Di PTUN Medan Di Mahkamah Konstitusi

1. Di Pengadilan Negeri Tarutung

a. Gugatan Samsul Sianturi, dkk tanggal 3 Nopember 2008 dengan Register Perkara Nomor 56PDT.G2008PN.TRT tentang Perbuatan Melawan Hukum. Gugatan ini dimenangkan oleh KPU Tapanuli Utara, dkk. b. Gugatan Perdata tanggal 29 Januari 2009 dari Samsul Sianturi dan Drs. Frans A. Sihombing, MM, register perkara Nomor 04Pdt.G2009PN-Trt menggugat ganti rugi kepada KPU Tapanuli Utara, dkk sebesar Rp.30.100.000.000 tiga puluh milyar seratus juta rupiah. Gugatan ini dimenangkan oleh KPU Tapanuli Utara, dkk, sampai ke tingkat banding dan inkracht berkekuatan hukum tetap. c. Perkara register Nomor 104Pid.B2009PN.Trt dengan terdakwa Fatimah br. Hutabarat. Didakwa melakukan kekerasan terhadap salah seorang anggota KPU Tapanuli Utara dan “memotori” terjadinya pembakaran sebagian kantor KPU Tapanuli Utara tanggal 28 Oktober 2008. Fatimah br. Hutabarat pada tingkat PN bebas demi hukum, tetapi pada tingkat kasasi dipidana 6 enam bulan kurungan.

2. Di PTUN Medan

Gugatan Ir. Edward Sihombing dan Drs. Alpa Simanjuntak terhadap KPU Tapanuli Utara tertanggal 14 April 2009 dan diperbaharui setelah perbaikan tanggal 20 Mei 2009, yang didaftarkan di PTUN Medan tanggal 16 April 2009 dengan register perkara Nomor 33G2009PTUN-MDN. Mereka menggugat Surat Keputusan KPU Tapanuli Utara Nomor 20 tahun 2008, tangal 27 Agustus 2008 tentang Penetapan Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Tapanuli Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Tahun 2008. Gugatan ini dimenangkan oleh KPU Kabupaten Tapanuli Utara sampai ke tingkat banding, dan saat ini sedang kasasi di Mahkamah Agung MA.

3. Di Mahkamah Konstitusi

Sengketa di Mahkamah Konstitusi ini, 108 merupakan puncak sengketa yang terkait dengan Pilkada Tapanuli Utara. Sengketa ini diajukan tanggal 26 Nopember 2008 oleh Ir. Roy Mangotang Sinaga, dkk karena pemohon menganggap ada penggelembungan NIK Nomor Induk Kependudukan pada DPT Daftar Pemilih Tetap yang dilakukan calon incumbent Torang Lumbantobing sebanyak 26.091, ditemukan adanya 6.000 enam ribu peserta pemilih yang pada pemilihan kepala daerah dan wakil kepada daerah Kabupaten Tapanuli Utara yang tidak mendapatkan kartu pemilih yang mana hal tersebut sangat merugikan pemohon. Selain itu, permohonan pemohon yang diajukan ini juga disebabkan oleh ditemukan adanya penguasaan 2.700 kertas suara sedang dikuasai oleh tim sukses bupaticalon bupati Torang Lumbantobing dan adanya pengerahan massa sebanyak 300 orang oleh tim sukses bupaticalon bupati Torang Lumbantobing yang berasal dari luar daerah untuk ikut memilih pada Pilkada Kabupaten Tapanuli Utara. 109 108 Tanggal 29 Oktober 2008 Ketua MA dan Ketua MK telah menandatangani Berita Acara Pengalihan Wewenang mengadili Sengketa Hasil Pilkada dari MA ke MK sesuai pasal 236C UU No 12 tahun 2008. 109 Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 49PHPU.D-VI2008 tanggal 16 Desember 2008, hal. 5-7 . Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Atas adanya permohonan pemohon ini, setelah melalui proses persidangan, tanggal 16 Desember 2008, akhirnya MK memutuskan dua hal, yaitu : 110 1. Menyatakan tidak mengikat secara hukum Keputusan KPU Kabupaten Tapanuli Utara Nomor 25 tahun 2008 tentang Penetapan Pasangan Calon Terpilih Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Tapanuli Utara dan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Tapanuli Utara tahun 2008 bertanggal 23 November 2008, sepanjang mengenai hasil rekapitulasi penghitungan suara pada 14 kecamatan dari 15 kecamatan di Kabupaten Tapanuli Utara tidak termasuk Kecamatan Muara. 2. Memerintahkan KPU Kabupaten Tapanuli Utara untuk melaksanakan pemungutan suara ulang Pilkada Tapanuli Utara bagi keenam pasangan calon selambat-lambatnya 60 enam puluh hari terhitung sejak putusan diucapkan, pada 14 kecamatan, yaitu: Kecamatan Pahae Julu, Kecamatan Garoga, Kecamatan Pagaran, Kecamatan Siborong-borong, Kecamatan Simangumban, Kecamatan Parmonangan, Kecamatan Pahae Jae, Kecamatan Pangaribuan, Kecamatan Sipahutar, Kecamatan Sipoholon, Kecamatan Adiankoting, Kecamatan Siatas Barita, Kecamatan Purba Tua, dan Kecamatan Tarutung. Dengan adanya Putusan MK tersebut, maka pendukung pasangan calon terpilih yang menamakan diri Forum Masyarakat Peduli Bona Pasogit dan Cinta Kebenaran melakukan aksi protes ke berbagai instansi di Tapanuli Utara. Tanggal 19 Desember 2008 mereka juga melakukan aksi protes ke kantor KPU Tapanuli Utara dan mendesak komisioner KPU Tapanuli Utara menolak putusan MK tersebut. Karena massa yang protes tetap mendesak KPU Tapanuli Utara untuk menolak putusan MK tersebut, akhirnya untuk menghindari “hal-hal yang tidak diinginkan” karena hari sudah malam, di mana waktu sudah menunjukkan pukul 19.45 Wib, atas desakan pengunjuk rasa, dan dalam keadaan terpaksa over maag komisioner KPU 110 Ibid, hal. 111-112. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Tapanuli Utara membuat Surat Pernyataan Nomor 2124KPU-TUXII2008 yang isinya keberatan dan menolak putusan MK Nomor 49PHPU.D-VI2008 setelah lebih dulu “konsultasi” melalui telepon dengan Ketua KPU Sumatera Utara. 111 Tetapi 5 lima hari berikutnya, tanggal 24 Desember 2008, karena menyadari bahwa putusan MK adalah bersifat final dan mengikat dan karena Surat Nomor 2124KPU-TUXII2008 tersebut dibuat adalah karena keadaan terpaksa, maka KPU Tapanuli Utara melalui Surat Nomor 2126.1KPU-TUXII2008 menganulirmencabut surat tersebut dan melakukan persiapan pelaksanaan pemungutan suara ulang sesuai putusan MK. 112 Sebelum melakukan pemungutan suara ulang, KPU Tapanuli Utara terlebih dahulu melakukan berbagai pertemuan dengan Panwas Pilkada Tapanuli Utara, pasangan calon maupun tim sukses pasangan calon untuk meminta masukan guna menghasilkan DPT yang lebih baik, karena DPT merupakan salah satu yang dipermasalahkan dalam permohonan gugatan ke MK. Terdapat 5 lima kali pertemuan yang dilakukan antara KPU Tapanuli Utara dengan pasangan calon maupun tim suksesnya. Tiga kali di antaranya digagasi oleh KPU Tapanuli Utara, dan dua kali dimediasi oleh Kapolres Tapanuli Utara AKBP. J. Didiek DP setelah 111 Wawancara dengan Janpiter Lumbantoruan, SH 38, Anggota KPU Tapanuli Utara, tanggal 28 September 2011 di Tarutung, Tapanuli Utara. 112 Ibid Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara sebelumnya mendapat persetujuan dari beberapa orang pasangan calon, Panwas Pilkada Tapanuli Utara dan Ketua KPU Tapanuli Utara. 113 No Dari berbagai masukan, baik dari pasangan calon, tim sukses pasangan calon, maupun Panwas Pilkada, dan upaya yang dilakukan sendiri oleh KPU Tapanuli Utara, bekerjasama dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil terkait dengan penyempurnaan NIK dan DPT, maka diperoleh perbaikan DPT, yang hasilnya dapat ditunjukkan seperti dalam tabel berikut ini: Tabel 23. Rekapitulasi DPS, Perubahan DPS dan DPT Pemungutan Suara Ulang Pada Pilkada Kabupaten Tapanuli Utara Kecamatan DPT 08 Data Error DPS- Ulang DPS Dicoret Tambah DPT- Ulang 1. Siborongborong 28.455 17 28.438 2.198 1.461 27.701 2. Pangaribuan 17.272 73 17.199 1.026 680 16.853 3. Sipahutar 15.631 13 15.618 1.040 617 15.195 4. Garoga 9.883 3 9.880 387 273 9.766 5. Tarutung 24.472 24 24.448 745 1.246 24.949 6. Siatas Barita 8.629 3 8.626 864 431 8.193

7. Simangumban

4.775 - 4.775 418 161 4.518 8. Adiankoting 8.512 13 8.499 308 201 8.392 9. Pahae Jae 7.443 3 7.440 427 179 7.192 10. Pahae Julu 7.601 - 7.601 251 74 7.424 11. Sipoholon 14.978 4 14.974 1.036 465 14.403 113 Ibid, dan penelusuran dokumen KPU Tapanuli Utara. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 12. Parmonangan 9.331 7 9.324 891 208 8.641 13. Pagaran 10.309 19 10.290 257 281 10.314 14. Purbatua 5.048 9 5.039 254 102 4.887 15. Muara 8.781 Jumlah 172.339 188 172.151 10.102 6.379 168.428 Sumber : Diolah dari Data KPU Tapanuli Utara Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa untuk penyempurnan NIK karena ada yang ganda sesuai gugatan penggugat, DPT yang digunakan pada Pilkada 27 Oktober 2008 172.339 orang diserahkan ke Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Disduk Catpil Tapanuli Utara untuk penyempurnaan NIK DPT 08. Data tersebut disempurnakan NIK nya oleh Disduk Catpil, dan ternyata ditemukan data yang error data tidak dapat dientry untuk keperluan NIK sebanyak 188 sehingga yang dianggap menjadi DPS pada pemungutan suara ulang adalah 172.151 orang. Setelah dilakukan pemutakhiran, maka terdapat DPS yang dicoret karena meninggal dunia, pindah tempat tinggal, kurang umur, dan TNI-Polri sebanyak 10.102 orang dan pemilih baru yang terdaftar sebanyak 6.379. Sehingga DPT pada pemungutan suara ulang menjadi 168.428. Dengan demikian terdapat selisih antara DPS dengan DPT Pemungutan Suara Ulang sebanyak 3.723 orang setelah mengalami pengurangan dan pertambahan, DPT pada pemungutan suara ulang berkurang 3.723 orang. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Pemutakhiran ini telah berhasil menyempurnakan data pemilih, tetapi jika dikaitkan dengan materi permohonan di MK, maka sesungguhnya angka yang diperoleh tersebut tidaklah berkaitan, karena pencoretan dan penambahan pemilih tidak berkaitan dengan adanya NIK yang sama. Dan ternyata NIK yang bermasalah juga ditemukan hanya sebanyak 188, yang merupakan kewenangan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, bukan kewenangan KPU Tapanuli Utara. Tetapi meski menyadari bahwa NIK yang sama tidak berkaitan dengan pemutakhiran data pemilih, KPU Tapanuli Utara beranggapan bahwa pemutakhiran data pemilih perlu dilakukan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, dan karena masih ada waktu yang tersedia untuk melakukannya sesuai putusan MK. Setelah pemutakhiran data pemilih selesai dilaksanakan, maka dilakukanlah pemungutan suara ulang di 14 kecamatan se Kabupaten Tapanuli Utara tanggal 13 Pebruari 2009, sesuai dengan kurun waktu yang ditetapkan MK selambat-lambatnya 60 hari sejak putusan dibacakan, dan diperoleh hasil seperti dalam tabel berikut : 114 No Tabel 24. Perolehan Suara Sah Pemungutan Suara Ulang Pilkada Kabupaten Tapanuli Utara 13 Pebruari 2009 Pasangan Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Suara Sah 1. Torang Lumbantobing dan Bangkit Parulian Silaban, SE 51.453 38.62 2. Ir. Roy Mangotang Sinaga dan Ir. Djudjung Pangondian Hutauruk 21.560 16.18 114 Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Berita Acara Pleno KPU Tapanuli Utara Nomor 180KPU-TUII2009 tanggal 17 Februari 2009 dan Surat Keputusan KPU Tapanuli Utara Nomor 10 Tahun 2009 tanggal 17 Februari 2009 tentang Penetapan Pasangan Calon Terpilih Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Tapanuli Utara Periode 2009-2014. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 3. Samsul Sianturi dan Drs. Frans Anthony Sihombing, MM 38.923 29.21 4. Ir. Sanggam Hutapea, MM dan Ir. Londut Silitonga, MM 15.329 11.51 5. Drs. Wastin Siregar dan Ir. N. Soaloon Silitonga, MBA 2.136 1.60 6. Ir. Edward Sihombing dan Drs. Alpa Simanjuntak, MPd 3.833 2.88 JUMLAH 133.234 100 Sumber : KPU Kabupaten Tapanuli Utara Dari tabel di atas terlihat bahwa pasangan Nomor Urut 1 Torang Lumbantobing dan Bangkit Parulian Silaban, SE kembali meraih suara terbanyak dengan jumlah 51.453 suara sah 38,62 . Disusul oleh pasangan Nomor Urut 3 Samsul Sianturi dan Drs. Frans A. Sihombing, MM dengan jumlah 38.923 suara sah 29,21 . Maka oleh KPU Tapanuli Utara, pasangan Torang Lumbantobing dan Bangkit Parulian Silaban, SE dinyatakan sebagai pasangan calon terpilih. Jika dibandingkan perolehan hasil antara Pilkada 27 Oktober 2008 dan Pemungutan Suara Ulang 13 Pebruari 2009, maka dapat dilihat bahwa pasangan Nomor Urut 1, 2 dan 3 mengalami peningkatan suara masing-masing sebesar 4,49 ; 1,33 ; dan 5,94 . Sedangkan pasangan Nomor Urut 4, 5, dan 6 mengalami penurunan suara. Hal ini karena beberapa pasangan calon tidak lagi berupaya mencari dukungan karena menganggap tidak akan merubah pemenang. 115 115 Wawancara dengan Ir. Sanggam Hutapea, op.cit. Penyebab lainnya adalah bahwa bagi sebagian masyarakat yang tadinya tidak mendukung, putusan MK yang memerintahkan pemungutan suara ulang telah menempatkan pasangan Torang Lumbantobing dan Bangkit Parulian Silaban, SE Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara pada posisi yang “teraniaya” sehingga memunculkan rasa simpati dan menjadi memilihnya. 116 116 Ibid, dan wawancara dengan Dr. Hulman Sihombing, M.Th 47, AkademisiMantan Ketua STKPN Tarutung dan mantan anggota Tim Seleksi KPU Tapanuli Utara, tanggal 13 Oktober 2011, di Kecamatan Sipoholon. Mengingat bahwa pemungutan suara ulang dilaksanakan adalah atas perintah MK, maka setelah dilakukan penetapan tanggal 17 Pebruari 2009 maka pada tanggal 19 Pebruari 2009, KPU Tapanuli Utara menyampaikan secara resmi hasilnya ke MK dan diterima oleh Ketua MK, Prof. Muhfud, MD. Sementara itu, tanggal 20 Pebruari 2009, salah satu pasangan calon yang tidak terpilih, Samsul Sianturi dan Drs. Frans A. Sihombing kembali mengajukan permohonan ke MK. Tetapi tanggal 24 Pebruari 2009 MK mengeluarkan Akta Pernyataan Tidak Diregistrasi dengan Nomor 33PAN.MKII2009. Sehingga sesuai dengan ketentuan yang berlaku, karena tidak ada lagi gugatan yang terkait dengan hasil perhitungan suara Pilkada, maka tanggal 25 Pebruari 2009 melalui surat Nomor 206KPU-TUII2009, KPU Tapanuli Utara menyampaikan hasil Pilkada ke DPRD Tapanuli Utara untuk proses selanjutnya. Dalam perkembangan berikutnya, maka pasangan calon terpilih dilantik oleh Gubernur Sumatera Utara tanggal 08 April 2009, sesuai dengan periode masa jabatan Torang Lumbantobing.

4.5.3 Kinerja Penyelenggara KPU

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Sebagai sebuah “rezim” Pemilu, penyelenggara pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah di kabupatenkota adalah Komisi Pemilihan Umum KPU yang dalam hal ini adalah KPU KabupatenKota sebagaimana diatur dalam Undang- undang No. 22 tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum. Asas yang digunakan dalam pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah sama dengan asas Pemilu sebagaimana diatur dalam Undang-undang nomor 10 tahun 2008 dan Undang-undang nomor 42 Tahun 2008, yaitu asas langsung, umum, bebas dan rahasia luber, serta jujur dan adil jurdil. Sifat independen Komisi Pemilihan Umum yang ditegaskan dalam pasal 22E ayat 5 Perubahan Ketiga Undang-Undang Dasar 1945 yang mengharuskan Komisi Pemilihan Umum tidak saja bersifat nasional dan tetap, melainkan juga harus mandiri alias independen juga berlaku dalam pelaksanaan Pilkada Kabupaten Tapanuli Utara. Independensi KPU Kabupaten Tapanuli Utara disini tidak saja merupakan kepentingan setiap peserta Pilkada Tapanuli Utara karena akan mencegah keberpihakan pelaksana Pilkada kepada pesaing tertentu dan lebih menjamin perlakuan yang adil dan setara kepada setiap pesaing. Tapi juga merupakan kebutuhan rakyat pemilih karena akan lebih menjamin pilihan mereka, karena merekalah yang akan menentukan siapa yang menjadi penyelenggara negara di Kabupaten Tapanuli Utara. Karena Pilkada menyangkut soal kepercayaan, Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara independensi KPU Tapanuli Utara akan lebih menjamin kepercayaan dari seluruh peserta Pilkada maupun dari rakyat pemilih terhadap hasil Pilkada tersebut. Dalam Pilkada 2008 dan 2009 lalu, komisioner KPU Tapanuli Utara mempunyai komposisi yang berbeda karena periodesasi. Di mana komposisi komisioner pada Pilkada 27 Oktober 2008 berbeda dengan komposisi komisioner pada Pilkada 13 Pebruari 2009, seperti ditunjukkan dalam tabel berikut: Tabel 25. Komposisi Komisioner KPU Tapanuli Utara No Pilkada 27 Oktober 2008 Periode 2003 - 04 Desember 2008 Pilkada 13 Pebruari 2009 Periode 04 Desember 2008-2013 1. Janpiter Lumbantoruan, SH Ketua Lamtagon Manalu, S.Si Ketua 2. Lambas JJ. Matondang Anggota Janpiter Lumbantoruan, SH Anggota 3. Tunggul Simorangkir, SH, M.Hum Anggota Lambas JJ. Matondang Anggota 4. Romauli Sihombing, S.IP Anggota Erids Aritonang, S.S Anggota 5. Ir. Lambas T.H. Hutasoit Anggota Hotman Harianja, ST Anggota Sumber: KPU Tapanuli Utara Dari tabel di atas terlihat bahwa 2 dua orang komisioner KPU Tapanuli Utara yang pada penyelenggaraan Pilkada 27 Oktober 2008 juga penyelenggara pada Pilkada 13 Pebruari 2009. Sedangkan 3 tiga orang komisioner yang merupakan penyelenggara pada Pilkada 27 Oktober 2008 tidak lagi penyelenggara pada Pilkada 13 Pebruari 2009 karena 3 tiga orang komisioner merupakan yang baru terpilih. Banyak pihak yang meragukan independensi KPU Tapanuli Utara dalam Pilkada tahun 2008 yang lalu dan melakukan keberpihakan kepada salah satu pasangan calon, yang disinyalir menguntungkan salah satu pasangan calon dan Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara merugikan pasangan calon lainnya. Stigma keberpihakan tersebut semakin besar bersamaan dengan adanya Putusan MK yang memerintahkan pemungutan suara ulang di 14 empat belas kecamatan dari 15 lima belas kecamatan yang ada di Kabupaten Tapanuli Utara. Hal ini karena dalam amar putusannya, MK menyebutkan bahwa telah terjadi pelanggaran yang dilakukan KPU Tapanuli Utara yang mempengaruhi perolehan suara. 117 Namun sebenarnya jika putusan MK tersebut dicermati, bahwa tidak ada disebutkan tindakan KPU Tapanuli Utara yang menguntungkan salah satu pasangan calon dan merugikan pasangan calon lainnya. Tetapi yang disebutkan adalah tindakan pelanggaran yang mempengaruhi perolehan suara. Dalam hal ini perolehan suara yang “terpengaruh” bisa saja terhadap pasangan calon yang dinyatakan sebagai calon terpilih dan bisa juga terhadap pasangan calon lainnya, sehingga MK berkesimpulan diperlukan upaya perbaikan melalui pemungutan suara ulang. 118 Dalam melakukan tugas sebagai penyelenggara Pilkada, KPU Tapanuli Utara sudah melakukannya sesuai aturan yang ada, dan telah memperlakukan semua peserta pasangan calon secara adil dan setara. 119 117 Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 49PHPU.D-VI2008, tanggal 16 Desember 2008 hal. 106-107. 118 Ibid, hal. 107. 119 Wawancara dengan Lambas JJ. Matondang 43, Anggota KPU Tapanuli Utara, tanggal 28 September 2011, di Kecamatan Tarutung. Tetapi menjadi dilematis bagi komisioner KPU Tapanuli Utara karena salah satu pasangan calon adalah incumbent. Sebagai kepala daerah, terhadap Bupati Torang Lumbantobing, sejatinya komisioner KPU Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Tapanuli Utara lebih sering bertemu yang terkait dengan garis koordinasi antara jajaran KPU Tapanuli Utara dan pemerintah daerah dibandingkan dengan pasangan calon lainnya. Hal ini menempatkan posisi penyelenggara dalam keadaan yang “sulit” karena sering kali dituduh telah melakukan “kerjasama”. Persoalan makin banyak yang terkait dengan tuduhan miring kepada komisioner KPU Tapanuli Utara yang mendapat fasilitas dari pemerintah daerah seperti kendaraan dinas, padahal fasilitas tersebut dimungkinkan dalam peraturan yang berlaku. KPU Tapanuli Utara saat itu berada pada posisi yang serba salah, antara menerima atau tidak fasilitas yang diberikan pemerintah daerah walaupun itu tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku. 120 Sebenarnya tidak mungkin KPU Tapanuli Utara melakukan keberpihakan yang dapat merugikan salah satu pasangan calon, yang mungkin dilakukan adalah memberikan kemudahan kepada salah satu pasangan calon untuk mendapatkan data atau informasi. Contohnya adalah, untuk salah satu pasangan calon, jika menurut komisioner KPU Tapanuli Utara sesuatu data atau informasi tertentu perlu, maka meskipun tidak diminta akan diberikan, sedangkan kepada pasangan calon lainnya Hal ini karena ada kecurigan bahwa KPU Tapanuli Utara telah berpihak kepada calon incumbent. 120 Ibid. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara harus diminta terlebih dahulu baru diberikan, dan hal itu masih wajar dan manusiawi sebab komisioner KPU juga mempunyai hak pilih. 121 Namun demikian, disadari atau tidak disadari, bahwa tindakan komisioner KPU Tapanuli Utara Periode 2003-2008, baik secara bersama-sama maupun sendiri- sendiri telah memberikan andil terhadap diulangnya pemungutan suara pada Pilkada Tapanuli Utara tersebut. Hal ini dapat dilihat dari setidaknya 3 tiga hal. Pertama, adalah dengan adanya surat yang dibuat oleh 3 tiga orang komisioner KPU Tapanuli Utara tanggal 21 November 2008 tentang Proses Pilkada Tapanuli Utara, dan ditanda tangani oleh 2 dua orang komisioner, telah menunjukkan adanya friksi atau “ketidak-harmonisan” bagi sesama komisioner KPU Tapanuli, sehingga hal ini menjadi salah satu pertimbangan majelis MK dalam membuat keputusan. 122 Kedua, adalah bahwa sesuai dengan Tahapan dan Jadwal Pilkada yang dibuat KPU Tapanuli Utara, bahwa seharusnya penetapan pasangan calon terpilih dilaksanakan adalah pada rentang waktu tanggal 31 Oktober 2008 hingga 02 November 2008. Tetapi KPU Tapanuli Utara tanggal 02 November 2008 hanya melakukan rekapitulasi perolehan suara sah dan tidak menetapkannya dengan alasan karena kuatnya tekanan dari kelompok pasangan calon yang tidak terpilih. Hal ini merupakan alasan yang tidak sesuai dengan ketentuan atau peraturan yang ada, 121 Wawancara dengan Ir. Roy Mangotang Sinaga 60, calon Bupati, tanggal 14 September 2011, di Kecamatan Tarutung 122 Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 49PHPU.D-VI2008, hal. 18. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara karena seharusnya pada kurun waktu tersebut KPU Tapanuli Utara tetap menetapkan pasangan calon terpilih. Ketiga, adalah surat undangan Nomor 2051KPU-TUXI2008 tanggal 17 Nopember 2008 dengan agenda rapat pleno penetapan pasangan calon terpilih Bupati dan Wakil Bupati Tapanuli Utara yang seyogyanya diadakan tanggal 18 Nopember 2008. Undangan ini bagi 3 tiga orang komisioner KPU Tapanuli Utara dinilai tidak sesuai ketentuan yang berlaku. Hal ini karena bagi mereka undangan rapat pleno harus disampaikan 3 tiga hari sebelumnya sesuai dengan Undang-undang nomor 22 tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilu, sehingga hal ini memperpanjang rentetan penundaan penetapan. Hal ini juga menjadi salah satu pertimbangan majelis MK. 123 123 Ibid. hal. 49. 4.6 Keunggulan Pasangan Torang LumbantobingBangkit Parulian Silaban, SE 4.6.1 Modal Politik Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Pada uraian sebelumnya telah disebutkan bahwa modal politik menjadi sangat sentral bagi semua pasangan calon. Dapat dipastikan bahwa jika modal politik tidak baik maka hasilnya juga tidak baik. Dalam tulisan ini, faktor-faktor yang digolongkan sebagai modal politik adalah dukungan partai politik, kinerja tim sukses, dan kampanye.

4.6.1.1 Dukungan Partai Politik

Pilkada Kabupaten Tapanuli Utara tahun 2008 dan 2009 lalu telah menghasilkan pasangan Torang Lumbantobing dan Bangkit Parulian Silaban, SE sebagai pasangan calon terpilih. Terpilihnya pasangan ini tidak terlepas dari dukungan partai politik. Dukungan yang diberikan partai politik dapat dimulai dari proses pencalonan sampai ke dalam upaya memenangkan pasangan calon tersebut. Jauh sebelum pelaksanaan Pilkada, para bakal calon kepala daerahwakil kepala daerah sudah “berebut” mendapatkan dukungan partai politik. Apalagi karena dukungan partai politik ini menjadi satu-satunya syarat untuk dapat mencalonkan diri sebagai kepala daerahwakil kepala daerah sebelum disahkannya Undang-undang Nomor 12 tahun 2008 tanggal 28 April 2008. Dukungan partai politik ini bukan hanya diberikan kepada kader partai politik, karena orang-orang yang bukan kader partai politik nyatanya juga bisa “membeli” dukungan partai politik ketika hendak mencalonkan diri sebagai kepala daerah Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara danatau wakil kepala daerah. Bahkan ada kalanya kader partai politik tertentu yang mencalonkan diri sebagai kepala daerah atau wakil kepala daerah justru dicalonkan oleh partai politik lain, dan partai politiknya mencalonkan kader yang lain pula. Torang Lumbantobing dan Bangkit Parulian Silaban, SE, selain merupakan kader yang masing-masing didukung dan dicalonkan oleh partai mereka Torang dari Partai Golkar dan Bangkit dari PDIP, juga didukung oleh beberapa partai lainnya, yaitu PBSD, PKB dan PKPB. Dari hasil pemungutan suara pada Pilkada 27 Oktober 2008 dan pemungutan suara ulang 13 Pebruari 2009, diperoleh perbandingan hasil dengan persentase perolehan suara gabungan partai politik pada Pemilu 2004 seperti dalam tabel berikut: Tabel 26. Perbandingan Perolehan Suara Gabungan Partai Politik Pendukung Pasangan Calon Dengan Perolehan Hasil Pada Pilkada Kab. Tapanuli Utara Tahun 2008-2009 No Calon Kepala Daerah Persentase Persentase Persentase Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Dan Wakil Kepala Daerah Perolehan Suara Gabungan Partai Politik Pada Pemilu 2004 Perolehan Suara Pada Pilkada 27 Oktober 2008 Perolehan Suara Pada Pilkada Ulang 13 Pebruari 2009 1. Torang Lumbantobing dan Bangkit Parulian Silaban, SE 49,01

34.13 38.62

2. Ir. Roy Mangotang Sinaga dan Ir. Djudjung Pangondian Hutauruk Calon Perseorangan 14.85 16.18 3. Samsul Sianturi dan Drs. Frans Anthony Sihombing, MM 19,53 23.27 29.21 4. Ir. Sanggam Hutapea, MM dan Ir. Londut Silitonga, MM 18,78 14.97 11.51 5. Drs. Wastin Siregar dan Ir. N. Soaloon Silitonga, MBA Calon Perseorangan 3.71 1.60 6. Ir. Edward Sihombing dan Drs. Alpa Simanjuntak, MPd 9,56 9.06 2.88 Sumber : KPU Kabupaten Tapanuli Utara Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa persentase perolehan suara gabungan partai politik yang mengusung pasangan calon Torang Lumbantobing dan Bangkit Parulian Silaban, SE pada Pemilu 2004 sebesar 49,01 , tidak sama dengan perolehan suara pada dua kali pelaksanaan pemungutan suara dalam Pilkada yaitu sebesar 34,13 dan 38,62 . Artinya, bahwa bagi pasangan Torang Lumbantobing dan Bangkit Parulian Silaban, SE, persentase jumlah dukungan partai politik pada Pemilu 2004 tidak berkolerasi dengan persentase jumlah dukungan mereka dalam Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Pilkada 2008 maupun 2009. Demikian juga dengan pasangan calon lainnya, termasuk pasangan calon perseorangan. Dalam upaya memenangkan pasangan Torang Lumbantobing dan Bangkit Parulian Silaban, SE peranan partai politik pengusung tidak dapat diabaikan karena masing-masing punya peranan tersendiri. Hal ini karena partai-lah yang mengusung mereka sebagai pasangan calon, ini berarti bahwa partai juga ikut bekerja untuk memenangkan mereka melalui jaringan struktur partai yang ada hingga ke desa- desa. 124 Bahkan rakyat melihat bahwa keseriusan saat melakukan proses di internal partai hingga ditetapkan menjadi calon oleh partai tersebut sangat mempengaruhi animo masyarakat. Bagi masyarakat jika sudah lolos sebagai calon dari suatu partai politik, maka yang bersangkutan benar-benar sudah layak sebagai kepala daerah atau wakil kepala daerah. 125 Peranan partai politik ini menjadi sangat dominan dan mutlak adalah pada awal proses yaitu pada tahapan pencalonan. Sebab selanjutnya “bendera” partai hampir tidak kelihatan lagi karena yang bekerja adalah tim sukses. Partai politik seakan-akan hanya dijadikan sebagai “kendaraan” politik yang merupakan “tiket” dalam mendaftar sebagai pasangan calon ke KPU Tapanuli Utara. 126 124 Wawancara dengan F.L. Fernando Simanjuntak, SH. MH 43, ketua tim sukses pasangan Torang Lumbantobing dan Bangkit Parulian Silaban, SE, tanggal 04 Oktober 2011, di Tarutung. 125 Wawancara dengan Berto Pasaribu, op.cit, wawancara dengan Chasles Silaban, S.Sos 40, aktivis NGO tanggal 11 September 2011 di Kecamatan Siborongborong, dan wawancara dengan Adriani Siahaan 46, AkademisiPembantu Rektor I, UNITA, tanggal 26 September 2011, di kecamatan Siborongborong. Hal ini karena 126 Wawancara dengan Apul PurbaOp. Garuda 66, Tokoh Masyarakat Kecamatan Pagaran, tanggal 10 September 2011, di Tarutung, wawancara dengan Charles Silaban, op.cit, wawancara dengan Berto Pasaribu, Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara setelah selesainya tahapan pencalonan, maka yang bekerja adalah tim sukses, tetapi tim sukses tersebut adalah juga terdiri dari unsur-unsur partai dan dipadu dengan unsur-unsur non partai sehingga kesannya bahwa hanya tim sukses lah yang bekerja, padahal partai juga bekerja tetapi dalam satu wadah bernama tim sukses. 127

4.6.1.2 Kinerja Tim Sukses

Terlepas dari pengaruh unsur partai dan non partai yang tergabung dalam tim sukses, jika dibandingkan dengan dukungan gabungan partai politik masing-masing pasangan calon, maka dukungan gabungan partai politik pasangan Torang Lumbantobing dan Bangkit Parulian Silaban, SE merupakan dukungan yang terbesar, baik jika dilihat dari akumulasi perolehan suara sah maupun akumulasi jumlah perolehan kursi DPRD. Pasangan Torang Lumbantobing dan Bangkit Parulian Silaban, SE, dalam pencalonan memperoleh dukungan 49,01 jika dilihat berdasarkan gabungan perolehan suara sah partai politik pendukung. Sedangkan jika dilihat berdasarkan gabungan perolehan kursi partai politik pendukung, pasangan tersebut memperoleh 53,33 dukungan, dan dukungan ini lebih besar dibanding dukungan terhadap pasangan calon lainnya. op.cit, dan wawancara dengan Sofian Simanjuntak 47, tim sukses tidak resmi pasangan Ir. Sanggam Hutapea, MM dan Ir. Londut Silitonga, MM, yang pada saat wawancara, Sofian mengakui bahwa kapasitasnya adalah sebagai Saksi Independen di MK pada sengketa Pilkada Tapanuli Utara. 127 Wawancaca dengan F.L. Fernando Simanjuntak, op.cit. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Berbeda dengan partai politik yang kehadirannya sudah diperebutkan jauh sebelum pencalonan pasangan calon, kehadiran tim sukses ini biasanya dibentuk menjelang diadakannya Pilkada. Tim sukses Pilkada dapat berasal dari partai politik pendukung tetapi juga dapat berasal dari luar partai politik pendukung atau kombinasi keduanya. Dalam menghadapi Pilkada tahun 2008 dan yang diulang tahun 2009, pasangan Torang Lumbantobing dan Bangkit Parulian Silaban, SE membentuk tim sukses yang berasal dari partai politik dan dari luar partai politik. Tokoh masyarakat yang bukan kader partai “dirangkul” menjadi bagian dari tim suksesnya. Tim sukses pasangan Torang Lumbantobing dan Bangkit Parulian Silaban, SE ini dibentuk berjenjang. Tim sukses induk dibentuk di Kabupaten, dan masing- masing membawahi tim sukses tingkat kecamatan, selanjutnya tim sukses kecamatan membawahi tim sukses desa yang bekerja hingga wilayah Tempat Pemungutan Suara TPS. Tim sukses yang berasal dari masing-masing partai politik pendukung dan beberapa tokoh masyarakat yang bukan kader partai ini melakukan sosialisasi dan kampanye ke masyarakat. 128 Tim Sukses ini bekerja mencari dukungan dengan berbagai macam cara. Ada yang mendatangi calon pemilih dari rumah ke rumah, ada yang menghadiri berbagai Tim sukses ini melakukan pendekatan kepada masyarakat untuk meraih dukungan dan memilih pasangan tersebut. 128 Ibid. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara undangan yang diberikan oleh masyarakat kepada pasangan calon, ada yang menyiapkan bahan kampanye, ada yang menyiapkan dukungan logistik, dan berbagai peranan lainnya. Dalam pelaksanaannya, tim sukses ini juga mempunyai fungsi yang berbeda- beda. Ada yang mensosialisasikan keberhasilan yang sudah pernah diraih oleh pasangan calon, karena Torang Lumbantobing adalah calon incumbent, dan ada juga yang menyampaikan janji politik pasangan calon jika terpilih menjadi bupati dan wakil bupati Tapanuli Utara nantinya. Dengan berbagai upaya yang dilakukan tim sukses ini, masyarakat sebagai calon pemilih menjadi lebih mengenal Torang Lumbantobing dan Bangkit Parulian Silaban, SE secara lebih jelas. Berbeda dengan tim sukses pasangan calon yang lain, tim sukses pasangan calon ini tidak pernah menceritakan ataupun memberitahukan keburukan pasangan yang lain, bahkan meskipun tim sukses pasangan yang lain melakukan black campaign, mereka tidak pernah membalasnya bahkan meminta para simpatisan dan pendukung pasangan Torang Lumbantobing dan Bangkit Parulian Silaban, SE untuk tetap menjaga kekondusifan Tapanuli Utara dan tidak melakukan hal yang sama. 129 129 Wawancara dengan Darwin Manullang 38, aktivis NGOKSPPM, tanggal 14 Oktober 2011, di Siborongborong. Tindakan tim sukses ini menambah simpati masyarakat karena tidak mau terpancing Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara oleh isu-isu negatif yang disampaikan oleh tim sukses pendukung pasangan calon lainnya. 130 Menjelang pemungutan suara, masing-masing pasangan calon pada Pilkada Tapanuli Utara, juga melakukan kampanye. Tetapi sebenarnya, jauh sebelum pelaksanaan tahapan resmi Pilkada sesuai dengan keputusan KPU Tapanuli Utara,

4.6.1.3 Kampanye

Sudah menjadi kebiasaan dan sesuai dengan tahapan Pilkada, sebelum berlangsungnya pemungutan suara, masing-masing pasangan calon diberikan kesempatan melakukan kampanye yang dimaksudkan untuk menyampaikan visi dan misi serta program kerjanya kepada calon pemilih. Sebagaimana disebutkan dalam bab terdahulu, dalam Pilkada, kampanye merupakan bentuk kegiatan yang dilakukan oleh pasangan calon danatau tim kampanyejuru kampanye untuk meyakinkan para pemilih dalam rangka mendapatkan dukungan sebesar-besarnya dengan menawarkan visi, misi dan program pasangan calon. Kampanye umumnya dilakukan dengan slogan, pembicaraan, barang cetakan, penyiaran barang rekaman berbentuk gambar atau suara, dan simbol-simbol. 130 Wawancara dengan Martua Situmorang 56, Tokoh masyarakat Tarutung Ketua Yayasan Parade Guru dan Wakil Ketua Dewan Pendidikan Tapanuli Utara, tanggal 10 September 2011, di Tarutung. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara masing-masing pasangan calon sudah melakukan sosialisasi dan kampanye hampir ke seluruh pelosok Kabupaten Tapanuli Utara. Menghadapi kontes Pilkada langsung ini, masing-masing pasangan calon mempersiapkan program kerjanya untuk ditawarkan kepada calon pemilih dalam ajang kampanye. Demikian juga dengan pasangan Torang Lumbantobing dan Bangkit Parulian Silaban, SE. Bagi pasangan Torang Lumbantobing dan Bangkit Parulian Silaban, SE program kerja tersebut dikemas dalam bentuk Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran. 131 1. Menempatkan fungsi pertanian sebagai andalan perekonomian yang didukung sektor agroindustri, industri pariwisata, agro forestry, pertambangan dan energy. Adapun Visi pasangan Torang Lumbantobing dan Bangkit Parulian Silaban, SE adalah “Mewujudkan Kemakmuran Masyarakat Berbasis Pertanian di Kabupaten Tapanuli Utara“. Untuk mewujudkan Visi ini, pasangan Torang Lumbantobing dan Bangkit Parulian Silaban, SE menetapkan Misi sebagaimana berikut: 2. Mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas dan handal melalui pembangunan pendidikan dan kesehatan. 3. Meningkatkan mutu dan jangkauan infrastruktur termasuk rehabilitasi infrastruktur yang rusak jalan, jembatan, air bersih, irigasi, pengembangan saranaprasarana bandar udara, dermaga danau dan lain sebagainya. 4. Menciptakan iklim yang kondusif dan dinamis, bagi terjadinya kesatuan dan persatuan serta keberlangsungan roda pembangunan. 5. Terciptanya pemerintah yang bersih, inovatif dan kreatif good governance bagi terjaminnya peningkatan pelayanan kepada masyarakat. 131 Penjabaran lebih rinci dari Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran pasangan Torang Lumbantobing dan Bangkit Parulian Silaban, SE dapat dilihat pada Perda Kabupaten Tapanuli Utara Nomor 09 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2010-2014. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Adapun tujuan dari penetapan visi dan misi pasangan Torang Lumbantobing dan Bangkit Parulian Silaban, SE tersebut adalah : 1. Meningkatkan produktifitas dan produksi serta daya saing kegiatan usaha pertanian, perikanan, peternakan, perkebunan, kehutanan, industri kecil, pariwisata dan pertambangan. 2. Mendorong peningkatan investasi dan pemanfaatan sumber daya yang memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif untuk pemenuhan kebutuhan pasar lokal, regional dan ekspor. 3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan serta kesehatan. 4. Meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur. Sedangkan Sasaran yang hendak dicapai oleh pasangan Torang Lumbantobing dan Bangkit Parulian Silaban, SE adalah : 1. Meningkatkan daya saing, produktifitas dan produksi usaha pertanian, perikanan, peternakan, perkebunan, kehutanan, industri kecil, peristiwa dan pertambangan dalam upaya meningkatkan pendapatan petanimasyarakat. 2. Meningkatkan kegiatan sektor pertanian dalam arti luas dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan dan sekaligus menunjang kegiatan perindustrian terutama agroindustri. 3. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi kerakyatan melalui peningkatan produktivitas masyarakat, bantuansubsidi pengolahan lahan, penyedian bibit- bibit tanaman bermutu dan bantuan permodalan yang lebih difokuskan dalam upaya menekanmengurangi jumlah pendudukan miskin. 4. Meningkatnya kemampuan dan peran BUMD, koperasi dan lembaga keuangan lainnya dalam menunjang kegiatan perekonomian. 5. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui peningkatan akses pemerataan pada mutu pelayanan sosial dasar, terutama pendidikan dan kesehatan dengan perhatian yang lebih prioritas kepada penduduk yang kurang mampu atau penduduk miskin. 6. Melakukan percepatan pembangunan daerah khususnya masyarakat di wilayah tertinggal melalui pembangunan infrastruktur dengan penekanan prioritas pada pemulihan sarana dan prasarana yang sudah ada. 7. Mendorong masuknya arus investasi baru ke daerah dengan meningkatkan saranaprasarana yang dibutuhkan serta kemudahan prosedur dan tata cara penanaman modal. 8. Peningkatan penyediaan air baku guna memenuhi kebutuhan pertanian, rumah tangga, industri dan lain-lain, meningkatkan pembangunan, perbaikan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pengendalian banjir dan pengamanan Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara terhadap daya rusak air, meningkatkan fungsi jaringan irigasi dalam rangka mendukung ketahanan pangan serta meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan irigasi dan sumber daya air. 9. Melanjutkan peningkatan pembangunan jalan, prasarana irigasi dan air bersih serta mendorong pembangunan prasarana lainnya yang bersifat strategis seperti bandara Silangit, lanjutan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi, pengadaan dan peningkatan fasilitas dermaga danau di Kecamatan Muara dan peningkatan daya dukung wisata di objek wisata lain, yaitu Salib Kasih dan Huta Ginjang. 10. Mendorong tumbuhnya kunjungan wisatawan lokal maupun manca negara ke objek- objek wisata melalui peningkatan fasilitas prasarana dan sarana, serta penyuluhan kepada masyarakat, pengusaha dan organisasi-organisasi profesi yang terkait dengan pengembangan sektor wisata. 11. Memulihkan sumber daya alam dan lingkungan hidup yang rusak, mencegah dan menjaga dari kerusakan yang lebih parah, serta mendorong keterlibatan masyarakat luas untuk menjaga kelestarian lingkungan, peningkatan keindahan kota dan penerapan pembangunan yang berwawasan lingkungan hidup. 12. Peningkatan peran serta masyarakat dan organisasi kemasyarakatan, serta peningkatan kualitas bidang-bidang kehidupan lainnya guna mendorong terciptanya iklim yang kondusif. 13. Melakukan terus upaya terciptanya good governance dengan dukungan aparatur yang bersih dan berwibawa. Program kerja yang merupakan janji politik, yang ditawarkan dalam kampanye tersebut sejatinya merupakan janji politik yang dijadikan calon pemilih sebagai bekal dalam menentukan pilihannya. Idealnya program kerja yang ditawarkan masing-masing pasangan calon merupakan tolok ukur dalam menentukan seperti apa kira-kira kelak kinerja pasangan calon tersebut. Namun hal tersebut tidak terjadi pada pemilih Pilkada di Tapanuli Utara tahun 2008 dan 2009 yang lalu, termasuk bagi para pendukung Torang Lumbantobing dan Bangkit Parulian Silaban, SE. Mereka tidak menjadikan materi kampanye yang disajikan secara formal dan ilmiah tersebut sebagai dasar untuk menetapkan pilihannya, bahkan mereka tidak Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara mengetahui apa tawaran program yang diajukan pasangan ini kelak ketika menjadi bupati dan wakil bupati. Semua materi kampanye yang disampaikan pasangan calon tanpa melihatnyapun, dianggap sudah baik bahkan sangat sempurna, karena materi kampanye tersebut dalam pembuatannya melibatkan berbagai ahli yang faham tentang itu. 132 Materi kampanye umumnya disusun dalam naskah yang ilmiah dan sulit dipahami masyarakat awam, mereka lebih faham dengan bahasa-bahasa yang sederhana yang disampaikan secara lisan yang membuat mereka lebih tertarik, apalagi jika disampaikan lewat bahasa ibu. 133 Umumnya masyarakat lebih tertarik dengan slogan singkat yang menjadi ikon pasangan calon. Marhobas tu rakyat, singkop ulaonna, tingkos janjina mengabdi untuk rakyat, bagus kinerjanya, tepat janjinya merupakan slogan pasangan calon Torang Lumbantobing dan Bangkit Parulian Silaban, SE, yang sangat bagus dan menarik bagi masyarakat, sehingga mendukungnya. 134 Para pemilih yang mendukung pasangan calon, termasuk pendukung Torang Lumbantobing dan Bangkit Parulian Silaban, SE tidak memperhatikan materi Hal ini karena kalimat tersebut sangat “menyentuh” perasaan hati para calon pemilih. Dalam tatanan kehidupan masyarakat Batak, marhobas dapat dimaknai sebagai sikap yang “rendah hati”, tidak memposisikan diri sebagai “pimpinan”, tetapi sebagai “pengabdi” atau “pekerja”. 132 Wawancara dengan Apul Purba, op.cit, dan wawancara dengan Darwin Manullang, op.cit. 133 Wawancara dengan Torang Manalu 43, Sekretaris Tim Sukses pasangan Samsul Sianturi dan Drs. Frans A. Sihombing, MM, tanggal 13 Oktober 2011, di Tarutung. 134 Wawancara dengan Charles Silaban, op.cit, juga wawancara dengan Apul Purba, op.cit, serta wawancara dengan Alkari Purba 54, PNS dan Tokoh Masyarakat Etnis Simalungun Tarutung, tanggal 12 September 2011, di Tarutung. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara kampanye yang disajikan secara ilmiah tersebut. Mereka lebih cenderung mencari tahu rekam jejak calon yang bersangkutan, mencari tahu seperti apa kinerjanya sebelum mencalonkan diri, singkatnya mereka mempelajari dan mencari tahu seperti apa masa lalunya. 135 Para pendukung Torang Lumbantobing dan Bangkit Parulian Silaban, SE juga tidak menjadikan materi kampanye tersebut sebagai bekal dalam menetapkan pilihannya, mereka lebih melihat bahwa Torang Lumbantobing adalah seorang calon yang sudah banyak berbuat untuk Tapanuli Utara dan kelak jika terpilih tentu akan melanjutkannya. Sejak menjadi Ketua DPRD Tapanuli Utara dan pada masa jabatannya sebagai Bupati Tapanuli Utara periode pertama, Torang sudah banyak berbuat untuk kemajuan Tapanuli Utara, sementara pasangan calon lainnya belum tahu seperti apa nantinya. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya pembangunan infrastruktur, khususnya jalan ke desa-desa, sehingga desa yang dulunya sangat terisolir, tidak dapat dilalui kendaraan roda dua, tetapi sekarang sudah dapat dilalui kendaraan roda dua bahkan roda empat, sehingga sangat membantu masyarakat dalam mengangkut hasil-hasil pertaniannya. Dari pengetahuan tentang rekam jejak tersebutlah mereka menentukan apakah mendukung atau tidak mendukung pasangan calon tertentu. 136 Pengetahuan tentang rekam jejak atau perbuatan yang sudah pernah dilakukan Torang Lumbantobing dan Bangkit Parulian Silaban, SE ini diketahui oleh 135 Wawancara dengan Muslim Simorangkir 40, Tokoh Agama Islam Tarutung, tanggal 05 Oktober 2001, di Tarutung 136 Wawancara dengan Apul PurbaOp. Garuda, op.cit, dan wawancara dengan Drs. Marudut Situmorang 53, AkademisiMantan Pembantu Ketua I Sokolah Tinggi Agama Kristen Protesntan Negeri STAKPN, Tarutung, tanggal 13 September 2011, di Kecamatan Sipoholon. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara para calon pemilih berkat adanya kampanye yang dilakukan oleh pasangan tersebut atau tim suksesnya. Dengan demikian, bukan berarti kampanye yang dilakukan tersebut yang tidak bermanfaat atau yang tidak mempengaruhi keterpilihan mereka, tetapi yang tidak mempengaruhi adalah materi kampanye yang disajikan secara formal dan ilmiah, sementara kampanye keberhasilan yang telah pernah dilakuka n sangat efektif dalam mempengaruhi keterpilihan pasangan tersebut. Sebab berkat kampanye itulah para pendukung atau calon pemilih dapat mengetahui lebih dekat tentang mereka.

4.6.2 Modal Sosial

Sebagaimana disebutkan di atas, bahwa modal sosial adalah berkaitan dengan bangunan relasi dan kepercayaan trust yang dimiliki oleh pasangan calon dengan masyarakat yang memilihnya. Termasuk di dalamnya adalah sejauh mana pasangan calon itu mampu meyakinkan para pemilih bahwa mereka itu memiliki kompetensi untuk memimpin daerahnya dan memiliki integritas yang baik. Suatu kepercayaan tidak akan tumbuh begitu saja tanpa didahului oleh adanya perkenalan. Tetapi, keterkenalan atau popularitas saja kurang bermakna tanpa ditindaklanjuti oleh adanya integritas. Modal sosial adalah bagian dari apa yang harus dimiliki oleh seorang calon pemimpin. Dalam Pilkada Tapanuli Utara tahun 2008 dan tahun 2009 yang lalu, modal sosial yang dimiliki masing-masing pasangan calon memiliki makna yang sangat Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara penting. Melalui modal sosial yang dimiliki, para pemilih bisa melakukan penilaian apakah pasangan yang ada itu benar-benar layak untuk dipilih atau tidak. Seseorang dikatakan memiliki modal sosial, berarti calon itu tidak hanya dikenal oleh masyarakat Tapanuli Utara, melainkan juga diberi kepercayaan untuk memimpin Tapanuli Utara hingga 5 lima tahun. Dalam tulisan ini, faktor-faktor yang digolongkan sebagai modal sosial adalah rekam jejak, peranan tokoh agama dan tokoh masyarakat, dukungan media massapers, dan primordial faktor marga.

4.6.2.1 Rekam Jejak

Torang Lumbantobing, yang berpasangan dengan Bangkit Parulian Silaban, SE memiliki modal sosial yang relatif lebih baik dibandingkan dengan pasangan calon lainnya. Hal ini karena Torang pernah menjabat sebagai ketua DPRD Kabupaten Tapanuli Utara selama satu periode 1999-2004 dan Bupati Tapanuli Utara 2004-2009. Selama menduduki kedua jenis jabatan tersebut, Torang sudah cukup dikenal masyarakat Tapanuli Utara dan sudah banyak berbuat untuk kemajuan masyarakat Tapanuli Utara. 137 137 Wawancara dengan F.L. Fernando Simanjuntak, op.cit. Tetapi dalam setiap kesempatan bertemu dengan masyarakat, Torang senantiasa memposisikan dirinya sebagai orang lemah yang penuh dengan kekurangan yang membutuhkan pengampunan dan bimbingan dari Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Tuhan yang acapkali disuarakan dengan melantunkan lagu. 138 Jauh sebelum pelaksanaan Pilkada Tapanuli Utara bahkan masih sewaktu menjabat Ketua DPRD Tapanuli Utara, Torang sudah sering “turun” dan berkunjung ke desa-desa. Kunjungan ke desa-desa ini bagi Torang merupakan momen penting untuk mengetahui secara langsung kondisi masyarakat yang ada di pedesaan sehingga dapat melakukan upaya yang lebih tepat untuk meningkatkan kehidupan mereka. Torang berkeinginan agar masyarakat tidak mengalami “kepahitan hidup” seperti yang dia alami dulunya. Dari berbagai kunjungan yang Torang lakukan, dia melihat ternyata masih banyak masyarakat yang mengalami kepahitan hidup seperti yang dia alami dulunya, bahkan menurutnya jumlahnya jauh lebih besar dari yang dia perkirakan. Cara ini sangat menyentuh perasaan masyarakat dan mampu menarik simpati terhadap pencalonannya dan semakin menambah dukungan dari calon pemilih. 139 Selama masa jabatannya sebagai Ketua DPRD Tapanuli Utara dan sebagai Bupati Tapanuli Utara pada periode pertama, dari 252 desakelurahan yang ada di Tapanuli Utara, hanya satu desa lagi yang belum pernah dikunjungi Torang, yaitu Desa Hutajulu Balik Kecamatan Parmonangan. Kunjungan ke desa ini tentu merupakan modal sosial yang sangat baik yang dimiliki oleh Torang. Hal ini karena hampir semua masyarakat Tapanuli Utara sudah mengenalnya. Kedekatannya 138 Wawancara dengan Pdt. Nelson F. Siregar, S.Th 59, Tokoh AgamanKepala Departemen Diakonia HKBP, tanggal 03 Oktober 2011, di Kecamatan Tarutung. 139 Wawancara dengan Torang Lumbantobing, op.cit. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara dengan masyarakat bukan hanya sekedar ditunjukkan dengan mengunjungi desanya, tetapi Torang juga sering menginap di rumah penduduk di desa yang sedang dikunjunginya dan berdiskusi dengan mereka untuk memberikan masukan dalam upaya memperbaiki taraf hidupnya. 140 Banyak jalan desa yang dulunya masih “tanah merah” karena belum mendapat pengerasan batu atau aspal tetapi sekarang sudah mendapat pengerasan danatau di aspal. Bahkan terdapat 164 km jalan desa yang baru dibuka yang dulu merupakan jalan setapak, sekitar 100 km di antaranya sudah mendapat pengerasan batu dan 48 km sudah diaspal. Selain itu, selama masa pemerintahan Torang Lumbantobing periode pertama, masyarakat merasakan banyak pembangunan yang mampu mendorong bangkitnya perekonomian mereka. Selain perawatan dan peningkatan sarana dan prasarana yang sudah ada, sedikitnya terdapat 30 tiga puluh desa terisolir yang tersebar di 12 kecamatan dari 15 kecamatan yang ada, yang sudah dapat dilalui kendaraan roda dua yang dulu hanya dapat ditempuh dengan berjalan kaki karena melewati sungai dan jalan setapak. Bahkan sebanyak 22 dua puluh dua desa di antaranya sudah dapat dilalui kendaraan roda empat. 141 140 Ibid 141 Diolah dari data Dinas Pekerjaan Umum PU Kabupaten Tapanuli Utara dan Bagian Pengendalian Program Pengram Kabupaten Tapanuli Utara 2011. Sehingga banyak masyarakat yang merasakan bahwa baru kali inilah mereka “merdeka” karena baru semasa pemerintahan Torang inilah keterisoliran desa mereka “terbuka”. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Karena sudah mengetahui rekam jejak pasangan calon khususnya Torang Lumbantobing, meskipun pasangan lain atau tim sukses pasangan lain melakukan black campaign dengan menyebut beberapa kekurangan Torang Lumbantobing seperti melakukan korupsi, melakukan KKN, dan hanya berpendidikan SLTA, tetapi hal tersebut tidak membuat pendukungnya merubah pilihan. Bahkan mereka beranggapan bahwa itu hanyalah upaya menjelek-jelekkan karena tidak benar bahwa Torang Lumbantobing melakukannya. Bagi mereka, jika Torang Lumbantobing benar melakukan korupsi maka sudah di penjaralah tempatnya. Bagi mereka juga tingkat pendidikan bukanlah ukuran kemampuan dalam memimpin, hal ini karena mereka sudah melihat dan merasakan sendiri kinerja yang dilakukan Torang Lumbantobing sebelumnya. 142 Torang Lumbantobing, bagi para pendukungnya, juga merupakan seorang sosok pengayom, yang mampu menempatkan dirinya sebagai pemimpin bagi semua kalangan tanpa membedakan agama dan suku. Meski Tapanuli Utara mayoritas penduduknya beragama Protestan dan etnis Batak Toba, tetapi Torang senantiasa merangkul kelompok “minoritas” lainnya. Torang tidak hanya mau berkunjung dan memberikan bantuan ke gereja, tetapi juga mengunjungi dan memberikan bantuan ke mesjid. 143 142 Wawancara dengan Alkari Purba, op.cit, dan wawancara dengan Darwin Manullang, op.cit. 143 Wawancara dengan Muslim Simorangkir, op.cit. Torang juga tidak hanya menempatkan etnis Batak Toba dan yang beragama Protestan sebagai pejabat di pemerintahannya, tetapi juga dari etnis dan Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara beragama lain. 144 Hal ini membuat stabilitas dan keharmonisan di Tapanuli Utara senantiasa kondusif. 145 Keadaan ini menurut para pendukungnya merupakan hal yang sangat perlu dipertahankan, karena sudah ada bukti nyata yang belum tentu mereka dapatkan atau rasakan jika estapet kepemimpinan beralih kepada orang lain. 146 Berbeda dengan Torang Lumbantobing, pasangannya Bangkit Parulian Silaban, SE, mendapat dukungan dari masyarakat karena mereka menilai orang tuanya adalah seorang tokoh masyarakat yang semasa hidupnya telah banyak berbuat baik untuk masyarakat banyak, sehingga anaknya layak didukung. 147 Pada saat itu ketokohan orang tuanya cukup populer, dengan menyebut TPS partangki, orang sudah banyak yang mengenalnya TPS adalah singkatan nama ayahnya, Tumpal Pardamean Silaban, sedangkan partangki maksudnya adalah pengusaha SPBU. Dang dao tubis sian bonana 148 Kepopulerannya Bangkit tidak terlepas dari ketokohan ayahnya, yang dulu adalah Ketua Lembaga Sisingamangaraja XII di Tapanuli Utara, sebuah yayasan yang didirikan untuk mengenang jasa pahlawan nasional Sisingamangaraja XII. tunas bambu tidak jauh dari pangkalnya, demikian masyarakat mencontohkan Bangkit dengan ketokohan dan kebaikan orang tuanya. 144 Wawancara dengan Alkari Purba, op.cit. 145 Wawancara dengan Pastor Sutarno 57, Tokoh Agama Katolik Tapanuli Utara, tanggal 05 Oktober 2011, di Tarutung. 146 Wawancara dengan Charles Silaban, op.cit. 147 Wawancara dengan Berto Pasaribu, op.cit, wawancara dengan Charles Silaban, op.cit, dan wawancara dengan Adriani Siahaan, op.cit. 148 Biasa digunakan untuk mencontohkan bahwa seorang anak kelakuannya sama atau hampir bersamaan dengan orang tuanya, baik atau buruk. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Masyarakat berpendapat bahwa ketokohan orang tuanya dianggap dimiliki oleh anaknya. Ayahnya dahulu turut berperan mengalihkan pendirian Universitas Sisingamangaraja XII Unita dari rencana di Tarutung atau Sibolga menjadi di Siborongborong, terutama dalam upaya pengadaan tanah untuk lokasi pembangunan kampus. Sekarang Universitas tersebut sangat bermanfaat bagi masyarakat Tapanuli Utara khususnya Kecamatan Siborongborong, selain sebagai tempat “menimba” ilmu, juga karena harga tanah di Desa Parik Sabungan Kecamatan Siborongborong menjadi mahal karena adanya Universitas Sisingamangaraja XII Unita. 149 Pelibatan secara langsung adalah dengan diikutsertakan dalam tim sukses, sedangkan pelibatan secara tidak langsung adalah melakukan peran sebagai tim sukses tetapi tidak terdaftar sebagai tim sukses. Banyak calon pemilih yang

4.6.2.2 Peranan Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat

Dalam upaya memenangkan Torang Lumbantobing dan Bangkit Parulian Silaban, SE, peranan tokoh agama dan tokoh masyarakat tidak dapat diabaikan. Tokoh agama dan tokoh masyarakat ini mempunyai pengaruh terhadap kemenangannya karena baik langsung maupun tidak langsung turut serta dilibatkan melakukan sosialisasi terhadap program-program yang akan dilaksanakan dan keberhasilan yang sudah diraih incumbent. 149 Wawancara dengan Bangkit Parulian Silaban, op.cit, wawancara dengan Berto Pasaribu, op.cit, dan wawancara dengan Adriani Siahaan, op.cit. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara mengetahui lebih jauh tentang Torang Lumbantobing dan Bangkit Parulian Silaban, SE dari para tokoh agama dan tokoh masyarakat sehingga mendukung pasangan tersebut. 150 Umumnya mereka melakukan proses sosialisasi dan kampanye itu secara sukarela dan tanpa diminta karena mereka sudah merasakan apa yang telah diperbuat pasangan calon tersebut terutama calon Bupati yang sudah menjabat satu periode, bahkan tak jarang di antara mereka mengeluarkan uang sendiri sebagai biaya operasionalnya dalam melakukan aktifitas yang terkait dengan upaya pemenangan pasangan Torang Lumbantobing dan Bangkit Parulian Silaban, SE. 151 Namun demikian, tidak semua anjuran tokoh masyarakat maupun tokoh agama yang serta merta dituruti oleh calon pemilih. Sebab kadang-kadang mereka diperhadapkan kepada situasi yang membuat mereka sendiri menjadi bingung dalam menentukan pilihannya. Ada juga tokoh agama atau tokoh masyarakat yang “memberikan” dukungannya kepada lebih dari satu pasangan calon dengan cara mendoakan atau mengkampanyekannya, hal ini sudah pasti membingungkan para jemaat atau masyarakat yang notabene adalah calon pemilih. 152 150 Wawancara dengan Apul Purba, op.cit. 151 Ibid 152 Wawancara dengan Pdt. Nelson F. Siregar, S.Th, op.cit.

4.6.2.3 Dukungan Media MassaPers

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Bagi Torang Lumbantobing, media massapers merupakan “rekan” yang sangat banyak membantu, baik dalam memberikan masukan, memberikan kritikan, memberitakan keberhasilan yang sudah dicapai, maupun memberitakan program- programnya saat kampanye. Tiada hari yang dilalui Torang “tanpa” didampingi oleh pers. 153 “Kedekatannya” dengan pers ini terutama media lokal membuatnya semakin populer karena berita-berita yang terkait dengannya acapkali muncul dalam pemberitaan yang umumnya adalah menyangkut keberhasilan-keberhasilannya. 154 Selama kegiatan kampanye, baik yang dilaksanakan sesuai tahapan KPU maupun yang dilaksanakan jauh sebelumnya, pemberitaan di media ini telah membuat masyarakat semakin mengenalnya, bukan hanya sebagai kepala daerah tetapi juga sebagai calon kepala daerah. 155 Pada Pilkada Tapanuli Utara yang lalu, posisi Torang yang merupakan incumbent sangat strategis, sebab selain mendapat pemberitaan sebagai calon kepala daerah, Torang juga mendapat pemberitaan sebagai kepala daerah yang saat itu sedang memerintah. Sehingga pemberitaan tentangnya relatif lebih sering dibandingkan calon lainnya. Hal ini menimbulkan munculnya kesan bahwa ada keberpihakan media massa saat itu terhadap calon incumbent padahal penyebabnya Dukungan media massa ini sangat penting dalam membangun citra karena dapat dipastikan masyarakat akan sulit mengenal lebih jauh tentang apapun dan tentang siapapun jika tidak didukung peran media. 153 Wawancara dengan Torang Lumbantobing, op.cit. 154 Wawancara dengan Pdt. Nelson F. Siregar, S.Th, op.cit. 155 Wawancara dengan Drs. Marudut Situmorang, M.Pd, op.cit. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara adalah keberadaan Torang yang saat itu merupakan kepala daerah sekaligus sebagai calon kepala daerah. 156 Selain itu, dalam setiap kampanyenya, Torang lebih mengutamakan keikutsertaan pers dari media lokal namun tidak mengabaikan keberadaan media nasional. 157 Hal ini karena diyakini bahwa pers dari media lokal akan lebih menguntungkan baginya karena berita yang akan mereka terbitkan akan dimuat di harian lokal yang otomatis lebih banyak dibaca oleh masyarakat Tapanuli Utara yang merupakan calon pemilih, Artinya bahwa jumlah pers lokal lebih banyak dilibatkan jika melakukan berbagai kegiatan. 158 Selain itu, strategi pendekatan media yang dilakukan Torang sangat menguntungkannya, sebab Torang senantiasa merangkul semua pers, baik pers nasional apalagi pers lokal. Torang tetap “bersahabat” dengan kalangan pers tidak terkecuali pada pers yang mengkritik berbagai kebijakannya, sehingga membuat pers karena jumlah oplah media lokal yang beredar di Tapanuli Utara lebih banyak dan lebih menjangkau desa-desa dibandingkan dengan jumlah oplah media nasional yang relatif lebih sedikit dan jangkauan media nasional yang biasanya hanya dapat ditemukan di beberapa ibu kota kecamatan biasanya jumlah oplahnya antara 25-100 exp, dan biasanya hanya ditemukan di ibu kota Kecamatan Tarutung dan ibu kota Kecamatan Siborong-borong. 156 Wawancara dengan Baringin Lumbangaol 28, Wartawan Harian Seputar Indonesia Sindo, tanggal 07 Desember 2011, di kecamatan Tarutung. 157 Ibid. 158 Wawancara dengan Torang Lumbantobing, op.cit. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara lebih “tertarik” meliput kegiatannya. 159 Banyak pihak mengatakan bahwa di daerah yang masyarakatnya mempunyai struktur marga seperti umumnya masyarakat Tapanuli Utara, faktor marga mempengaruhi dalam menentukan keterpilihan seseorang dalam Pilkada. Marga adalah kelompok kekerabatan yang eksogam dan unilinear, baik secara matrilineal maupun patrilineal. Hal ini secara otomatis membuat pemberitaan tentangnya lebih sering muncul di media terutama media cetak sehingga masyarakat semakin mengenal kiprahnya baik sebagai kepala daerah maupun sebagai calon kepala daerah.

4.6.2.4 Primordial Faktor Marga

160 Dalam sistem kekerabatan suku bangsa Batak, marga dapat diartikan sebagai persekutuan dari orang-orang bersaudara, sedarah, seketurunan menurut garis ayah, yang mempunyai tanah sebagai milik bersama di daerah asal atau tanah leluhur. 161 159 Wawancara dengan Baringin Lumbangaol, op.cit. 160 Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta: Balai Pustaka, 2008, Ed. Ketiga, Cetakan Kelima, hal. 715. 161 Situmenag, Doangsa PL, Dalihan Natolu: Sistem Sosial Kemasyarakatan Batak Toba, Jakarta: Kerabat, 2007, hal.32 Faktor marga ini di daerah Tapanuli Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Toba Samosir, dan Samosir biasanya menjadi sesuatu hal yang diperhitungkan dalam menyusun kombinasi pasangan calon. Demikian juga pada saat akan berlangsungnya Pilkada di Kabupaten Tapanuli Utara tahun 2008 dan 2009 yang lalu. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Pasangan Torang Lumbantobing dan Bangkit Parulian Silaban, SE, merupakan kombinasi 2 dua rumpun marga di Tapanuli Utara yaitu Toga Sihombing dan PGM Punguan Guru Mangaloksa. 162 Kombinasi marga dalam pencalonan pasangan bupatiwakil bupati ini tidak hanya dimiliki oleh pasangan Torang Lumbantobing dan Bangkit Parulian Silaban, SE, tetapi juga dimiliki oleh pasangan calon lainnya. Kombinasi marga ini sangat penting diperhatikan dalam membentuk pasangan calon karena akan menjadi salah satu perhatian bagi pemilih dalam memberikan dukungannya. Rumpun marga Toga Sihombing dan PGM ini merupakan 2 dua rumpun marga yang paling besar di Tapanuli Utara, dan berasal dari 2 dua wilayah, yaitu Toga Sihombing mewakili wilayah Humbang wilayah Siborong-borong dan sekitarnya dan PGM mewakili wilayah Silindung wilayah Tarutung dan sekitarnya. 163 162 Rumpun Marga Toga Sihombing terdiri dari Silaban, Lumbantoruan, Nababan, dan Hutasoit, termasuk Binjori. Rumpun Marga PGM terdiri dari Panggabean, Hutabarat, Hutagalung, Lumbantobing, termasuk Hutapea. 163 Wawancara dengan Apul Purba, op.cit Adapun persentase komposisi marga di Tapanuli Utara dapat dilihat seperti ditunjukkan dalam tabel berikut: Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Tabel 27. 20 Dua Puluh Besar Komposisi Marga Pemilih Tapanuli Utara No Marga Persentase 1. Toga Sihombing Silaban, Lumbantoruan, Nababan, Hutasoit 12,19 2. PGM Panggabean, Hutabarat, Hutagalung, Lumbantobing 12,02 3. Sibagot Ni Pohan Simanjuntak, Siahaan, Pohan, HT. Gaol 7,49 4. Toga Simamora Purba, Manalu, Debataraja 7,14 5. Borbor 7,03 6. Toga Samosir Samosir, Pakpahan, Harianja, Gultom, Pandiangan 6,02 7. Tuan Dibangarna Panjaitan, Silitonga 5,92 8. Toga Naipospos Marbun, Situmeang, Hutauruk, Simanungkalit, Bagariang 4,85 9. Simatupang 4,60 10. Siregar 4,20 11. Silalahi Sabungan Tambunan, Sihaholo, Situngkir 4,07 12. Sitompul 3,29 13. Aritonang 2,94 14. Parna 2,21 15. Sinaga 2,20 16. Sonak Malela Pardede, Marpaung, Simangunsong, Napitupulu 2,04 17. Nainggolan 1,80 18. Sirajaoloan Sihite, Manullang, Bakkara, Sinambela, Sihotang 1,54 19. Sipaet Tua Sibarani, Sibuea, Pangaribuan, Hutahaean, Hutajulu, Aruan 1,07 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 20. Situmorang Situmorang, Siringoringo, Rumapea 1,07 Sumber : Diolah dari Data KPU Tapanuli Utara DPT pemungutan suara ulang Keterangan : Persentase pemakaipemilik marga adalah persentase yang memakaimemiliki marga tersebut secara langsung melekat dengan nama, tidak termasuk suami atau isteri pemakaipemilik marga. Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa rumpun marga Toga Sihombing dan PGM yang merupakan kombinasi marga Torang Lumbantobing dan Bangkit Parulian Silaban, SE terdapat sebesar 24, 21 . Jika digabung dengan rumpun marga masing- masing istri pasangan calon, di mana Tiurma Lumbantoruan, istri Bangkit Parulian Silaban, SE masih satu rumpun marga dengannya, sedangkan Elly Marsaulina Manalu, istri Torang Lumbantobing yang merupakan rumpun marga Toga Simamora, maka terdapat sebesar 31,35 yang termasuk kedalam rumpun marga pasangan tersebut. Dari komposisi marga tersebut, jika dibandingkan dengan perolehan suara pasangan Torang Lumbantobing dan Bangkit Parulian Silaban, SE yang pada Pilkada 27 Oktober 2008 dan pemungutan suara ulang 13 Pebruari 2009 mendapat suara masing-masing sebesar 34,13 dan 38,62 . Persentase perolehan suara yang diraih lebih besar dari komposisi marga yang mereka “miliki”. Berdasarkan komposisi marga pasangan calon, seharusnya pemilih dari struktur marga juga akan lebih menyebar ke pasangan lain yang menyebabkan perolehan pasangan Torang Lumbantobing dan Bangkit Parulian Silaban, SE semakin kecil. Hal ini karena ada pasangan calon lain yang sama rumpun marganya dengan Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara mereka Ir. Sanggam Hutapea, MM satu rumpun marga dengan Torang Lumbantobing; Drs. Frans A. Sihombing, MM dan Ir. Edward Sihombing satu rumpun marga dengan Bangkit Parulian Silaban, SE. Selain itu, kemenangan pasangan calon Torang Lumbantobing dan Bangkit Parulian Silaban, SE bukan hanya terjadi di kecamatan yang mayoritas terdiri dari rumpun marga mereka, tetapi merata di hampir semua kecamatan, kecuali kecamatan Muara, seperti ditunjukkan dalam tabel berikut: Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Tabel 28. Rekapitulasi Per Kecamatan Perolehan Suara Pada Pilkada dan Pemungutan Suara Ulang Di Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2008 dan 2009 No. Kecamatan Nama Pasangan Calon Perolehan Suara Pilkada 27-10-2008

P. Suara Ulang 13-02-2009

1. Tarutung

Dokumen yang terkait

Pemetaan Daerah Pemilihan

0 52 7

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Masyarakat Tidak Menggunakan Hak Pilihnya Pada Pemilihan Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Sumatera Utara Tahun 2013 (Studi Kasus : Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun)

2 62 126

Perilaku Pemilih Dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah Sumatera Utara Tahun 2013 Di Kecamatan Medan Helvetia

0 54 79

Etnisitas Dan Pilihan Kepala Daerah (Suatu Studi Penelitian Kemenangan Pasangan Kasmin Simanjuntak dan Liberty Pasaribu di Kecamatan Balige, Kabupaten Toba Samosir)

3 45 67

Perilaku Memilih Birokrat Dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2010

1 48 200

Political Marketing Partai Politik Dalam Pemilihan Umum Presiden 2009 Di Sumut Studi Kasus: DPD Sumut Partai Demokrat

0 42 107

Pengaruh Isu Politik yang Berkembang Saat Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014 Terhadap Preferensi Politik Pemilih (Studi Kasus: Mahasiswa Universitas Sumatera Utara dan Universitas HKBP Nomennsen)

0 40 170

Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Terjadinya Konflik Antara Empat Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Padang 2008 dengan KPU Kota Padang (Studi Kasus : Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kota Padang 2008).

0 1 8

Proses, Kriteria dan Faktor yang Mempengaruhi Rekrutmen Calon Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Oleh Partai Politik di Kabupaten Pesisir Selatan.

0 0 6

Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Keterpilihan Kepala Daerah Petahana pada Pemilihan Umum Kepala Daerah 2015 - UNS Institutional Repository

0 0 15