Tingkat Pengetahuan Pekerja Pengelasan

risiko rendah paling banyak disebabkan oleh tidak adanya pelatihan sebanyak 19 orang 42.2 dan tidak adanya penghargaan yang diperoleh pekerja dengan junlah pekerja yang berperilaku risiko rendah sebanyak 14 orang 31.1.

5.2. Anteseden Yang Menyebabkan Terjadinya Perilaku Berisiko

5.2.1. Tingkat Pengetahuan Pekerja Pengelasan

Berdasarkan hasil pengolahan kuisioner diperoleh bahwa jumlah pekerja yang berpengetahuan buruk dalam bekerja dan perilaku risiko tinggi sebanyak 0 orang 0. Jumlah pekerja yang berpengetahuan buruk dalam bekerja dan perilaku risiko rendah sebanyak 1 orang 2,2. Jumlah pekerja berpengetahuan baik dalam bekerja dan perilaku risiko tinggi sebanyak 19 orang 42,2. Jumlah pekerja yang berpengetahuan baik dan perilaku risiko rendah sebanyak 25 orang 55,6. Pengetahuan yang dimiliki pekerja las tentang keamanan dan kesehatan kerja di bengkel las meliputi pengetahuan mengenai bahaya, risiko serta manfaat dari berperilaku aman dalam bekerja. Pengetahuan pekerja las tentang perilaku berisiko di bengkel las timbul dengan sendirinya. Pengetahuan itu ada yang diperoleh dari teman, surat kabar dan pengalaman selama bekerja sebagai tukang las. Pekerja las tidak pernah mendapatkan pengetahuan atau pembelajaran tentang risiko bahaya kerja di bengkel las baik oleh pemilik bengkel las maupun oleh instansi lainnya. Walaupun demikian berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa pengetahuan pekerja las tentang risiko bahaya di bengkel las cukup baik dengan perilaku risiko rendah yang lebih dominan dibanding dengan perilaku risiko tinggi. Meskipun pengetahuan pekerja las baik, namun tidak secara otomatis membuat pekerja langsung berperilaku aman dalam bekerja. Hal ini juga terjadi pada Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara pekerja pengelasan di Jalan Mahkamah Medan, dimana berdasarkan pengamatan dan hasil kuisioner diperoleh pekerja sudah cukup mengetahui bagaimana tindakan aman dalam bekerja, namun tetap saja terkadang pekerja melakukan perilaku kerja tidak aman yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja. Pengetahuan merupakan landasan seseorang untuk mengerjakan sesuatu dan berperilaku. Perilaku yang didasarkan pengetahuan akan lebih baik daripada perilaku tidak didasari oleh pengetahuan. Pada penelitian kali ini penilaian dilakukan untuk mengetahui pengetahuan pekerja mengenai manfaat berperilaku kerja aman. Hal yang paling mendasari perilaku berisiko yaitu pengetahuan mereka mengenai manfaat berperilaku aman dalam bekerja. Dalam Notoatmodjo 2005 dinyatakan bahwa pengetahuan sendiri dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun orang lain. Seperti contoh seorang pekerja akan lebih berhati-hati saat menggerinda setelah melihat rekan kerjanya terkena percikan material saat menggerinda besi dikarenakan tindakan tidak aman seperti tidak menggunakan alat pelindung diri. Hal ini yang dapat memberikan tambahan pengetahuan dari pengalaman yang dilihatnya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi 2009 menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan tindakan aman pekerja. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

5.2.2. Peraturan Tentang Tindakan Aman Dalam Bekerja