawancara dengan Bangkit Parulian Silaban, op.cit.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Rp. 1.501.002.000,- satu milyar lima ratus satu juta dua ribu rupiah,
174
yang sudah pasti sangat jauh di bawah angka sebenarnya.
4.7 Perbandingan Faktor-Faktor
Semua pasangan calon dalam Pilkada Tapanuli Utara tahun 2008 dan 2009 yang lalu, memiliki faktor-faktor sebagaimana disebutkan di atas. Namun akumulasi
dari masing-masing faktor tersebut, pastilah berbeda-beda, sehingga masing-masing pasangan calon tersebut juga memiliki kelebihan dan kekurangan yang akumulasinya
juga berbeda-beda. Perbedaan akumulasi dari faktor-faktor tersebut jugalah yang menyebabkan
perbedaan perolehan dukungan ataupun perolehan suara pasangan calon. Dapat dipastikan, semakin banyak dan semakin baik akumulasi faktor-faktor yang dimiliki
oleh pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah maka akan berkorelasi dengan semakin baik dan semakin banyaknya dukungan yang diperoleh dari
masyarakat pemilih. Untuk lebih jelas dapat dilihat perbedaan faktor-faktor tersebut untuk masing-masing pasangan calon, seperti ditunjukkan dalam tabel berikut:
174
Laporan dana kampanye pasangan Torang Lumbantobing dan Bangkit Parulian Silaban, SE yang ditujukan ke KPU Tapanuli Utara untuk keperluan audit dana kampanye pasangan calon kepala daerahwakil kepala daerah
pada Pilkada Tapanuli Utara.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Tabel 29. Perbandingan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keterpilihan Pasangan Calon
175
No Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi
Keterpilihan Calon
Torang Lumbantobing dan Bangkit P.
Silaban, SE Ir. Roy M. Sinaga
dan Ir. Djudjung P.
Hutauruk Samsul Sianturi
dan Drs. Frans A.
Sihombing Ir. Sanggam
Hutapea, MM dan
Ir. Londut Silitonga,MM
Drs. Wastin Siregar dan
Ir. N. Soaloon Silitonga, MBA
Ir. Edward Sihombing
dan Drs. Alpa
Simanjuntak, MPd
1.
Dukungan Partai Politik
Didukung oleh dua parpol besar Golkar
dan PDIP dan partai lain dengan persentase
perolehan suara Pemilu 2004 yang lebih besar
dari pasangan lain Calon perseorangan
Didukung oleh beberapa partai,
tetapi persentase perolehan suaranya
pada Pemilu 2004 lebih kecil dari
pasangan Torang- Bangkit
Didukung oleh beberapa partai,
tetapi persentase perolehan suaranya
pada Pemilu 2004 lebih kecil dari
pasangan Torang- Bangkit
Calon perseorangan
Didukung oleh beberapa partai,
tetapi persentase perolehan
suaranya pada Pemilu 2004 lebih
kecil dari pasangan Torang-
Bangkit
2.
Kinerja Tim Sukses
1. Sangat baik
kinerjanya 2.
Terdapat tim sukses yang swadana
3. Tim sukses ada
hingga ke desa-desa dan bekerja hingga
wilayah lokasi TPS Tempat
Pemungutan Suara
4. Banyak “tim sukses”
PNS yang sukarela dan trampil
Tim sukses kurang bekerja maksimal
Tim sukses kurang bekerja maksimal
Tim sukses kurang bekerja maksimal
Tim sukses kurang bekerja maksimal
Tim sukses kurang bekerja maksimal
3.
Materi Kampanye
Relatif baik tetapi tidak dijadikan pemilih
sebagai dasar menentukan pilihan
karena pemilih lebih Relatif baik tetapi
tidak dijadikan pemilih sebagai
dasar menentukan pilihan karena
Relatif baik tetapi tidak dijadikan
pemilih sebagai dasar menentukan pilihan
karena pemilih lebih Relatif baik tetapi
tidak dijadikan pemilih sebagai
dasar menentukan pilihan karena
Relatif baik tetapi tidak dijadikan
pemilih sebagai dasar menentukan
pilihan karena Relatif baik tetapi
tidak dijadikan pemilih sebagai
dasar menentukan pilihan karena
175
Diolah dari berbagai sumber.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
tertarik dengan slogan singkat dan mencari
tahu rekam jejak. pemilih lebih tertarik
dengan slogan singkat dan mencari
tahu rekam jejak tertarik dengan
slogan singkat dan mencari tahu rekam
jejak pemilih lebih
tertarik dengan slogan singkat dan
mencari tahu rekam jejak
pemilih lebih tertarik dengan
slogan singkat dan mencari tahu rekam
jejak pemilih lebih
tertarik dengan slogan singkat dan
mencari tahu rekam jejak
4. Rekam Jejak
1. Telah banyak
berbuat di Taput karena pernah
menjadi Ketua DPRD dan Bupati
periode pertama.
2. Sangat populer
sampai ke pelosok Taput jauh sebelum
proses pencalonan.
3. Sudah mengunjungi
hampir semua desa hanya satu desa
yang belum dikunjungi.
4. Sangat dekat dengan
masyarakat dan mampu
mendekatkan diri dengan masyarakat
dengan cara yang sangat “menyentuh”
hati mereka lewat lantunan lagu
nyanyian.
5. Telah banyak
memberikan bantuan ke rumah ibadah
gereja dan mesjid jauh sebelum
tahapan Pilkada terlaksana.
6. Tidak melakukan
1. Pernah sebagai
kepala kantor Kesbang dan
sekretaris KPU Taput
2. Mempopulerkan
diri menjelang Pilkada
1. Mempopulerkan
diri menjelang Pilkada.
2. Memiliki stigma
negatif sebagai preman.
3. Pasangannya
pernah menjabat wakil bupati disaat
Torang L.Tobing sebagai Bupati
Mempopulerkan diri menjelang Pilkada
Mempopulerkan diri menjelang
Pilkada Mempopulerkan
diri menjelang Pilkada
Sambungan Tabel 29
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
black campaign sehingga disukai
rakyat. 7.
Pasangannya pernah menjadi anggota
DPRD Taput dan merupakan
keturunan tokoh masyarakat Taput
5.
Peranan Tokoh Agama dan
Tokoh Masyarakat
Melibatkan tokoh agama dan tokoh
masyarakat bahkan ada yang secara sukarela
dengan dana sendiri bekerja mencari
dukungan. Kurang melibatkan
tokoh agama dan tokoh masyarakat
Kurang melibatkan tokoh agama dan
tokoh masyarakat Kurang melibatkan
tokoh agama dan tokoh masyarakat
Kurang melibatkan tokoh agama dan
tokoh masyarakat Kurang
melibatkan tokoh agama dan tokoh
masyarakat
6.
Dukungan Media
MassaPers Didukung oleh media
lokal dan nasional baik sebagai bupati maupun
sebagai calon bupati sehingga intensitas
pemberitaan lebih banyak dari pasangan
calon lain Kurang mendapat
dukungan pers dan pemberitaan lebih
sedikit Kurang mendapat
dukungan pers dan pemberitaan lebih
sedikit Kurang mendapat
dukungan pers dan pemberitaan lebih
sedikit Kurang mendapat
dukungan pers dan pemberitaan lebih
sedikit Kurang mendapat
dukungan pers dan pemberitaan lebih
sedikit
7.
Primordial Faktor Marga
Kombinasi 2 dua marga tetapi bukan
penentu Kombinasi 2 dua
marga tetapi bukan penentu
Kombinasi 2 dua marga tetapi bukan
penentu Kombinasi 2 dua
marga tetapi bukan penentu
Kombinasi 2 dua marga tetapi bukan
penentu Kombinasi 2 dua
marga tetapi bukan penentu
8. Dukungan Dana
Mempunyai dana yang cukup besar tapi bukan
penentu kemenangan Mempunyai dana
yang cukup besar tapi bukan penentu
kemenangan Mempunyai dana
yang cukup besar tapi bukan penentu
kemenangan Mempunyai dana
yang cukup besar tapi bukan penentu
kemenangan Mempunyai dana
yang cukup besar tapi bukan penentu
kemenangan Mempunyai dana
yang cukup besar tapi bukan
penentu kemenangan
Sambungan Tabel 29
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Dari tabel di atas terlihat bahwa dari beberapa faktor yang mempengaruhi keterpilihan pasangan calon dalam Pilkada Tapanuli Utara tahun 2008 dan 2009,
terlihat bahwa pasangan Torang Lumbantobing dan Bangkit Parulian Silaban, SE memiliki faktor-faktor yang lebih lengkap dan lebih baik dibandingkan dengan
pasangan calon yang lain. Hal inilah yang menyebabkan masyarakat lebih banyak yang memilihnya sehingga perolehan suara pasangan tersebut lebih besar dan
akhirnya terpilih sebagai pasangan bupatiwakil bupati. Sebagai calon incumbent, modal sosial yang dimiliki Torang Lumbantobing
dan Bangkit Parulian Silaban, SE, sebagaimana ditunjukkan dalam tabel tersebut jauh lebih baik dibandingkan dengan pasangan calon lainnya. Hal ini karena pasangan
tersebut, terutama Torang Lumbantobing telah banyak berbuat dan sudah lebih dahulu kenal dan dekat dengan masyarakat. Berbeda dengan pasangan calon lainnya
yang baru memperkenalkan dan mempopulerkan diri menjelang dilangsungkannya Pilkada, bahkan sebagian di antara mereka tidak bertempat tinggal di Tapanuli Utara
sehingga interaksi mereka dengan masyarakat Tapanuli Utara lebih sedikit dibandingkan dengan Torang Lumbantobing.
4.8 Persepsi Calon Lain Terhadap Torang Lumbantobing dan Bangkit Parulian Silaban, SE
Sebagaimana dengan pemilih, yang mempunyai penilaian terhadap masing- masing pasangan calon sebelum menetapkan pilihannya, masing-masing calon juga
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
memiliki persepsi atau penilaian terhadap pasangan Torang Lumbantobing dan Bangkit Parulian Silaban, SE. Masing-masing calon menilai bahwa kepopuleran
pasangan tersebut merupakan hal yang sangat positif dalam menjadikannya menjadi pasangan calon terpilih selain beberapa penilaian positif lainnya.
Tingginya popularitas pasangan tersebut, terutama Torang Lumbantobing sebagai calon incumbent, juga diperlihatkan oleh hasil survei Lingkaran Survei
Indonesia LSI bulan April tahun 2008, sekitar 6 enam bulan sebelum dilangsungkannya Pilkada pada 27 Oktober 2008, yang menunjukkan bahwa dari
beberapa bakal calon yang disurvei saat itu, popularitas Torang Lumbantobing untuk berbagai kategori senantiasa di atas bakal calon yang lainnya yang besarnya di atas
40 untuk berbagai kategori.
176
176
Untuk lebih jelas dapat dilihat Laporan Survei Kabupaten Tapanuli Utara, Lingkaran Survei Indonesia, April 2008.
Saat itu, Torang Lumbantobing memang sudah sangat populer bukan hanya di daerah perkotaan tapi juga di seluruh pelosok Kabupaten Tapanuli Utara, dan
kepopuleran pasangan tersebut bukan hanya diakui oleh para pendukung dan simpatisannya, tetapi jua oleh calon lainnya, seperti ditunjukkan dalam tabel berikut:
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Tabel 30. Persepsi Positif Calon Lain Terhadap Pasangan Torang Lumbantobing dan Bangkit Parulian Silaban, SE
No Pasangan Calon
Persepsi Positif
1 Ir. ROY M. SINAGA
dan Ir. DJUDJUNG P. HUTAURUK
1. Sangat populer hingga ke desa-desa
karena selama menjabat sebagai Ketua DPRD dan Bupati periode pertama
sangat rajin mengunjungi desa-desa di Tapanuli Utara.
2. Mempunyai kesempatan lebih banyak
berinteraksi dengan masyarakat karena Torang Lumbantobing merupakan
calon incumbent.
3. Sangat dekat dengan konstituennya.
2 SAMSUL SIANTURI
dan Drs.FRANS A.SIHOMBING,MM
1. Sangat populer hingga ke desa-desa
karena selama menjabat sebagai Ketua DPRD dan Bupati periode pertama
sangat rajin mengunjungi desa-desa di Tapanuli Utara.
2. Mempunyai kesempatan lebih banyak
berinteraksi dengan masyarakat karena Torang Lumbantobing merupakan
calon incumbent.
3. Mempunyai jiwa sosial yang tinggi.
3 Ir. SANGGAM HUTAPEA, MM
dan Ir. LONDUT SILITONGA, MM
1. Sangat populer hingga ke desa-desa
karena selama menjabat sebagai Ketua DPRD dan Bupati periode pertama
sangat rajin mengunjungi desa-desa di Tapanuli Utara.
2. Mempunyai kesempatan lebih banyak
berinteraksi dengan masyarakat karena Torang Lumbantobing merupakan
calon incumbent.
3. Didukung oleh pejabat birokrat dan
PNS.
4 Drs. WASTIN SIREGAR
dan Ir. N. SOALOON SILITONGA, MBA
5 Ir. EDWARD SIHOMBING
dan Drs. ALPA SIMANJUNTAK, MPd
Keterangan : 1. Pasangan No. 1, yang diwawancarai adalah Ir. Roy M. Sinaga
2. Pasangan No. 2, yang diwawancarai adalah Sekretaris Tim Sukses Torang Manalu karena pasangan calon tidak berhasil diwawancarai.
3. Pasangan No. 3, yang diwawancarai adalah Ir. Sanggam Hutapea, MM 4. Pasangan No. 4 dan 5, tidak berhasil diwawancarai.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
4.9 Keterkaitan Antar Faktor
Dari uraian di atas terlihat bahwa pasangan Torang Lumbantobing dan Bangkit Parulian Silaban, SE dapat terpilih sebagai bupati dan wakil bupati Tapanuli Utara karena
memiliki modal politik dan modal sosial yang lebih baik dari pasangan calon lainnya. Modal politik dan modal sosial ini ditopang oleh modal ekonomi yang baik juga. Semuanya
mempunyai keterkaitan satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan. Jauh sebelum pencalonan Bupati periode kedua, Torang Lumbantobing telah
menunjukkan reputasi yang baik kepada masyarakat dengan berbagai kinerga yang dapat dirasakan masyarakat secara langsung. Bagi masyarakat, reputasi yang baik berarti sang
pemimpin kredibel dan berintegritas sehingga memiliki trust yang tinggi. Seperti diuraikan sebelumnya bahwa suatu kepercayaan tidak akan tumbuh begitu saja tanpa didahului oleh
adanya perkenalan. Tetapi, keterkenalan atau popularitas saja kurang bermakna tanpa ditindaklanjuti oleh adanya integritas yang baik.
Reputasi yang baik yang telah ditunjukkan Torang sebelumnya membuat pendukungnya berkepentingan untuk “mendudukkan” kembali Torang sebagai Bupati
sehingga dapat melanjutkan pembangunan yang sudah dirintis sebelumnya. Mereka yakin bahwa jika Torang terpilih kembali sebagai bupati periode kedua maka pembangunan di
Tapanuli Utara khususnya membuka keterisoliran desa akan terus berlanjut, sementara pasangan calon lainnya belum diketahui seperti apa nantinya karena rekam jejak mereka
belum diketahui. Berdasarkan keyakinan tersebut, maka para pendukungnya bersedia memberikan dukungan dana, baik diminta maupun tidak, dan calon pemilih pada basis
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
pendukungnya menolak menerima pasituak natonggi ketika hendak diberikan waktu kampanye.
Jika sebelumnya Torang tidak memiliki kinerja yang baik, tidak mungkin mendapat dukungan dana yang cukup besar dari para pendukungnya.
177
Umumnya tim sukses terutama tim sukses inti di kabupaten tidak mendapat bantuan dana dari pasangan calon dalam melakukan aktifitasnya sebagai tim sukses, tetapi
mereka mengeluarkan dana sendiri atau bahu membahu antara sesama tim sukses. Sehingga Torang mendapat
dukungan bukan hanya di bilik suara tetapi juga mendapat dukungan dalam pembiayaan kampanyenya. Ini berati bahwa akibat modal sosial yang baik, Torang mendapat dukungan
modal ekonomi yang baik pula sehingga pembiayaan kampanyenya bukan hanya dilakukan dari dana yang dia miliki, melainkan juga dana para pendukungnya.
178
Berdasarkan berbagai penjelasan di atas, maka keterpilihan Torang Lumbantobing dan Bangkit Parulian Silaban, SE didukung oleh berbagai faktor, yaitu: 1 Dukungan
Partai Politik, 2 Kinerja Tim Sukses 3 Materi Kampanye, 4 Rekam Jejak, 5 Peranan Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat, 6 Dukungan Media Massa Pers, 7 Primordial
Banyaknya aktifitas tim sukses yang dilakukan dengan suka rela ini dilakukan karena ketidakrelaan estafet kepemimpinan beralih kepada orang lain yang belum diketahui
reputasinya.
177
Wawancara dengan Alkari Purba, op.cit, dan wawancara dengan Charles Silaban, op.cit.
178
Wawancara dengan F.L. Fernando Simanjuntak, op.cit
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Faktor Marga, dan 8 Dukungan Dana Uang, yang secara sederhana digambarkan sebagai berikut:
Modal Politik
Modal Sosial
Modal Ekonomi
Gambar 1. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Terpilihnya Pasangan Pemenang
4.10 Perilaku Memilih di Tapanuli Utara
Sebagaimana disebutkan pada bab terdahulu, Pilkada yang dilaksanakan di Kabupaten Tapanuli Utara pada 27 Oktober 2008 dan yang diulang pada 14 empat belas
dari 15 lima belas kecamatan yang ada pada 13 Pebruari 2009 yang lalu telah merupakan sejarah baru dalam proses demokrasi, yang merupakan Pilkada pertama kali yang
Kinerja Tim Sukses Dukungan Partai Politik
Kampanye Rekam Jejak
Peranan Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat
Terpilihnya Pasangan Pemenang
Primordial Faktor Marga Dukungan Media MassaPers
Dukungan Dana
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
dilaksanakan secara langsung. Pada Pilkada tersebut, setiap masyarakat mempunyai hak yang sama dalam menentukan pimpinan di daerahnya yang dapat diwujudkan lewat pilihan
politiknya di bilik suara. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, bahwa keterpilihan Torang
Lumbantobing dan Bangkit Parulian Silaban, SE saat itu merupakan pengaruh dari beberapa faktor, yakni dukungan partai politik, kinerja tim sukses, kampanye, rekam jejak,
peranan tokoh agama dan tokoh masyarakat, dukungan media massapers, dan primordial
faktor marga, serta dukungan dana, yang masing-masing mempunyai keterkaitan satu dengan lainnya.
Berbagai faktor tersebut telah mempengaruhi perilaku memilih di Tapanuli Utara. Sebagaimana dijelaskan Ramlan Surbakti 2010, bahwa perilaku memilih adalah aktifitas
pemberian suara oleh individu yang berkaitan erat dengan kegiatan pengambilan keputusan untuk memilih atau tidak memilih to vote or not to vote dalam sebuah pemilihan umum,
bila pemilih memutuskan untuk memilih to vote maka pemilih akan memilih atau mendukung suatu partai politik atau kandidat tertentu, yang dapat dikelompokkan ke dalam
5 lima model pendekatan yakni struktural, sosiologis, ekologis, psikologi sosial, dan pilihan rasional.
Berdasarkan ke-lima model pendekatan tersebut, dapat dilihat bahwa model pendekatan struktural, sosiologis, dan ekologis tidak signifikan dalam mempengaruhi
perilaku memilih di Tapanuli Utara. Hal ini karena karakteristik pemilih di Tapanuli Utara relatif homogen sehigga hampir tidak dijumpai adanya perbedaan dalam hal struktural
berupa kelas sosial atau perbedaan-perbedaan antara majikan dan pekerja, agama,
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
perbedaan kota dan desa, bahasa dan nasionalisme, sosiologis pengaruh latar belakang demografi dan sosial ekonomi, seperti jenis kelamin, tempat tinggal, pekerjaan, pendidikan,
kelas, pendapatan dan ekologis karakteristik pemilih berdasarkan unit teritorial, seperti desa, kelurahan, kecamatan, dan kabupaten.
Dengan demikian, dapat dijelaskan bahwa model pendekatan yang mempengaruhi perilaku memilih saat itu di Tapanuli Utara adalah model pendekatan psikologi sosial dan
rasional. 1.
Pendekatan Psikologi Sosial. Pendekatan ini melihat faktor psikologis yang
melatarbelakangi pilihan seseorang. Menurut pendekatan ini pemilih menentukan pilihannya karena pengaruh kekuatan psikologis yang berkembang dalam dirinya yang
menghasilkan ikatan psikologis yang kuat antara seseorang tersebut dengan partai atau kandidat tertentu.
Dalam konteks Tapanuli Utara, popularitas Torang Lumbantobing telah menimbulkan adanya perasaan yang dekat dan rasa memiliki dari seseorang kepada
calon tersebut sehingga karena kandidat tersebut yang secara emosional dirasakan sangat dekat dengannya menyebabkan seseorang tersebut memilihnya tanpa
terpengaruh oleh faktor-faktor lain. Popularitas pasangan ini khususnya Torang Lumbantobing yang relatif sudah dikenal oleh seluruh warga Tapanuli Utara karena
Torang sudah mengunjungi hampir semua desa yang ada di Tapanuli Utara yang menyebabkan masyarakat khususnya para pendukungnya merasa dekat dengannnya
sehingga menjatuhkan pilihan pada pasangan tersebut.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Kedekatan Torang ini kepada para pendukungnya bukan terjadi sesaat menjelang Pilkada tetapi interaksi yang terbangun sudah ada jauh sebelum Pilkada yaitu dimulai
pada saat Torang sebagai Ketua DPRD dan Bupati periode sebelumnya. Kedekatan Torang ini juga bukan hanya membuat para pendukung menjatuhkan pilihan padanya
tetapi juga burusaha mencari dukungan lain sehingga turut serta mendukungnya. 2.
Pendekatan Rasional. Pendekatan pilihan rasional melihat kegiatan memilih sebagai
produk kalkulasi untung dan rugi. Bagi pemilih, pertimbangan untung dan rugi digunakan untuk membuat keputusan tentang kandidat yang dipilih, termasuk untuk
membuat keputusan apakah ikut memilih atau tidak ikut memilih. Ini berarti bahwa pemilih mempunyai kemampuan untuk menilai kandidat yang didasarkan pada
kemampuan dan pengalaman yang telah pernah dilakukan sehingga ada ketertarikan seseorang tersebut untuk mendukung calon tertentu karena akan mendatangkan
keuntunyan nantinya dan mengurangi kerugian. Bagi pendukung pasangan Torang Lumbantobing dan Bangkit Parulian Silaban, SE,
rekam jejak yang dimiliki pasangan tersebut khususnya Torang telah menyebabkan pemilihnya menilai bahwa dirinya akan lebih mendapatkan keuntungan bila pasangan
calon tersebut dapat terpilih. Hal ini karena mereka telah sempat merasakan perbuatan yang dilakukan Torang yang menurut mereka bahwa pembangunan telah mereka
dapatkan semasa pemerintahan Torang periode yang pertama. Bagi para pendukungnya kesinambungan pembangunan tersebut akan lebih terjamin jika pasangan calon ini
dapat terpilih kembali.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Dalam pandangan Anthony Downs dalam buku Dieter Roth 2008 sebagaimana dikutip Bengkel Ginting dalam tulisan berjudul “Mungkinkah Terpilih Bupati Karo yang
Tidak Money Politic”, karakteristik pemilih dalam model ini dapat digolongkan sebagai pemilih yang evaluatif-objektif dan evaluatif-subjektif.
179
Hal ini karena para pemilih khususnya yang memilih pasangan Torang Lumbantobing dan Bangkit Parulian Silaban,
SE melihat bahwa faktor orientasi kandidat yang menyangkut kapasitas dan integritas termasuk citra dan faktor rekam jejak yang menyangkut kinerja, prestasi, dan perilaku
sebelumnya telah mempengaruhi perilaku memilih sehingga menjatuhkan pilihan pada pasangan calon tersebut.
179
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada artikel Mungkinkah Terpilih Bupati Karo yang Tidak Money Politic? Yang ditulis oleh Bengkel Ginting, Sinar Indonesia Baru SIB, 20 Januari 2010.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
BAB V PENUTUP
Pilkada pada dasarnya diharapkan menjadi pintu gerbang untuk mencapai perubahan kondisi yang lebih baik di daerah yang melaksanakan proses tersebut. Pilkada
diharapkan bukan sekedar menjadi seremoni politik dengan momen pergantian kepemimpinan daerah, namun juga titik tolak untuk menilai dan mendesain kelanjutan
pengembangan kapasitas yang sudah dilaksanakan di daerah tersebut. Sama halnya dengan Kabupaten Tapanuli Utara, Pilkada telah menjadi forum
transaksi antara calon pemimpin dengan masyarakat pemberi mandat untuk mengidentifikasi dan memilih alternatif peluang perubahan terbaik yang hendak
dirumuskan oleh para kandidat pemimpin. Dalam kontekstual kesadaran demokrasi masyarakat yang mulai baik, calon pemimpin daerah tersebut dituntut untuk melakukan
inventarisasi dan kalkulasi yang memadai terhadap potensi-potensi lokal yang dapat menjadi faktor pendukung dalam menawarkan isi kepemimpinannya leadership content
kepada para pemilih. Sehingga calon pemimpin mendapat dukungan untuk memenangi Pilkada tersebut.
5.1 Kesimpulan
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Dalam tulisan ini, beberapa hal yang dapat penulis sampaikan sebagai kesimpulan dan yang merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi keterpilihan calon dalam Pilkada
Tapanuli Utara tahun 2008 dan 2009 lalu adalah sebagai berikut:
1. Dukungan Partai Politik. Dalam upaya memenangkan pasangan Torang Lumbantobing
dan Bangkit Parulian Silaban, SE, peranan partai politik sangat dominan kelihatan pada awal proses yaitu pada tahapan pencalonan. Sebab selanjutnya, setelah proses
pencalonan selesai dukungan partai politik tidak kelihatan lagi secara kasat mata karena yang bekerja adalah tim sukses pasangan calon. Namun bukan berarti bahwa partai
politik tidak bekerja, hanya saja dukungan partai politik melebur dalam sebuah “wadah” baru bernama tim sukses. Artinya, bahwa peranan partai politik sangat penting sejak
tahapan pencalonan hingga kampanye, namun pada masa kampanye bendera partai politik berubah menjadi tim sukses yang biasanya terdiri dari unsur-unsur partai politik
dan non partai politik.
2. Kinerja Tim Sukses. Dalam menghadapi Pilkada tahun 2008 dan yang diulang tahun