Gambaran Umum Lokasi Penelitian .1 Sejarah Singkat Kabupaten Tapanuli Utara

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat Kabupaten Tapanuli Utara Pada masa Hindia Belanda, Kabupaten Tapanuli Utara termasuk Kabupaten Dairi dan Toba Samosir yang sekarang termasuk dalam keresidenan Tapanuli yang dipimpin seorang Residen Bangsa Belanda yang berkedudukan di Sibolga. Keresidenan Tapanuli yang dulu disebut Residentie Tapanuli terdiri dari 4 Afdeling Kabupaten yaitu Afdeling Batak Landen, Afdeling Padang Sidempuan, Afdeling Sibolga dan Afdeling Nias. Afdeling Batak Landen dipimpin seorang Asisten Residen yang ibukotanya Tarutung yang terdiri 5 Onder Afdeling Wilayah yaitu : 1 Onder Afdeling Silindung Wilayah Silindung ibukotanya Tarutung. 2 Onder Afdeling Hoovlakte Van Toba Wilayah Humbang ibukotanya Siborong- borong. 3 Onder Afdeling Toba Wilayah Toba ibukotanya Balige. 4 Onder Afdeling Samosir Wilayah Samosir ibukotanya Pangururan. 5 Onder Afdeling Dairi Landen Kabupaten Dairi sekarang ibukotanya Sidikalang. Tiap-tiap Onder Afdeling mempuyai satu Distrik Kewedanaan dipimpin seorang Distrikchoolfd bangsa Indonesia yang disebut Demang dan membawahi beberapa Onder Distrikten Kecamatan yang dipimpin oleh seorang Asisten Demang. Menjelang Perang Dunia II, distrik-distrik di seluruh keresidenan Tapanuli dihapuskan dan beberapa Demang yang mengepalai distrik-distrik sebelumnya Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara diperbantukan ke kantor Controleur masing-masing dan disebut namanya Demang Terbeschingking. Dengan penghapusan ini para Asisten Demang yang ada di kantor Demang itu ditetapkan menjadi Asisten Demang di Onder Distrik bersangkutan. Kemudian tiap Onder Distrik membawahi beberapa negeri yang dipimpin oleh seorang kepala negeri yang disebut Negeri Hoofd. Pada waktu berikutnya diubah dan dilaksanakan pemilihan, tetapi tetap memperhatikan asal usulnya. Negeri-negeri ini terdiri dari beberapa kampung, yang dipimpin seorang kepala kampung yang disebut Kampung Hoafd dan juga diangkat serupa dengan pengangkatan Negeri Hoofd. Negeri dan Kampung Hoofd statusnya bukan pegawai negeri, tetapi pejabat- pejabat yang berdiri sendiri di negerikampungnya. Mereka tidak menerima gaji dari pemerintah tetapi dari upah pungut pajak dan khusus Negeri Hoofd menerima tiap- tiap tahun upah yang disebut Yoarliykse Begroting. Tugas utama Negeri dan Kampung Hoofd ialah memelihara keamanan dan ketertiban, memungut pajakblastingrodi dari penduduk NegeriKampung masing- masing. Blastingrodi ditetapkan tiap-tiap tahun oleh Kontraleur sesudah panen padi. Pada waktu pendudukan tentara Jepang Tahun 1942-1945 struktur pemerintahan di Tapanuli Utara hampir tidak berubah, hanya namanya yang berubah seperti : 1. Asistent Resident diganti dengan nama Gunseibu dan menguasai seluruh tanah Batak dan disebut Tanah Batak Sityotyo. 2. Demang-demang Terbeschiking menjadi Guntyome memimpin masing-masing wilayah yang disebut Gunyakusyo. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 3. Asisten Demang tetap berada di posnya masing-masing dengan nama Huku Guntyo dan kecamatannya diganti dengan nama Huku Gunyakusyo. 4. Negeri dan Kampung Hoofd tetap memimpin negerikampungnya masing-masing dengan mengubah namanya menjadi Kepala Negeri dan Kepala Kampung. Sesudah kemerdekaan Republik Indonesia diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945, pemerintah mulai membentuk struktur pemerintahan baik di pusat dan di daerah. Dengan diangkatnya Dr. Ferdinand Lumbantobing sebagai Residen Tapanuli, disusunlah struktur pemerintahan dalam negeri di Tapanuli khususnya di Tapanuli Utara sebagai berikut : a. Nama Afdeling Batak Landen diganti menjadi Luhak Tanah Batak dan sebagai Luhak pertama diangkat Cornelis Sihombing. Nama Budrafdeling diganti menjadi Urung dipimpin Kepala Urung, Para Demang memimpin Onder Afdeling sebagai Kepala Urung. b. Onder Distrik diganti menjadi Urung kecil dan dipimpin Kepala Urung Kecil yang dulu disebut Asisten Demang. Selanjutnya dalam waktu tidak begitu lama terjadi perubahan, nama Luhak diganti menjadi kabupaten yang dipimpin Bupati, Urung menjadi Wilayah yang dipimpin Demang, serta Urung Kecil menjadi Kecamatan yang dipimpin oleh Asisten Demang. Pada tahun 1946 Kabupaten Tanah Batak terdiri dari 5 lima wilayah yaitu Wilayah Silindung, Wilayah Humbang, Wilayah Toba, Wilayah Samosir dan Wilayah Dairi yang masing-masing dipimpin oleh seorang Demang. Kecamatan- kecamatan tetap seperti yang ditinggalkan Jepang. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Pada Tahun 1947 terjadi Agresi I oleh Belanda dimana Belanda mulai menduduki daerah Sumatera Timur, maka berdasarkan pertimbangan-pertimbangan strategis dan untuk memperkuat pemerintahan dan pertahanan, Kabupaten Tanah Batak dibagi menjadi 4 empat kabupaten. Wilayah menjadi kabupaten dan memperbanyak kecamatan. Pada tahun 1948 terjadi Agresi II oleh Belanda, untuk mempermudah hubungan sipil dan tentara republik, maka pejabat-pejabat pemerintahan sipil dimiliterkan dengan jabatan Bupati Militer, Wedana Militer dan Camat Militer. Untuk mempercepat hubungan dengan rakyat, kewedanaan dihapuskan dan para camat langsung secara administratif ke Bupati. Setelah Belanda meninggalkan Indonesia pada pengesahan kedaulatan, pada permulaan tahun 1950 di Tapanuli di bentuk Kabupaten baru yaitu Kabupaten Tapanuli Utara dulu Kabupaten Batak, Kabupaten Tapanuli Selatan dulu Kabupaten Padang Sidempuan, Kabupaten Tapanuli Tengah dulu Kabupaten Sibolga dan Kabupaten Nias dulu Kabupaten Nias. Dengan terbentuknya kabupaten ini, maka kabupaten-kabupaten yang dibentuk pada tahun 1947 dibubarkan. Disamping itu di tiap kabupaten dibentuk badan legislatif Dewan Perwakilan Rakyat Sementara yang anggotanya dari anggota partai politik setempat. Mengingat luasnya wilayah Kabupaten Tapanuli Utara meliputi Dairi pada waktu itu, maka untuk meningkatkan daya guna pemerintahan, pada tahun 1956 dibentuk Kabupaten Dairi yang terpisah dari Kabupaten Tapanuli Utara. Salah satu Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara upaya untuk mempercepat laju pembangunan ditinjau dari aspek pertumbuhan ekonomi daerah, pemerataan hasil-hasil pembangunan dan stabilitas keamanan adalah dengan jalan pemekaran wilayah. Pada tahun 1998 Kabupaten Tapanuli Utara dimekarkan menjadi dua Kabupaten yaitu Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Toba Samosir sesuai dengan Undang-Undang Nomor 12 tahun 1998 tentang Pembentukan Kabupaten Toba Samosir dan Kabupaten Mandailing Natal. Kemudian pada tahun 2003 Kabupaten Tapanuli Utara dimekarkan kembali menjadi dua kabupaten yaitu Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Humbang Hasundutan sesuai dengan Undang-undang No.9 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Pakpak Bharat dan Kabupaten Humbang Hasundutan. Sebagaimana uraian singkat sejarah perkembangan Pemerintah Republik Indonesia, di Kabupaten Tapanuli Utara diawali dengan tertibnya Besluit No. 1 dari Residen Tapanuli Dr. Ferdinan lumbantobing pada tgl. 5 Oktober 1945 yang memuat Pembentukan Daerah Tapanuli dan pengangkatan kepala-kepala Luhak dalam daerah Tapanuli, maka tanggal 5 Oktober ditetapkan menjadi “Hari Jadi” Kabupaten Tapanuli Utara sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Utara No. 5 Tahun 2003. Setelah Kabupaten Tapanuli Utara berpisah dengan Kabupaten Humbang Hasundutan jumlah kecamatan di Kabupaten Tapanuli Utara menjadi 15 kecamatan. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Kecamatan yang masih tetap dalam Kabupaten Tapanuli Utara yaitu Kecamatan Parmonangan, Kecamatan Adiankoting, Kecamatan Sipoholon, Kecamatan Tarutung, Kecamatan Siatas Barita, Kecamatan Pahae Jae, Kecamatan Purbatua, Kecamatan Simangumban, Kecamatan Pahae Julu, Kecamatan Pangaribuan, Kecamatan Garoga, Kecamatan Sipahutar, Kecamatan Siborongborong, Kecamatan Pagaran, dan Kecamatan Muara. Mulai terbentuknya daerah Kabupaten Tapanuli Utara, secara berkesinambungan dipimpin oleh Bupati yang merupakan putra daerah sendiri. Sampai tahun 2010 tercatat sebanyak 22 orang Bupati yang memimpin Kabupaten Tapanuli Utara yakni : Tabel 2. Nama Bupati Kabupaten Tapanuli Utara dan Masa Bhakti No Nama Bupati Masa Bhakti 1. C. Sihombing 1945 - 1946 2. H.F Situmorang 1946 - 1947 3. H.F Situmorang 1947 - 1949 4. F. Siagian 1947 – 1949 5. R.P.N Lumbantobing 1947 - 1949 6. P. Manurung 1947 - 1949 7. F. Pasaribu 1950 - 1953 8. M. Purba 1954 - 1956 9. H.F. Situmorang 1956 – 1958 10. B. Manurung 1958 11. S.M. Simanjuntak 1958 - 1963 12. E. Sibuea 1963 - 1966 13. Drs. P. Simanjuntak 1966 - 1967 14. A.V. Siahaan 1967 - 1968 15. Letkol M.S.M. Sinaga 1968 - 1979 16. Drs. S. Sagala 1979 – 1984 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 17. Drs. G. Sinaga 1984 - 1989 18. Lundu Panjaitan , SH 1989 – 1994 19. Drs. T.M.H. Sinaga 1994 - 1999 20. Drs. R.E Nainggolan, MM 1999 - 2004 21. Torang Lumbantobing 2004 – 2009 22. Torang Lumbantobing 2009 - 2014 Sumber : BPS Kabupaten Tapanuli Utara, Tapanuli Utara Dalam Angka 2010 Sama halnya dengan Lembaga Eksekutif, pada Lembaga Legislatif dapat pula diketahui bahwa putra daerah yang telah menjadi Ketua DPRD Tapanuli Utara adalah: Tabel 3. Nama Ketua DPRD Kabupaten Tapanuli Utara dan Masa Bhakti No Nama Ketua DPRD Masa Bhakti 1. S.P. Lumbantobing 1950 - 1952 2. S.M. Simanjuntak 1952 - 1955 3. W. Lumbantobing 1955 - 1958 4. S.M. Simanjuntak 1958 - 1963 5. E. Sibuea 1963 - 1966 6. S. Simanjuntak 1966 - 1967 7. P. Hutajulu 1967 - 1971 8. S. Tarigan 1971 - 1977 9. C. Sinaga 1977 – 1982 10. W.T. Simatupang 1982 - 1987 11. F. Sianturi 1987 - 1992 12. Ir. M. Loebis 1992 - 1997 13. Drs. S.F.M. Situmorang 1997 – 1999 14. Torang Lumban Tobing 1999 - 2004 15. FL. Fernando Simanjuntak,SH, MBA 2004 – 2009 16. FL. Fernando Simanjuntak,SH, MBA 2009 – 2014 Sumber : BPS Kabupaten Tapanuli Utara, Tapanuli Utara Dalam Angka 2010 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Kabupaten Tapanuli Utara merupakan daerah yang cukup terkenal di kawasan Nusantara, terutama karena potensi alam dan sumber daya manusianya. Potensi alam antara lain luasnya lahan kering untuk dijadikan persawahan baru dengan membangun irigasi. Sebahagian perairan Danau Toba yang dimiliki dan sungai yang cukup banyak untuk dimanfaatkan potensinya untuk irigasi, pengembangan perikanan maupun pembangkit tenaga listrik. Keindahan alam dengan panorama khususnya Pulau Sibandang di kawasan Danau Toba di Kecamatan Muara, dan wisata rohani Salib Kasih. Kekayaan seni budaya asli merupakan potensi daerah dalam upaya mengembangkan kepariwisataan nasional. Potensi lain terdapat berbagai jenis mineral seperti kaolin, batu gamping, belerang, batu besi, mika, batubara, panas bumi dan sebagainya. Potensi sumber daya manusia sudah tidak diragukan lagi bahwa cukup banyak putera-puteri Tapanuli yang berjasa baik di pemerintahan, dunia usaha dan sebagainya. Sesuai dengan potensi yang dimiliki, maka tulang punggung perekonomian Kabupaten Tapanuli Utara didominasi oleh sektor pertanian khususnya pertanian tanaman pangan dan perkebunan rakyat, menyusul sektor perdagangan, pemerintahan, perindustrian dan pariwisata. Pada era informasi dan globalisasi peranan pemerintah maupun pihak swasta semakin nyata dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah di berbagai sektorbidang sehingga pendapatan masyarakat semakin meningkat. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

4.1.2 Jumlah Kecamatan, DesaKelurahan dan Aparatur Pemerintahan Daerah

Secara administrative Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara terdiri dari 15 Kecamatan yang terbagi dalam 241 Desa dan 11 Kelurahan, dengan jarak yang bervariasi dari ibu kota kabupaten, seperti ditunjukkan dalam tabel berikut ini : Tabel 4. Ibukota Kecamatan, Luas Wilayah dan Jumlah DesaKelurahan No Kecamatan Ibukota Kecamatan Jarak dari Ibukota Kab. Km Luas Area Km 2 Jlh Desa Jlh Kelurahan 1. Parmonangan Parmonangan 58 257,35 14 - 2. Adiankoting Adiankoting 26 502,90 16 - 3. Sipoholon Sipoholon 6 189,20 13 1 4. Tarutung Tarutung 107,68 24 7 5. Siatas Barita Simorangkir 4 92,92 12 - 6. Pahae Julu Onan Hasang 22 165,90 18 1 7. Pahae Jae Sarulla 42 203,20 12 1 8. Purbatua Parsaoran Janji Angkola 52 191,80 11 - 9. Simangumban Simangumban 50 150,00 8 - 10. Pangaribuan Pangaribuan 48 459,25 26 - 11. Garoga Garoga 76 567,58 13 - 12. Sipahutar Sipahutar 26 408,22 25 - 13. Siborongborong Siborongborong 26 279,91 20 1 14. Pagaran Sipultak 26 138,05 14 - 15. Muara Muara 43 73,75 15 - Tapanuli Utara 3.793,11 241 11 Keterangan : Tidak termasuk luas Danau Toba 6,60 km² Sumber : Diolah dari data BPS Kabupaten Tapanuli Utara dan Bagian Pemerintahan Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara, tahun 2010. Dari data tersebut terlihat bahwa kecamatan terjauh dari ibu kota kabupaten adalah Kecamatan Garoga 76 km sekaligus merupakan kecamatan yang memiliki Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara wilayah paling luas 567,58 km², sedangkan kecamatan yang memiliki wilayah paling kecil adalah Kecamatan Muara 73,75 km². Jumlah desakelurahan yang terbanyak terdapat di Kecamatan Tarutung 24 desa dan 7 kelurahan, sedangkan jumlah desa yang paling sedikit terdapat di Desa Simangumban 8 desa. Sampai dengan akhir tahun 2009, Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara mempunyai pegawai sebanyak 6.658 personil yang tersebar pada dinasinstansi dengan komposisi sebagai berikut : Golongan I sebanyak 101 orang, Golongan II sebanyak 1.881 orang, Golongan III sebanyak 3.020 orang, dan Golongan IV sebanyak 1.656 orang. Dari komposisi pegawai berdasarkan golongan tersebut terlihat bahwa, persentase pegawai golongan III adalah yang paling banyak, yaitu 45,35 dari jumlah pegawai. Sementara persentase pegawai yang paling sedikit adalah pegawai yang bergolongan I, yaitu sebesar 1.52 dari jumlah pegawai.

4.1.3 Jumlah dan Kepadatan Penduduk

Menurut Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Tapanuli Utara, jumlah penduduk Kabupaten Tapanuli Utara pada tahun 2010 sebanyak 312.991 jiwa. Berdasarkan data kecamatan di Kabupaten Tapanuli Utara, jumlah penduduk terbanyak terdapat di Kecamatan Siborong-borong, yaitu 47.879 jiwa diikut i Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Kecamatan Tarutung sebanyak 41.850 jiwa. Sedangkan Kecamatan dengan jumlah penduduk terendah adalah Kecamatan Simangumban sebanyak 7.981 jiwa. Salah satu ciri penduduk Tapanuli Utara adalah penyebaran penduduk yang tidak merata antara satu kecamatan dengan kecamatan lainnya. Kecamatan Tarutung sebagai ibu kota Tapanuli Utara dengan luas wilayah 107,68 Km² dihuni kira-kira 388,65 jiwa per kilometer dengan penyebaran penduduk 13,00 persen dari jumlah total penduduk di Tapanuli Utara. Jika dibandingkan dengan Kecamatan Garoga dengan luas wilayah 567,58 Km², hanya dihuni kira-kira 29,88 jiwa per kilometer dengan penyebaran pendududuk 5,42 persen dari jumlah total penduduk yang ada. Ditinjau dari penyebaran penduduk berdasarkan luas daerah, kepadatan penduduk di Tapanuli Utara pada tahun 2010 masih tergolong rendah, yaitu 82,52 jiwa per km². Berarti tiap km² dihuni oleh pendududuk sebanyak 82,52 jiwa. Tingkat kepadatan terendah terdapat di Kecamatan Garoga, yaitu 29,88 jiwa pada tiap km². Berikut adalah tabel kepadatan penduduk tiap-tiap kecamatan di Kab. Tapanuli Utara. Tabel 5. Luas Wilayah, Rumah Tangga, Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan No Kecamatan Rumah Tangga Penduduk Luas km² Kepadatan 1. Parmonangan 4,063 16,640 257,35 64,66 2. Adiankoting 4,142 15,286 502,90 30,40 3. Sipoholon 7,751 26,917 189,20 142,27 4. Tarutung 9,568 41,850 107,68 388,65 5. Siatas Barita 3,752 14,137 92,92 152,15 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 6. Pahae Julu 3,557 14,063 165,90 84,77 7. Pahae Jae 3,219 11,872 203,20 58,43 8. Purbatua 2,566 9,518 191,80 49,63 9. Simangumban 2,027 7,981 150,00 53,21 10. Pangaribuan 7,900 28,726 459,25 62,55 11. Garoga 3,734 16,957 567,58 29,88 12. Sipahutar 7,137 29,285 408,22 71,74 13. Siborongborong 12,132 47,879 279,91 171,06 14. Pagaran 4,094 17,201 138,05 124,60 15. Muara 3,451 14,679 73,75 199,03 Tapanuli Utara 79,093 312,991 3.793.11 82,52 Sumber : Diolah dari Tapanuli Utara Dalam Angka 2010 dan Dinas Duk Catpil Taput Tahun 2010 Berdasarkan pengelompokan umur, menurut BPS Tapanuli Utara 2010 penduduk Tapanuli Utara terdiri dari 12,04 usia balita, 12,64 anak-anak 5-9 tahun, 14,00 remaja 10-14 tahun, 11,89 manusia usia lanjut manula. Dari struktur umur, penduduk Tapanuli Utara yang termasuk dalam kategori usia produktif yaitu yang berumur 15 sampai 54 tahun sebanyak 49,43 dari jumlah penduduk. Penduduk Tapanuli Utara sebagian besar hidup dari sektor pertanian atau sekitar 85,14 dari total penduduk. Rasio jenis kelamin Kabupaten Tapanuli Utara tahun 2010 sebesar 98,66 ini berarti bahwa jumlah penduduk perempuan di Tapanuli Utara lebih banyak dari pada jumlah penduduk laki-laki. Pada tahun 2010, jumlah penduduk laki-laki sebanyak 155.435 jiwa dan perempuan 157.558 jiwa. Secara umum perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dengan perempuan hampir mendekati satu, yaitu 0,99 yang berarti setiap 100 jiwa penduduk perempuan, jumlah penduduk laki-laki 99 jiwa. Data itu Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara menunjukkan bahwa penduduk perempuan lebih banyak dari pada laki-laki, seperti ditunjukkan dalam tabel berikut ini : Table 6. Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin No Kecamatan Laki-Laki Perempuan Jumlah Rasio Jenis Kelamin 1. Parmonangan 8,298 8,342 16,640 99,47 2. Adiankoting 7,615 7,671 15,286 99,27 3. Sipoholon 13,516 13,401 26,917 100,85 4. Tarutung 20,563 21,281 41,850 96,62 5. Siatas Barita 6,914 7,223 14,137 95,72 6. Pahae Julu 6,920 7,143 14,063 96,88 7. Pahae Jae 5,693 6,179 11,872 92,13 8. Purbatua 4,715 4,803 9,518 98,17 9. Simangumban 3,895 4,086 7,981 95,32 10. Pangaribuan 14,162 14,564 28,726 97,23 11. Garoga 8,556 8,403 16,957 101,84 12. Sipahutar 14,719 14,566 29,285 101,06 13. Siborongborong 24,112 23,767 47,879 101,46 14. Pagaran 8,626 8,575 17,201 100,60 15. Muara 7,131 7,548 14,679 94,48 Tapanuli Utara 155,435 157,558 312,991 98,66 Sumber : Diolah dari Data BPS Kab. Tapanuli Utara dan Dinas Duk Catpil Tapanuli tahun 2010 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Jumlah penduduk perempuan lebih banyak dari laki-laki terdapat di 10 sepuluh kecamatan, yaitu Kecamatan Parmonangan, Kecamatan Adiankoting, Kecamatan Tarutung, Kecamatan Siata Barita, Kecamatan Pahae Jae, Kecamatan Purbatua, Kecamatan Simangumban, Kecamatan Pahae Julu, Kecamatan Pangaribuan, dan Kecamatan Muara. Sementara jumlah penduduk perempuan yang lebih sedikit dari laki-laki terdapat di 5 lima kecamatan, yaitu Kecamatan Sipoholon, Kecamatan Garoga, Kecamatan Sipahutar, Kecamatan Siborong-Borong, dan Kecamatan Pagaran. Petunjuk menarik dari komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin di Tapanuli Utara adalah penduduk perempuan lebih dominan pada usia produktif dibadingkan dengan laki-laki. Keadaan itu tentunya akan membentuk pola kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang banyak memberikan peran lebih kepada kaum perempuan. Di Kabupaten Tapanuli Utara kerukunan antara umat beragama terjalin dengan sangat baik. Mayoritas penduduk daerah ini memeluk agama kristen protestan. Sarana ibadah umat beragama di kabupaten Tapanuli Utara pada tahu 2009 adalah sebagai berikut: gereja protestan 899 unit, gereja katolik 76 unit, mesjid 61 unit, dan langgarsurau 13 unit. Sebagaimana disebutkan di atas, bahwa mayoritas penduduk Tapanuli Utara adalah petani dengan produksi utama berupa padi, kopi, kacang tanah, nenas, sayur- Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara mayur, kemenyan dan andaliman. Namun meskipun lahan pertanian tergolong luas, tetapi jumlah penduduk miskin di Tapanuli Utara cukup signifikan, seperti ditunjukkan dalam tabel berikut: Tabel 7. Jumlah Rumah Tangga dan Anggota Rumah Tangga Miskin No Kecamatan RT Miskin Anggota RT Miskin Penduduk Penduduk Miskin 1. Parmonangan 1.060 4.357 16,640 26,18 2. Adian Koting 1.331 5.833 15,286 38,16 3. Sipoholon 1.628 6.608 26,917 24,55 4. Tarutung 1.943 8.447 41,850 20,18 5. Siatas Barita 744 3.098 14,137 21,91 6. Pahae Julu 1.150 4.484 14,063 31,89 7. Pahae Jae 1.074 4.100 11,872 35,54 8. Purbatua 719 2.656 9,518 27,91 9. Simangumban 768 3.228 7,981 40,45 10. Pangaribuan 1.569 6.769 28,726 23,56 11. Garoga 1.725 7.100 16,957 41,87 12. Sipahutar 1.812 7.644 29,285 26,10 13. Siborong-borong 2.241 10.437 47,879 21,80 14. Pagaran 862 3.911 17,201 22,74 15. Muara 1.019 4.100 14,679 27,93 Tapanuli Utara 19.645 82.772 312,991 26,45 Sumber : Diolah dari Tapanuli Utara Dalam Angka 2010 dan data Dinas Duk Catpil tahun 2010 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Berdasarkan data di atas terlihat bahwa jumlah penduduk miskin di Tapanuli Utara sebanyak 82.772 jiwa atau 26,45 dari jumlah penduduk. Jumlah penduduk miskin yang paling banyak dijumpai di Kecamatan Garoga dengan jumlah 7.100 jiwa 41,87 dan jumlah penduduk miskin paling sedikit dijumpai di Kecamatan Tarutung dengan jumlah 8.447 jiwa 20,18 .

4.1.4 Kondisi Sosial Budaya

Falsafah Batak Dalian Na Tolu tiga tungku berbunyi Somba Marhula-hula artinya pihak suami hormat kepada saudara pihak istri, Manat Mardongan Tubu artinya sifat membujuk kepada saudara perempuan. Konsep Dalihan Na Tolu yang merupakan hasil kompromi dan kesepakatan nenek moyang orang batak untuk menjadikan satu komunitas orang batak dapat hidup secara sosial dengan orang batak lainnya pada waktu itu. Ompunta Naparjolo Martungkot Sialagunde, Adat Napinungka ni Naparjolo Sipaihut-ihut on ni na Parpudi, artinya tatanan adat yang dibuat nenek moyang kita yang dahulu ditunjukkan buat generasi berikutnya yang mana nenek moyang kita pada waktu itu Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara menganggap itulah hal terbaik yang bisa mereka teruskan pada generasi muda nantinya kelak dengan tujuan menjadi kebiasaan yang baik. Dalihan Na Tolu menjadi pedoman bermasyarakat dalam kehidupan sehari-hari orang batak, terutama pada pesta-pesta adat, seperti upacara adat perkawinan, kelahiran, meninggal dunia dan lain-lain. Mayoritas penduduk Kabupaten Tapanuli Utara merupakan suku Batak Toba dan beragama Kristen Protestan. Perkembangan zaman dan datangnya agama berpengaruh kepada adat dan budaya batak. Salah satu yang paling berpengaruh untuk merubah adat dan budaya batak adalah datangnya Nomensen sebagai missionaris ke Tanah Batak dengan membawa kabar sukacita akan pentingnya keselamatan akhirat. Dengan adanya penginjil turut serta memperbaiki struktur yang ada pada masa itu, merubah paradigma lama menjadi orang batak yang mengenal tuhan dan mengetahui pentingnya keselamatan. Tak kalah pentingnya adalah adanya pengajaran akan ilmu pengetahuan, pertanian dan kesehatan. Hasilnya dapat kita lihat sekarang ini. Suku Batak Toba mementingkan arti pendidikan seiring dengan perkembangan jaman akan ilmu pengetahuan dan teknologi. Anakhon hi do hamoraon di au anakku adalah kekayaanku orang tua orang batak berlomba untuk memajukan anaknya dengan sekolah agar nanti kelak dapat kemajuan dan pendidikan yang terbaik dengan berbagai usaha tenaga dan pikiran. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Menarik juga untuk diperhatikan beberapa nilai yang paling menonjol pada orang batak toba diantaranya konflik dan uhum. Konflik dalam hal ini jangan lah diartikan secara negatif. Sosialisasi nilai konflik pada orang Batak Toba telah berlangsung sejak dini. Terbiasa mendengar, melihat dan terlibat dalam konflik di dalam keluarga. Keluarga batih sebagai sekolah pertama dan utama dalam menanamkan nilai-nilai budaya dan membentuk menjadi manusia yang terbiasa konflik. Sosialisasi konflik seumur hidup itu mendidik orang Batak Toba menjadi sangat peka dan trampil menyelesaikan konflik. Mekanisme penyelesaian konflik telah ada dalam tatanan hubungan antara manusia di kalangan orang Batak Toba. Pelajaran yang dapat diambil dari kebiasaan itu ialah cara berfikir yang cepat dan tepat dalam mencari berbagai argumentasi dan pilihan skala prioritas. Oleh karena itu konflik bukanlah aib bagi orang Batak Toba. Itu telah terbukti dalam kehidupan modern sekarang ini. Sangat menarik jika kita mencoba menyelami apresiasi orang Batak Toba terhadap nilai hukum dengan menelaah suatu ungkapan yang terkenal, Togu Urat Ni Bulu, Toguan Urat Ni Padang. Togu Hata Ni Uhum, Toguan Hata Ni Padan. Artinya, walaupun kuat akar bambu, lebih kuat lagi akar ilalang. Walaupun kuat keputusan hukum, lebih kuat lagi keputusan janji. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Penghayatan masalah-masalah hukum seperti ini memberi peluang peda keterampilan menyelesaikan kasus hukum dengan senantiasa mencari celah-celah yang dapat melemahkan atau menguatkan sesuatu argumentasi dengan mengetengahkan argumentasi lain. Begitulah bidang ini menjadi bagian yang paling menarik perhatian orang Batak Toba, karena sangat terbuka peluang untuk beragumentasi, beradu taktik dan strategi yang semuanya masuk akal dan sah.

4.1.5 Kondisi Sosial Ekonomi

Menurut BPS Taput 2010, perekonomian Kabupaten Tapanuli Utara pada tahun 2009 mengalami pertumbuhan. Hal yang menarik untuk disimak adalah semakin menurunnya konstribusi sektor pertanian dibandingkan sektor non pertanian. Konstribusi sektor pertanian pada Tahun 2008 mencapai 55,59 menjadi 54,74 pada Tahun 2009. Sementara itu sektor perdagangan, hotel dan restoran memberi konstibusi sebesar 14,38 sektor jasa-jasa 13,91 dan bangunan memberikan konstribusi sebesar 6,22 . Sedangkan sisanya sebesar 16,97 disumbangkan oleh 6 sektor yang lainnya, dimana sektor penyumbang terkecil adalah sektor pertambangan dan penggalian yaitu sebesar 0,13 . Sektor pertanian masih merupakan sektor penyumbang terbesar dimana hal ini di sebabkan hampir ± 85,14 masyarakat Tapanuli Utara hidup dari sektor pertanian, sedangkan PNS sekitar 2,12 . Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

4.1.6 Pendidikan

Dikabupaten Tapanuli Utara terdapat sebanyak 390 unit SDMI dengan jumlah guru sebanyak 3.232 orang dan murid sebanyak 46.388 orang. Sementara itu jumlah SLTPMTs sebanyak 74 unit dengan jumlah guru sebanyak 1.405 orang dan jumlah murid sebanyak 21.091 orang. Pada tahun yang sama jumlah SMUMA adalah sebanyak 23 unit, jumlah guru sebanyak 679 orang dan jumlah murid sebanyak 10.922 orang. Disamping itu terdapat jumlah SMK sebanyak 19 unit, guru sebanyak 491 orang dan jumlah murid sebanyak 6.534 orang. Jumlah Universitasakademi pada tahun 2009 yang terdapat di daerah ini sebanyak 4 buah yakni 2 Perguruan Tinggi Negeri yakni Akademi Kebidanan AKBID negeri Tarutung, dengan jumlah dosen sebanyak 25 orang dan mahasiswa sebanyak 424 orang, dan sekolah tinggi Agama Kristen Protestan Negeri STAKPN Tarutung dengan jumlah dosen sebanyak 63 orang dan jumlah mahasiswa sebanyak 445 orang serta 2 Perguruan Tinggi Swasta Akademi Keperawatan Tarutung dengan jumlah Dosen 12 orang dan mahasiswa sebanyak 175 orang dan universitas Tapanuli UNITA dengan jumlah dosen sebanayak 99 orang dan mahasiswa sebanyak 4.868 orang.

4.1.7 Kondisi Sosial Politik

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Kondisi sosial politik di Kabupaten Tapanuli Utara cukup dinamis. Hal ini terlihat dari jumlah partai politik dan penyebaran perolehan kursi untuk setiap partai politik pada Pemilu 2004 dan Pemilu 2009. Berikut ditunjukkan perolehan kursi partai politik pada Pemilu 2004 dan Pemilu 2009 : Tabel 8. Daftar Perolehan Suara Sah Partai Politik Yang Memperoleh Kursi Pada Pemilihan Umum Tahun 2004 di Kabupaten Tapanuli Utara No Partai Politik Jumlah Kursi Suara Sah 1. Partai Nasional Indonesia Marhaenisme 2 4.135 2. Partai Buruh Sosial Demokrat 3 7.012 3. Partai Perhimpunan Indonesia Baru 3 11.569 4. Partai Demokrat 1 4.119 5. Partai Keadilan dan Persatuan Indoneisa 3 7.486 6. Partai Amanat Nasional 1 3.493 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 7. Partai Karya Peduli Bangsa 1 2.199 8. Partai Kebangkitan Bangsa 1 4.853 9. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 6 23.540 10. Partai Damai Sejahtera 2 8.544 11. Partai Golongan Karya 5 21.353 12. Partai Patriot Pancasila 2 4.015 Tapanuli Utara 30 102.318 Sumber : KPU Kabupaten Tapanuli Utara Dari tabel di atas terlihat bahwa dari 24 partai politik peserta Pemilu 2004, terdapat 12 partai politik yang memperoleh kursi dengan total 30 kursi di DPRD Kabupaten Tapanuli Utara dengan jumlah suara sah untuk keseluruhan partai politik yang memperoleh kursi sebanyak 102.318. Berbeda dengan Pemilu pada jaman orde baru, pada pemilu ini tidak ada partai politik yang meraih suara mayoritas mutlak. Adapun partai politik peraih suara terbanyak adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan PDIP dengan jumlah 6 kursi 20 disusul Partai Golongan Karya P. Golkar dengan jumlah 5 kursi 16,67 . Tetapi meski jumlah kursi PDIP lebih besar, yang terpilih menjadi Ketua DPRD pada periode ini adalah dari Partai Golkar. Demikian juga halnya pada Pemilu 2009, perolehan kursi untuk tiap partai politik juga menyebar dan tidak ada yang mayoritas mutlak, seperti ditunjukkan dalam tabel berikut: Tabel 9. Jumlah Anggota DPRD Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2009 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Menurut Partai dan Jenis Kelamin No Partai Jumlah Kursi Suara Sah 1. Partai Hati Nurani Rakyat 3 8.472 2. Partai Karya Peduli Bangsa 2 6.448 3. Partai Peduli Rakyat Nasional 2 5.691 4. Partai Gerakan Indonesia Raya 2 3.572 5. Partai Barisan Nasional 1 3.590 6. Partai Perjuangan Indonesia Baru 1 3.414 7. Partai Persatuan Daerah 1 2.822 8. Partai Kebangkitan Bangsa 3 8.481 9. Partai Demokrasi Pembaharuan 1 5.308 10. Partai Matahari Bangsa 1 2.142 11. Partai Golkar 3 13.116 12. Partai Damai Sejahtera 2 3.623 13. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 3 9.531 14. Partai Patriot 2 5.108 15. Partai Demokrat 3 12.595 16. Partai Indonesia Sejahtera 2 4.669 17. Partai Merdeka 1 3.261 18. Partai Buruh 2 4.355 Tapanuli Utara 35 106.198 Sumber : KPU Kabupaten Tapanuli Utara Dari tabel di atas terlihat bahwa dari 38 Partai Politik Peserta Pemilu, terdapat 18 Partai Politik yang memperoleh kursi dengan total 35 kursi DPRD Kabupaten Tapanuli Utara dengan jumlah suara sah untuk keseluruhan partai politik yang memperoleh kursi sebesar 106.198 suara. Jumlah kursi terbanyak diraih oleh 5 partai politik dengan jumlah kursi masing-masing adalah 3 kursi, yaitu: Partai Golkar, Partai Demokrat, PDIP, Hanura dan PKB. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Tingkat partisipasi masyarakat untuk berperan aktif dalam mensukseskan Pemilu di Kabupaten Tapanuli Utara tergolong tinggi. Hal ini dapat dilihat pada beberapa pelaksanaan Pemilu seperti ditunjukkan dalam tabel berikut ini: Tabel 10. Rekapitulasi Jumlah Pemilih yang Memberikan Suara Dengan Jumlah Daftar Pemilih Tetap DPT No Jenis Pemilihan Umum Jumlah DPT Jlh Pemilih Yang Memberikan Suara Pemilih 1. Pemilu Legislatif 2004 147.482 89.618 60,77 2. Pemilu Presiden 2004 Putaran I 154.832 114.320 73,83 3. Pemilu Presiden 2004 Putaran II 153.383 108.955 71,03 4. Pilkada 27 Oktober 2008 181.120 138.176 76,29 5. Pilkada 13 Pebruari 2009 ulang 177.209 134.575 75,94 6. Pemilu Legislatif 2009 184.358 140.052 79,97 7. Pemilu Presiden Tahun 2009 183.485 119.985 65,39 Sumber : Diolah dari Data KPU Kabupaten Tapanuli Utara Dari tabel di atas terlihat bahwa persentase masyarakat yang memberikan suaranya pada setiap pemilu tergolong tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat Tapanuli Utara telah memberikan hak politiknya pada setiap pemilu.

4.1.8 Pilkada Langsung Tahun 2008 dan 2009

Pilkada langsung di Tapanuli Utara terlaksana 27 Oktober 2008. Pilkada ini merupakan sejarah baru proses demokrasi bagi Kabupaten Tapanuli Utara karena Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara baru kali inilah terselenggara pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah secara langsung oleh rakyat. Pada Pilkada tersebut, animo masyarakat untuk berperan aktif cukup tinggi, hal ini terlihat bukan hanya dari persentase pemilih yang memberikan hak pilihnya, tetapi juga ditunjukkan oleh jumlah pasangan calon yang relatif banyak 6 pasangan calon, di mana pasangan calon tersebut bukan hanya diusung oleh partai politik, tetapi juga pasangan calon yang mencalonkan diri melalui jalur perseorangan, seperti ditunjukkan dalam tabel berikut: Tabel 11. Daftar Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Pada Pilkada Kab. Tapanuli Utara Tahun 2008-2009 No. Calon Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Partai PolitikGabungan Partai Politik Yang Mengajukan Pasangan Calon Calon Independen 1. Torang Lumbantobing dan Bangkit Parulian Silaban, SE Partai Golongan Karya, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Buruh Sosial Demokrat, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Karya Peduli Bangsa. 2. Ir. Roy Mangotang Sinaga dan Ir. Djudjung Pangondian Hutauruk Calon Perseorangan dengan Jumlah Dukungan Sebanyak 16.730 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 3. Samsul Sianturi dan Drs. Frans Anthony Sihombing, MM Partai Damai Sejahtera, Partai Nasional Indonesia Marhaenisme, Partai Amanat Nasional, Partai Demokrat, Partai Nasional Benteng Kemerdekaan 4. Ir. Sanggam Hutapea, MM dan Ir. Londut Silitonga, MM Partai Pelopor, Partai Penegak Demokrasi Indonesia, Partai Persatuan Demokrasi Kebangsaan, Partai Merdeka, Partai Serikat Indonesia, Partai Perhimpunan Indonesia Baru. 5. Drs. Wastin Siregar dan Ir. N. Soaloon Silitonga, MBA Calon Perseorangan dengan Jumlah Dukungan Sebanyak 15.556 6. Ir. Edward Sihombing dan Drs. Alpa Simanjuntak, MPd Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia, Partai Patriot Pancasila. Sumber : KPU Kabupaten Tapanuli Utara Dari tabel di atas terlihat bahwa, terdapat 6 enam jumlah pasangan calon, 4 empat diantaranya diusung oleh partai politik, dan 2 dua pasangan calon melalui jalur perseorangan. Perolehan suara masing-masing pasangan calon dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 12. Perolehan Suara Sah Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Tapanuli Utara 27 Oktober 2008 No Pasangan Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah SUARA SAH 1. Torang Lumbantobing dan Bangkit Parulian Silaban, SE 46.645 34.13 2. Ir. Roy Mangotang Sinaga dan Ir. Djudjung Pangondian Hutauruk 20.300 14.85 3. Samsul Sianturi dan Drs. Frans Anthony Sihombing, MM 31.800 23.27 4. Ir. Sanggam Hutapea, MM dan Ir. Londut Silitonga, MM 20.465 14.97 5. Drs. Wastin Siregar dan Ir. N. Soaloon Silitonga, MBA 5.067 3.71 6. Ir. Edward Sihombing dan Drs. Alpa Simanjuntak, MPd 12.387 9.06 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara JUMLAH 136.664 100 Sumber : KPU Kabupaten Tapanuli Utara Sebagaimana ditunjukkan dalam tabel di atas, Pilkada ini telah menghasilkan pasangan Torang LumbantobingBangkit Parulian Silaban, SE sebagai calon terpilih. Namun karena merasa tidak puas dengan hasil Pilkada tersebut, pasangan calon nomor urut 2 Ir. Roy Mangotang SinagaIr. Djudjung Pangondian Hutauruk, dkk mengajukan permohonan gugatan ke Mahkamah Konstitusi MK. Setelah melalui proses persidangan, Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia melalui putusan Nomor 49PHPU.D-VI2008 tanggal 16 Desember 2008 memerintahkan KPU Kabupaten Tapanuli Utara untuk melaksanakan pemungutan suara ulang paling lama 60 enam puluh hari sejak dibacakannya putusan, di 14 empat belas kecamatan dari 15 lima belas kecamatan se Kabupaten Tapanuli Utara. Selanjutnya sesuai dengan putusan MK, KPU Tapanuli Utara menggelar pemungutan suara ulang pada 13 Pebruari 2009, dan diperoleh hasil sebagaimana ditunjukkan dalam tabel berikut: Tabel 13. Perolehan Suara Sah Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Tapanuli Utara 13 Pebruari 2009 No Pasangan Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah SUARA SAH Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 1. Torang Lumbantobing dan Bangkit Parulian Silaban, SE 51.453 38.62 2. Ir. Roy Mangotang Sinaga dan Ir. Djudjung Pangondian Hutauruk 21.560 16.18 3. Samsul Sianturi dan Drs. Frans Anthony Sihombing, MM 38.923 29.21 4. Ir. Sanggam Hutapea, MM dan Ir. Londut Silitonga, MM 15.329 11.51 5. Drs. Wastin Siregar dan Ir. N. Soaloon Silitonga, MBA 2.136 1.60 6. Ir. Edward Sihombing dan Drs. Alpa Simanjuntak, MPd 3.833 2.88 JUMLAH 133.234 100 Sumber : KPU Kabupaten Tapanuli Utara Dari hasil pemungutan suara ulang sebagaimana ditunjukkan dalam tabel tersebut di atas, terlihat bahwa tidak terjadi perubahan pemenang, bahkan perolehan suara pada Pilkada 27 Oktober 2008 untuk pasangan nomor urut 1 Torang Lumban TobingBangkit Parulian Silaban, SE mengalami peningkatan. Pada Pilkada 27 Oktober 2008 perolehan suaranya adalah 46.645 34,13 , sedangkan pada pemungutan suara ulang tanggal 13 Pebruari 2009, perolehan suaranya meningkat menjadi 51.453 38.62 . Dalam hal ini terjadi peningkatan sebesar 4.808 suara 4,49 . Karena jumlah perolehan suara sah telah melebihi 30 , maka sesuai dengan Undang-undang No. 12 tahun 2008, maka pasangan Torang LumbantobingBangkit Parulian Silaban, SE ditetapkan sebagai pasangan calon terpilih. 89 89 Lebih rinci tentang penentuan pasangan calon terpilih dapat dilihat pada Undang-undang No. 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Pasal 107.

4.2 Deskripsi Informan

Dokumen yang terkait

Pemetaan Daerah Pemilihan

0 52 7

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Masyarakat Tidak Menggunakan Hak Pilihnya Pada Pemilihan Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Sumatera Utara Tahun 2013 (Studi Kasus : Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun)

2 62 126

Perilaku Pemilih Dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah Sumatera Utara Tahun 2013 Di Kecamatan Medan Helvetia

0 54 79

Etnisitas Dan Pilihan Kepala Daerah (Suatu Studi Penelitian Kemenangan Pasangan Kasmin Simanjuntak dan Liberty Pasaribu di Kecamatan Balige, Kabupaten Toba Samosir)

3 45 67

Perilaku Memilih Birokrat Dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2010

1 48 200

Political Marketing Partai Politik Dalam Pemilihan Umum Presiden 2009 Di Sumut Studi Kasus: DPD Sumut Partai Demokrat

0 42 107

Pengaruh Isu Politik yang Berkembang Saat Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014 Terhadap Preferensi Politik Pemilih (Studi Kasus: Mahasiswa Universitas Sumatera Utara dan Universitas HKBP Nomennsen)

0 40 170

Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Terjadinya Konflik Antara Empat Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Padang 2008 dengan KPU Kota Padang (Studi Kasus : Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kota Padang 2008).

0 1 8

Proses, Kriteria dan Faktor yang Mempengaruhi Rekrutmen Calon Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Oleh Partai Politik di Kabupaten Pesisir Selatan.

0 0 6

Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Keterpilihan Kepala Daerah Petahana pada Pemilihan Umum Kepala Daerah 2015 - UNS Institutional Repository

0 0 15