Sistem Politik Orde Baru dan Pasca-Orde Baru

yang dimasukkan ke dalam kategori partisipasi politik. Partisipasi politik di negara- negara yang menerapkan sistem politik demokrasi merupakan hak warga negara, tetapi dalam kenyataannya, persentase warga negara yang berpartisipasi berbeda dari satu negara dengan negara lain.

2.4 Sistem Politik Orde Baru dan Pasca-Orde Baru

Pembangunan ekonomi dan politik Indonesia sejak awal orde baru didasarkan pada dua kebijakan utama, yaitu memacu pertumbuhan ekonomi yang setinggi- tingginya dan hal ini ditumpukan pada pengetatan stabilitas politik dan keamanan. 52 Atas dasar itulah dilakukan pengaturan kembali restrukturisasi sistem politik yaitu dengan penyederhanaan sistem kepartaian dan berbagai bentuk regulasi yang melarang aktivis-aktivis partai politik sampai ke tingkat desa dan dalam upaya menjauhkan rakyat dari aktivitas politik floating mass. Eksistensi organisasi- Kedua pilar kebijakan ini didasarkan pada tesis bahwa untuk menyelamatkan perekonomian dari kehancuran yang diwariskan rezim orde lama, masa depan Indonesia harus bebas dari politik yang didasarkan pada ideologi. Konflik ideologi dilihat sebagai dosa masa lalu, yang menyebabkan ketidakstabilan politik dan kehancuran ekonomi. 52 Hal ini telah dieksplorasi secara komprehensif oleh banyak ahli, antara lain, lihat Mohtar Masoed, Ekonomi dan Struktur Politik: Orde Baru 1966-1971 terjemahan disertasi, Jakarta: LP3ES, 1989, terutama Bab I. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara organisasi kemasyarakatan lainnya juga tidak luput dari pembatasan dan penekanan. Pemilu dirancang untuk kemenangan mutlak Partai Golongan Karya sebagai partai pemerintah, susunan dan kedudukan MPR, DPR, dan DPRD diwarnai oleh sistem pengangkatan dari berbagai golongan dan ABRI yang biasanya diidentifikasi sebagai pendukung setia penguasa. Militer diberi ruang hampir tak terbatas dalam kehidupan sosial-politik dwi fungsi yang melahirkan apa yang sering disebut security approach, di mana militer mendapatkan peran yang sangat signifikan dalam melakukan supervisi dan manajemen politik, termasuk di dalamnya penyelenggaraan pemerintahan dan penegakan hukum. 53 Dalam kurun waktu satu dekade terakhir, kita menyaksikan perubahan- perubahan besar berbagai aspek dalam sistem politik Indonesia kontemporer, Militer, dengan demikian, bukan sekedar alat pertahanan negara yang kita kenal dalam konsep negara demokrasi modern. Semua pembatasan dan pengekangan itu dituangkan dalam “5 Paket UU Politik”, yang secara praktis mampu memasung kebebasan rakyat dan memotong jalur-jalur komunikasi aspirasi masyarakat secara fundamental. Oleh karenanya, hampir tidak ada organisasi sosial yang luput dari campur tangan negara. Bahkan, semua potensi kekuatan sosial-politik itu direkayasa sedemikian rupa melalui organisasi-organisasi korporatik negara state corporatism. 53 Abdul Hakim Garuda Nusantara, “Security Approach dan Prospek Penegakan Hukum”, makalah seminar “Demokrastisasi Menegakkan Rule of Law”, CESDA, Jakarta, 29 April 1993, hal. 47-50. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara khususnya liberalisasi politik yang begitu luas pasca-lengsernya rezim otoritarian Soeharto sejak tahun 1998. Perubahan itu, antara lain, adalah kebebasan hak-hak sipil dan politik utamanya kebebasan mengemukakan pendapat, berorganisasi, pers; desentralisasi pemerintahan; kebijakan multi-partai; perubahan dalam sistem kepemiluan; serta perubahan dalam aspek ketata-negaraan yakni dengan munculnya lembaga-lembaga negara baru untuk menopang demokratisasi seperti mahkamah konstitusi, komisi yudisial, dewan perwakilan daerah, komisi pemilihan umum, dan lain-lain. 54 Bahkan, di tingkat global Indonesia kini sudah dikategorikan sebagai salah satu negara demokratis, walaupun harus diakui berkembangnya berbagai persoalan pelik yang mengancam kualitas demokrasi itu sendiri, seperti menguatnya politik identitas antara lain ditandai munculnya peraturan-peraturan daerah bernuansa agama, kekerasan berbasis suku dan agama, terorisme, dan lainnya. 55 Orde Baru Secara sederhana, perubahan politik pasca-Orde Baru ini dapat disederhanakan seperti dalam tabel berikut: Tabel 1. Perubahan Politik Pasca-Orde Baru Reformasi Demokrasi Pancasila 1966-1998 Demokrasi Era Transisi 1998- sekarang 54 Kacung Marijan, Sistem Politik Indonesia: Konsolidasi Pasca Orde Baru, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010. 55 Noorhaidi Hassan, “Reformasi, Religious Diversity, and Islamic Radicalism after Soeharto”, Journal of Indonesian Social Sciences and Humanities, Volume One, 2008, hal. 23-51. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Karakteristik • Kekuasaan presiden sebagai kepala negara dan pemerintahan sangat tinggi. • Partai politik dibatasi jumlah dan peran politiknya. • Pemilu terselenggara teratur setiap lima tahun; tapi partai politik pemenangnya sudah dapat dipastikan. • Tidak ada pergantian kekuasaan politik, Soeharto berkuasa selama lima periode Pemilu. • Rekruitmen politik bersifat tertutup. • Peran militer sangat kuat dengan konsep dwi-fungsi ABRI. • Kebebasan pers dibatasi, Pembreidelan media massa kerap terjadi. • Sistem pemerintahan sentralistik. Karakteristik • Sistem pemerintahan presidensial, tetapi parlemen terdiri dari banyak partai multi-partai. • Sistem pemilihan langsung untuk presiden dan kepala daerah. • Pemilu setiap lima tahun dengan asas luber dan jurdil. • Lembaga perwakilan dibagi menjadi DPR dan DPD. • Peran militer dikurangi, menjadi hanya alat pertahanan negara kembali ke barak. • Lahir komisi-komisi independen negara. • Pers bebas. • Desentralisasi kekuasaan dengan model otonomi daerah. Sumber: Diolah dari Kompas, 13 Agustus 2010. 2.5 Perkembangan Sistem Pemilihan Kepala Daerah 2.5.1 Mengembalikan Kedaulatan ke Tangan Rakyat

Dokumen yang terkait

Pemetaan Daerah Pemilihan

0 52 7

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Masyarakat Tidak Menggunakan Hak Pilihnya Pada Pemilihan Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Sumatera Utara Tahun 2013 (Studi Kasus : Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun)

2 62 126

Perilaku Pemilih Dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah Sumatera Utara Tahun 2013 Di Kecamatan Medan Helvetia

0 54 79

Etnisitas Dan Pilihan Kepala Daerah (Suatu Studi Penelitian Kemenangan Pasangan Kasmin Simanjuntak dan Liberty Pasaribu di Kecamatan Balige, Kabupaten Toba Samosir)

3 45 67

Perilaku Memilih Birokrat Dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2010

1 48 200

Political Marketing Partai Politik Dalam Pemilihan Umum Presiden 2009 Di Sumut Studi Kasus: DPD Sumut Partai Demokrat

0 42 107

Pengaruh Isu Politik yang Berkembang Saat Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014 Terhadap Preferensi Politik Pemilih (Studi Kasus: Mahasiswa Universitas Sumatera Utara dan Universitas HKBP Nomennsen)

0 40 170

Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Terjadinya Konflik Antara Empat Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Padang 2008 dengan KPU Kota Padang (Studi Kasus : Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kota Padang 2008).

0 1 8

Proses, Kriteria dan Faktor yang Mempengaruhi Rekrutmen Calon Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Oleh Partai Politik di Kabupaten Pesisir Selatan.

0 0 6

Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Keterpilihan Kepala Daerah Petahana pada Pemilihan Umum Kepala Daerah 2015 - UNS Institutional Repository

0 0 15